Wednesday, December 14, 2011

Terima Kasih Tuhan





















Bersama Aviel beberapa hari terakhir seperti bukan sedang berhadapan dengan anak kecil berumur lima tahun. Aku merasa seperti hidup bersama malaikat kecil yang bisa kusentuh dan kupeluk setiap saat.

Semua kata-kata yang tersusun dalam kalimatnya selalu membuatku terpukau dan hanya mampu menanggapi semua dengan senyum.

Saat suhu tubuhnya terasa meninggi dipelukku ketakutanku seketika muncul dan tanpa aku sadari Aviel merasakan kekhawatiranku pada kondisinya.

Sebuah kalimat yang terlontar dari mulutnya; "mami, aku ngga sakit kok, aku ngga pusing, aku cuma ngantuk aja sama kecapekkan main, aku bobok dulu ya..." Dan itu hampir membuatku tertawa kalau aku tidak melihat kondisinya yang terlihat lemah. Aah..., kamu sudah bisa menyembunyikan rasa sakitmu nak.

Karena kamu terlanjur janji sama mami tidak akan sakit saat kamu mau berjauhan dengan Darren saudara kembarmu atau karena kamu tidak ingin mami khawatir tentang kondisimu sayang.

Sekali waktu saat aku terlalu lelah menahan rasa sakit ini sendiri dan terlelap begitu saja di sofa ruang tamu, seperti mimpi kurasakan sepasang tangan mungil membelai perlahan kepalaku dan sesekali terasa pijitan lembut dari tangan itu.

Tersekat tenggorokanku saat aku masih menikmati lembutnya belaian mungil itu dan terdengar suara perlahan ditelingaku; "mami, mulai besok mami jangan kerja-kerja lagi, kalau mami kerja terus kan jadinya mami sakit, terus kepalanya pusing kayak sekarang. Jangan kerja-kerja lagi ya mami, mami dirumah aja sama kakak."

Terima kasih Tuhan, malaikat kecil ini telah Kau kirimkan dalam keluarga kami. Karena mereka kami lebih kuat dalam segalanya. Terima kasih sayang untuk perhatian kalian untuk mami.

Saat aku terpuruk sendiri dalam beban yang teramat berat, hanya dalam hati kumampu menjerit minta tolong. Dan aku yakin Tuhan tidak tuli, Dia pasti dengarkan tangisanku. Pergumulan hidupku hanya mampu kutuangkan dalam sebuah doa, setelah keheningan malam menghampiri, berteman untaian tasbih dan hangatnya air mata yang tak mampu kupertahankan lagi.

Seperti biasa malam itu aku mengadu pada-Nya untuk meringankan Jalan Salib kami saat ini, mohon kemurahan hati-Nya untuk berkenan menyudahi semua proses yang menguras air mata ini. Merasa seorang diri dalam heningnya selimut malam sampai ada genggaman lembut sebuah jemari kecil dan terdengar suara yang begitu lirih; "mami, mami kenapa menangis...??!! Mami sedih ya aku sama bapak jogja sakit, kalo mami sayang aku sama bapak jogja mami jangan nangis, mami berdoain sama Tuhan Yesus biar aku dan bapak jogja sembuh."

Semakin deras air mata ini turun mengalir dipipiku. Sungguh, saat itu rasa syukur yang teramat besar kupersembahkan pada-Nya. Mukjijat-Nya turun atas anak-anakku. Mereka bukan hanya menguatkanku untuk tetap bertahan dalam setiap pencobaan-Nya melainkan juga menjadi cambuk buatku untuk selalu mengingat akan Kuasa-Nya dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkahku.

