Wednesday, August 11, 2010

HATI INI TERNYATA MASIH UNTUKMU













- mini diary pemilik cinta sejati -

Setelah sekian lama aku menunggu dan mencarimu, akhirnya aku menemukanmu, tapi sayang tidak pada waktu yang tepat. 
Hari itu 09 april 2010 tepatnya, kita merencanakan pertemuan pertama kita setelah sekian lama. Waktu itu sebenarnya bukan hanya kita berdua yang akan bertemu melainkan bertiga dengan teman lama kita juga. Entah kenapa, saat itu teman kita membatalkan untuk datang. Akhirnya kita habiskan waktu sore sampai malam itu dengan minum kopi berdua dengan bercerita apa saja. Dan malam itu kita berpisah.

Sejak saat itu aku merasakan kembali satu perasaan yang sudah lama hilang dari diriku, suatu perasaan yang sempat padam karena ketidak berdayaanku untuk mempertahankan rasa itu. Hari pun berganti, entah mengapa rasa ini bukannya semakin hilang tetapi semakin indah bertumbuh dalam hatiku.

Satu minggu tlah berlalu, dan kita pun kembali akan bertemu. Seperti halnya pertemuan pertama kita, entah mengapa kejadian itu terulang kembali. Teman-teman kita yang semula akan ikut dalam pertemuan itu membatalkan rencana mereka untuk datang dalam pertemuan itu. Dan kitapun kembali hanya berdua menghabiskan hari itu. Setelah makan siang kita pergi tanpa tujuan pasti mengikuti kemana arah angin berhembus, dan hari itu kita lepaskan semua rasa lelah itu dirumahmu. Kembali tertawa bersama dan bercerita, tentang masa lalu kita, tentang teman kita, tentang situasi kita saat ini, tentang apa yang ada dihati kita dan tentang apa yang kita rasakan. Banyak kata yang mengalir dari bibir kita malam itu.

Saat itu hanya satu pintaku ”jangan biarkan semua ini berlalu, Tuhan” Tapi aku sadar itu satu hal yang tidak mungkin terjadi karena keterbatasan yang ada diantara kita. Sampai pada akhirnya waktu juga yang membuat kita harus berpisah malam itu, kembali pada kehidupan nyata.Dan kamu pasti tau apa yang aku rasakan sejak saat itu.....

Sejak saat itu akupun tidak mampu melupakan dirimu, sorot matamu, senyuman dibibirmu, bahagia rasanya aku melihat lagi semua itu diwajahmu. Hanya bayangmu yang selalu mengisi hatiku yang mambuat aku kembali merasakan indahnya hidup, merasakan kembali apa yang sejak lama hilang (tepatnya, aku sengaja berusaha untuk membunuh perasaan itu)

Tuhan, rasa itu datang lagi, rasa itu mulai tumbuh dalam hatiku... ”CINTA”..... Satu kata itu telah hilang dari dalam hatiku sejak belasan tahun yang lalu, entah kapan tepatnya aku tidak tau, semua mengalir dan berlalu begitu saja seiring berjalannya waktu. Saat itu juga yang membuat aku menjadi tidak menghargai suatu perasaan, dan berjanji tidak akan pernah membiarkan perasaan itu tumbuh dalam hatiku karena semua rasa yang aku miliki telah habis untuk dirimu, tapi kita sama-sama tau kalau semua itu tidak pernah mampu terungkap.

Anganku kembali pada saat pertama kita bertemu, di awal masa remaja kita, saat pertama kali aku melihat sesosok mahkluk yang entah kenapa setiap aku menatap matanya membuat aku tak berdaya, membuat aku tak kuasa menopang tubuhku sendiri. Saat itu pula aku berfikir ”inikah yang namanya CINTA ??”. Satu perasaan yang unik, yang belum pernah aku rasakan sebelumnya selama aku hidup dan bertemu dengan orang lain. Sebuah rasa yang membuat hidupku menjadi semakin berwarna, sebuah rasa yang sanggup dan rela untuk melakukan segalanya, memberikan semua yang aku punya. Tapi aku tidak pernah mengerti mengapa semua itu seakan tidak pernah bisa diwujudkan, mengapa aku sama sekali tidak mendapatkan ruang untuk merawat dan memupuk perasaan yang aku punya, menunjukkan perhatian yang aku punya, memberikan rasa cintaku padamu.

