Aku hanya ingin sendiri Ya, sendiri..... Bukan karena aku sudah menutup hati Bukan juga karena ada cinta lain Tidak.... Semua itu tidak pernah ada dalam benakku Betapa tidak bersyukurnya aku Jika aku sempat berfikir berhenti mencintaimu Betapa tidak tau dirinya aku Andai aku meninggalkanmu untuk kebahagian yang lain Aku hanya ingin sendiri Ya, sendiri..... Hanya ada aku (dan Tuhanku) Agar aku bisa menangis tanpa membuatmu bersedih Agar aku bisa teriak tanpa membuatmu kecewa Agar aku bisa berkeluh kesah tanpa membuatmu terbebani Aku hanya ingin sendiri Ya, sendiri..... Hanya ada aku (dan pantaiku) Agar aku bisa menghapus sesakku dengan sapuan ombak Agar aku bisa hempaskan lelahku dengan tiupan angin laut Agar aku bisa raih kembali harapku yang hampir padam dengan hangatnya mentari senja Aku hanya ingin sendiri Ya, sendiri..... Hanya ada aku (dan rasaku) Karena aku hanya ingin seorang diri membelai perih luka ini Karena aku hanya ingin seorang diri memeluk rapuh tubuh ini Dan aku hanya ingin mendiri menikmati segala rasa sakit ini Aku hanya ingin sendiri Ya, sendiri..... Hanya ada aku (dan hatiku) Ijinkan aku menyayangimu dengan caraku Biarkan aku memilikimu dengan anganku Karena aku akan tetap mencintaimu dalam damaiku.
Catatan ini hanya sekedar mengingatkan pada kalian yang merasa masih memiliki tubuh yang sempurna dan sehat, tetapi merasa "tersaingi" oleh mereka para penyandang lebel "penyakitan".
Pantaskah kalian merasa cemburu/iri jika tiba-tiba orang orang terdekat kalian memberikan sedikit perhatiannya kepada mereka? Ketika perasaan itu tumbuh didalam benak kalian, pernahkah kalian berfikir sekaligus mensyukuri bahwa kalian memiliki lebih banyak perhatian dari yang diberikannya kepada mereka?. Mungkin ada beberapa dari kalian yang masih mampu bersyukur karena semua itu, tetapi tidak sedikit dari kalian yang justru merasa tersaingi oleh merekai yang sudah jelas memiliki lebih banyak kekurangan dan keterbatasan daripada kalian. Tersaingi oleh mereka yang sudah menyerahkan hidup pada Dia dan tinggal menunggu kapan mereka mendapat giliran untuk dijemput oleh para malaikat-Nya.
Sekedar mewakili mereka yang terlalu sering menangis karena diperlakukan tidak baik oleh kalian yang menganggap mereka ini pesaingnya, saya ingin katakan bahwa apa yang kalian pikirkan tentang mereka itu adalah salah besar.
Apa sesungguhnya yang mereka rasakan ketika seseorang (siapapun itu) memberikan perhatian kepada mereka? Apa kalian mengerti, ketika mereka tersenyum dengan ucapan terima kasih kepada siapapun yang memberikan perhatian itu, didalam hati mereka menangis penuh haru dan syukur. Selalu terucap kalimat "terima kasih Tuhan, dalam kejatuhan kami masih ada yang berkenan mengulurkan tangan mereka, terima kasih Tuhan dalam kenistaan sakit kami masih ada yang bersedia tersenyum, terima kasih Tuhan dalam kerapuhan kami masih ada yang berkenan menguatkan kami dengan doa mereka.". Sebait kalimat rasa penuh syukur yang begitu tulus dan yang justru (saya sangat yakin) tidak pernah kalian ucapkan.
Cukup kalian para pemuja kesempurnaan ketahui, mereka tidak akan pernah meminta lebih dari itu, karena sebuah sapaan itu sudah lebih dari yang mereka harapkan, mereka tidak berharap lebih dari itu karena harapan terbesar mereka hanya ada pada Tuhan.
Jika kalian pun masih merasa tersaingi, cobalah buka mata hati kalian. Agar kalian mampu melihat bahwa kalian memiliki lebih banyak dalam segala hal dibandingkan mereka, meskipun saya sangat yakin, mereka memiliki iman yang jauh lebih besar dari kalian.. Karena hanya dengan iman mereka itulah mereka masih mampu bertahan dalam segala kekurangan dan kesakitannya untuk berada ditengah tengah "kenormalan" hidup kalian.
Belajarlah untuk melihat kekurangan orang lain dengan mata hati kalian karena bukan tidak mungkin suatu saat kalian akan berada dalam situasi rasa seperti mereka meskipun bukan dalam hal yang sama.