Sunday, November 13, 2011

Rancangan-Nya

Seorang pria yang sanggup memaki wanitanya, tidak bisa menghargai dan menghormati wanitanya adalah seorang pria yang tidak pernah merasakan kasih yang tulus dari ibunya.
Dia sesungguhnya adalah pribadi yang tidak pernah mengerti bagaimana lembutnya hati dan perasaan seorang wanita.
Yang dia tau hanyalah seorang wanita bisa dia perlakukan sesuai inginnya.
Seorang wanita harus selalu menjadi yang nomor dua setelah dirinya, seorang wanita harus selalu mau menuruti apa yang dia katakan.

Saat kamu(wanita) ada diposisi itu, (mungkin) kamu sangat ingin keluar dari zona ketidaknyamanan itu, atau bisa juga kamu tetap (terpaksa) bertahan dalam lingkaran penghinaan itu dengan dalih "pengabdian".
Kenapa aku sebut itu sebuah lingkaran penghinaan ?
Karena sejak Allah menciptakan "manusia" Dia tidak pernah menciptakan seorang wanita dari kepala seorang pria, untuk menjadi atasan, tidak dari tulang belakang untuk menjadi pengikut, dan tidak dari tulang kaki untuk bisa di injak-injak semaunya oleh seorang pria, tetapi Allah menciptakan seorang wanita dari tulang rusuk pria itu, untuk saling melengkapi.
Menyatukan dua hal yang berbeda, melengkapi kekurangan yang ada menjadi sempurna.

Seorang ibu adalah pasti seorang wanita.
Dan tidak ada seorangpun ibu yang ada di dunia ini yang melahirkan seorang putri dan mendidiknya sampai memberikan pendidikan tertinggi pada putrinya hanya untuk melihat putrinya menjadi "pelayan" dalam rumah tangganya nanti.
Seorang ibu juga ingin melihat putrinya menjadi wanita dewasa yang mampu memberikan penghargaan bagi dirinya sendiri.
Bukan berharap akan balas budi anaknya melainkan berharap kebahagiaan putrinya atas apa yang telah diraihnya.

Seorang ibu yang juga melahirkan putranya memiliki harapan indah pada putranya.
Menjadi seorang pria yang menghargai wanita dan dihargai oleh wanita.
Menjadi seorang pria yang bisa dihormati dan mampu menghormati orang lain.
Menjadi seorang pria yang menerima perbedaan dan diterima dalam kelebihan dan kekurangannya.
Seorang pria yang bisa memberikan saran dan menerima kritikan.
Seorang pria yang mau belajar tentang hitam putihnya kehidupan.

Sebuah perkawinan adalah saling menghormati, bukan saling menguasai.
Sebuah rumah tangga adalah area untuk saling mengerti dan menerima bukan sebuah arena perebutan kekuasaan.
Saat ada sebuah kesalahan, belajarlah untuk memaafkan.
Saat ada sebuah keinginan menguasai belajarlah untuk rendah hati.
Saat ada sebuah perselisihan belajarlah untuk menjadi bijaksana.
Saat ada kesalah pahaman, belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik dari semua pihak.
Saat dibutuhkan sebuah dukungan, jadilah pemberi semangat yang positif.

No comments:

Post a Comment