Tapi siang itu kamu datang dan duduk disampingku seperti biasa, dan akupun merasakan detak jantungku semakin cepat. Seperti biasa di hari-hari sebelumnya kamu bercerita tentang apa saja,kita bercanda berdua, sampai akhirnya kamupun mulai masuk ke inti permasalahan yang kamu punya. Kamu bercerita tentang hubunganmu dengan kekasihmu (jujur saat itu aku hancur), Aku tidak tau saat itu kata apa yang harus aku sampaikan ke kamu. Saat kamu minta sebuah solusi untuk satu permasalahan yang sedang kalian hadapi berdua, aku hanya sanggup menahan sesaknya dada ini. Beberapa kalimat aku sampaikan padamu waktu itu walaupun sebenarnya dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku tidak rela kamu bersamanya.

Tapi kamu melakukan satu hal yang saat itu sama sekali tidak pernah aku bayangkan, tiba-tiba kamu menggeser posisi dudukmu dan dengan tanpa beban kamu baringkan kepalamu di pangkuanku sambil katakan putus asa dengan hubungan kalian berdua. Ketika kukatakan "dia sesunggungnya sangat menyayangimu" kamu tetap datar tanpa ekpresi, bahkan yang membuatku lebih kaget kamu berbalik menawarkan hatimu untuk ku, kamu katakan "sesungguhnya aku ingin kamu yang menjadi pemilik hatiku". 

Entah aku harus marah atau justru bahagia dengan semua pernyataan yang keluar dari mulut kamu. Saat itu aku hanya merasa kalau kamu akan menjadikanku sebagai pelarian hatimu saja dan bukan karena rasa cinta yang kamu miliki. Spontan dan tanpa berfikir panjang akupun mengatakan dengan tegas bahwa aku tidak bisa menjadi kekasihmu waktu itu. Tapi dibalik semua kalimat yang aku ucapkan aku merasakan kehancuran yang amat sangat, karena selama ini sebenarnya itu yang aku harapkan, hanya kenapa waktu itu kamu mengungkapkan semuanya pada saat yang sangat tidak tepat.

Setelah kejadian itu, rasa penyesalan selalu menghantui hari-hariku. Kenapa aku harus semunafik itu? Kenapa aku harus membohongi hati kecilku? Sejak itu aku merasakan perubahan sikap kamu yang begitu drastis, perubahan sikap kamu yang tidak peduli lagi dan tidak mau tau apa yang terjadi dan aku rasakan, kamu semakin jauh dari diriku. Akupun berjanji pada diriku sendiri kalau aku harus mencoba untuk membunuh rasa itu, dengan apapun dan bagaimanapun caranya.

Saat itu ada hati lain mencoba untuk menawarkan cintanya untukku dan tanpa pikir panjang akupun menerimanya. Itulah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan dan kesalahan itulah yang membuat aku hidup dalam kebohongan selama bertahun-tahun bahkan sampai saat ini. Bersamanya aku tidak pernah merasakan getaran indah yang pernah ada seperti yang aku rasakan saat aku menatap matamu, bersamanya aku tidak pernah merasakan cinta yang sesungguhnya. Semua yang kami lewati kurasakan hampa tanpa warna.

Selama bersamanya aku tidak pernah berhenti mencari dimana dirimu. Semua berjalan dengan apa adanya sampai pada akhirnya aku tak pernah menemukanmu lagi, bahkan sekedar mendengar keberadaan kamu dimana aku pun tidak mampu. Aku lelah....putus asa dan menjalani hidupku dengan kehampaan. 

Dan pernikahan itu pun terjadi antara aku dan dia, tanpa rasa cinta. Bahkan saat langkah kakiku mulai memasuki pintu gereja itu aku merasakan kakiku sangat berat untuk melangkah. Tanpa sadar sebait kalimat pun mengalir dari mulutku ”segala yang aku punya bahkan tubuhku pun bisa kamu miliki, tetapi tidak hatiku, kamu tidak akan pernah mendapatkan hatiku karena hatiku telah kuberikan pada belahan jiwaku yang entah dimana sekarang dirinya berada”.

Perjalanan biduk rumah tanggaku diwarnai konflik-konflik, masalah kecil yang sebenarnya tidak perlu diperbesar kadang menjadi masalah besar. Hanya kejenuhan yang ada setiap harinya. Dan situasi itu aku hadapi sampai sekarang, sampai kami memiliki putra-putri yang menjadi satu-satunya alasan mengapa aku masih mempertahankan keluarga ini. Kulalui perjalanan yang sangat membosankan itu dengan hati ringan dan tanpa beban. Aku hanya merasa semua itu adalah sebuah formalitas yang harus aku jalani.

Sampai akhirnya kuketahui dia yang selama ini hidup bersamaku, menjadi ayah dari anak-anakku menghianati aku. Dari situ aku semakin tidak ingin berusaha memberikan cintaku dan semakin kuat hatiku untuk meninggalkannya, walaupun aku tau itu semua tidak mungkin terjadi dikarenakan satu hal yang sangat prinsipil. Aku melampiaskan semua perasaanku itu dengan berhubungan dan pergi sama teman-temanku. Aku juga semakin cuek dengan segala keadaan yang ada. Dengan semua yang terjadi padanya. Semua yang aku punya hanya untuk kedua anakku.

”Situasi”, kata itu yang selama ini aku persalahkan, karena situasi aku tidak punya kesempatan mencintaimu, karena situasi aku tidak sempat memilikimu dan karena situasi yang telah membuat aku patah hati. Perasaan cintaku padamu yang sangat besar tetapi tidak pernah bisa aku berikan untukmu membuat diriku menjadi seorang wanita yang tidak punya perasaan cinta, seorang wanita yang tidak mempercayai adanya cinta sejati, seorang wanita yang terlalu mencintai hatinya sampai-sampai tidak pernah sedikitpun memberi kesempatan untuk bisa dan mau mencintai orang lain selain dirimu.

Mungkin kamu tidak tau atau bahkan tidak mau tau tentang semua itu, entah lah. Situasi waktu itu jugalah yang membuat aku marah pada perasaanku sendiri. Bahkan sampai pada titik marah pada ”Dia” yang telah menciptakan rasa itu ada dan tumbuh dalam hatiku, yang pada akhirnya hanya mampu menyakitiku, akupun harus berjuang membunuh semua rasa itu dan menguburnya ditempat yang paling dalam di dasar lubuk hatiku karena aku merasa kamu juga tidak peduli dengan hati dan perasaanku.

Setiap kali ada seseorang yang mencoba untuk membuka pintu hati ini, mencoba untuk bisa meraih pintu hatiku, meletakkan rangkaian bunga cintanya untukku, setiap kali pula aku kembali teringat saat-saat itu. Dan akupun semakin menutup rapat pintu hati ini, aku tidak akan pernah mengijinkan siapapun mengusiknya.

Tau kah kamu kenapa? Karena rasa cinta yang aku punya saat itu benar-benar ku rangkai dengan sangat indah dan akan aku berikan untukmu, hanya untukmu. Aku tidak ingin memberikan sedikitpun rasa ini untuk orang lain, bahkan untuk sekedar menilik sedikit dari hatiku pun aku tidak pernah mengijinkannya. Mungkin aku terlalu egois, tapi aku tidak peduli. Yang aku tau hanyalah rasa ini tercipta karena kamu dan hanya untuk kamu. Begitu juga denganku, aku ingin mendapatkan cintamu, berharap sesuatu yang sama dari hatimu. Saat aku sangat berharap kamu mau membagi rasa yang sama yang kamu miliki. Tapi kesempatan untuk itu tidak pernah ada dan tidak pernah aku dapatkan.

Sampai akhirnya aku mendapatkan nomor telephone kamu dan aku mencoba untuk menghubungimu hingga pertemuan kita terjadi. Saat ini, beberapa waktu kulalui bersamamu, kurasakan kembali rasa yang dulu pernah ada dalam hatiku. Ternyata setelah belasan tahunpun rasa yang aku miliki tidak pernah berubah, hanya saja aku sangat menyesalkan, kenapa baru sekarang kita dipertemukan oleh Tuhan.

Apa lagi sebenarnya yang Dia rencanakan....???? Mengapa Dia merencanakan pertemuan kita ini kalau nanti hanya untuk memisahkan kita kembali. Tapi aku tidak peduli dengan semua itu. Aku menikmati setiap kebersamaan kita. Aku memberikan segala rasa yang aku punya. Memang aku sempat merasa tidak yakin dengan rasa yang kamu punya, masihkah kamu menyimpan rasa itu....???? Tapi aku sadar, kalaupun rasa itu telah hilang dari dalam hatimu, itu sangatlah wajar karena seiring berjalannya waktu kamupun bisa melupakanku.

Ternyata aku salah besar, semalaman sampai pagi kita berbincang, dan disitu aku baru tau kamu masih menyimpan rasa itu, kamu masih mengingat masa lalu itu, kamu masih bisa mengungkapkan rasa sakitmu saat aku telah berdua dengan yang lain. Dari semua percakapan kita semalaman penuh aku mendapatkan sesuatu yang selama ini aku pikir tidak pernah ada, dan hal itu membuat aku semakin mencintai dirimu;
”kebayang ga sih, gue harus mengetahui kalau dari jaman sekolah untill now loe masih sama ”dia”. Apa masih ada yang bisa gue harapkan beib...?”.

Astaga...., terus terang aku kaget membaca bait per bait dari kamu, aku tidak pernah menyangka, kamu masih memiliki harapan untuk bisa bersamaku. Sayang, kenapa kamu baru datang sekarang....??? kenapa kamu ngga pernah mengungkapkan semua itu....??? Kenapa aku tidak pernah tau dimana dirimu...??? aku benar-benar merasakan sesak yang begitu dalam mengetahui semua ini... Maafkan aku karena katidaktauanku selama ini.

”Ngga ada yang salah, hidup itu pilihan beib, makanya tadi gue tanya ke loe, yakin ngga loe dengan perasaan loe sendiri...???, kalo memang dari dulu loe yakin, mungkin sekarang loe ada disebelah gue..!!” demikian katamu saat itu.

Aku tau aku sangat mencintai kamu, tapi aku tidak pernah tau ada dimana dirimu selama ini, aku selalu mencoba mencari tau dimana kamu, tapi selalu saja jawaban ”tidak tau” yang aku dapatkan. Putus asa aku mencarimu sampai akhirnya keputusan yang tidak kuinginkanlah yang harus aku jalani. Apa yang sekarang bisa aku lakukan untuk menebus semua ini...?? Aku tau posisiku saat ini tidak mengijinkan kita untuk dapat selalu bersama, kebersamaan kita akan selalu terbentur pada keterbatasan yang aku miliki saat ini.

”loe ngga punya kewajiban apa-apa terhadap gue dan loe ngga perlu melakukan apa-apa karena loe ngga salah, yang jelas gue merasa enjoy kemaren-kemaren bisa ketemu loe walaupun dengan berbagai keterbatasan tentunya,heheee.....” kicauan mu membuatku semakin "sakit"

Kalau kamu tau bagaimana perasaanku saat ini, perasaanku saat kita bersama. Kamu akan tau betapa berartinya kehadiranmu untuk diriku. Kamu akan tau seberapa besar rasa cinta yang aku simpan untukmu. Aku terlalu mencintaimu. Tapi apa yang bisa aku persembahkan untukmu saat ini?

”Loe tau ngga, tahun 2003 gue balik dari kalimantan, gue itu mau nyariin loe, tapi gue ngga tau keberadaan loe, seandainya waktu itu gue ketemu loe mungkin hari ini kita ngga chat-an sampai pagi beib. Btw omongan gue kemaren soal loe sekarang lebih looking good itu serius lho...hehehhe...”

Seandainya waktu itu kita bertemu, seandainya waktu itu aku tau dimana dirimu, seandainya waktu itu kamu menemukanku, dan masih banyak kata ”seandainya” yang lain yang ada dalam benakku. Ingin rasanya aku berlari kembali ke waktu itu hanya untuk mengatakan padamu:
”aku mau menjadi milikmu, dan aku bersedia menjadi pendamping hidupmu karena hanya bersamamu cinta ini ada.”

"Kenapa sih....kenapa kamu tidak sedikit berusaha lebih keras untuk meyakinkan hatiku....??"
Sebuah pertanyaan konyol itu baru terlontar saat kita bertemu kembali dan dengan nada berat kamu katakan "Yang gue inget waktu itu gue liatin muka loe dan loe keliatan nervous....kalo dipikir gila juga ya gue main tidur dipangkuan loe, sayang loe nya diem aja, ngga ada respon apa-apa, yaaah.... mau gimana lagi....kurang usaha gimana lagi coba...? Udah main tiduran di kaki loe kalo ngga nekat sih namanya kurang kerjaan, terus gue udah ngomong, kalo gue sukanya sama loe....masih kurang...??". Sesak rasanya hatiku mendengar pernyataanmu saat ini.

Rasa bersalah ku kepadamu semakin besar saat ini. Satu hal yang akan menjadikan penyesalan seumur hidupku. Tapi aku tidak akan berjanji untuk mencintaimu seumur hidupku, karena tanpa aku berjanji padamu, cinta ini akan selalu ada dihatiku dan hanya untukmu, hanya milikmu.

No comments:

Post a Comment