Thursday, December 1, 2011

Mon Ame (kita dan pantai)


Mencintaimu adalah merdunya bisikan angin
Setiaku untukmu adalah tarian ombak
Kamu adalah pantai dalam lautku

Beberapa waktu berjalan tanpa sapamu
Beberapa saat berlalu tanpa senyummu
Aku merindukan kehangatan rasamu
Merindukan tentang kita
Ketidakpastian dalam penantian
Kebersamaan atas sebuah kesalahan
Cinta yang tak pernah usai sebelum terangkai

Seandainya kamu masih disini
Bersama menanti senja semakin jingga
Menatap jauh hamparan tak bertepi
Terdiam dalam lamunan
Kebersamaan yang tak berujung
Tapi mampu membuat kita selalu tersenyum
Selama jemari tangan ini dalam genggamanmu

Tempat ini terlalu sepi
Untuk sekedar melepas penat
Apalagi membuatku melupakanmu
Karena sesungguhnya itu bukan inginku
Sepi ini membawaku kembali berpetualang
Dalam berjuta angan dan khayalan
Melukiskan kedatanganmu
Dalam setiap deburan ombak yang menepi
Bersenandung dengan alunan nada indahmu
Yang datang bersama indahnya desiran angin

Kebersamaan lembutnya hembusan angin dan birunya air laut
Setia membawa kisah mereka
Berujung bagai lukisan indah diatas pasir
Seperti kebersamaan aku dan kamu
Tidak akan pernah bisa bersatu
Meski cinta tak pernah hanyut dan tenggelam
Namun selalu mampu menghadirkan sebuah senyum
Dalam setiap kebersamaan kita

Shmily... 

Monday, November 28, 2011

Si Pak Bro (2)

















Ketemu lagi kita di cerita tentang si pak bro, yang ngakunya dewasa(dewasa apa tua) tapi sebenernya yang dewasa cuma rambutnya aja.

Si pak bro ini kelihatannya saja punya jabatan pendidik (ngga tau siapa yang dididik dan apa materi pendidikan yang diterapkan) tetapi (sorry) perilaku dan cara berpikirnya kalah pintar dan kalah bijak jika dibandingkan dengan anak SMP. Seperti pada saat si pak bro ini tertimpa gosip (artis aja kalah heboh) yang menggemparkan seisi perkantoran. Menurut beberapa rekan sejawatnya, si pak bro sibuk kelimpungan cari tau siapa yang bikin gosip itu, sibuk nyari pembenaran untuk sebuah kesalahan. Ketemulah si pak bro ini sama sebuah account efbe yang ngga jelas punya siapa. Kebetulan didalam efbe tersebut ada ditag foto mr.T tadi (tolong bedakan di "tag" sama di "upload").
Eeee...cuma gara-gara "tag-tag" an foto tadi si pak bro ini langsung ngambek, mutung, mecucu, njedir dan nyari bolo pula dia buat mendukung tuduhannya yang sebenernya itu salah besar.
Beruntung mr.T ngga nanggapi alias ngga peduli alias luweh-luweh sama kelakuan kekanak-kanakannya si pak bro. Jadilah di pak bro ini bibirnya makin maju dan di kucir, ditambah mendadak si pak bro ini menderita penyakit bisu kalo ketemu mr.T.
Sisi ke "cilik" annya si pak bro kelihatan deh disini.

Beberapa waktu lalu ngga sengaja ngintip isi "surat aneh" dari si pak bro buat mr.T. Tepatnya print out, beberapa lembar print out dari account efbe (katanya bukti kuat, hahahahaaaa....iya bukti kuat kalo si pak bro ini ternyata jauh dari kata pinter) yang isinya di pakai sama si pak bro buat senjata menjatuhkan teman satu profesi beda rejeki tersebut xixixixiiii...... Padahal dari kliping sidik kasus yang menimpa si pak bro, ternyata mr.T ini ngga ngerti apa-apa soal perefbean galau yang dimaksud oleh si pak bro tadi. Saya bisa yakin mr.T ini tidak tau apa-apa...?? Karena untuk buka efbe saja mr.T ini ngga ada waktu, selain itu mengenai perefbean mr.T kadang harus konsultasi dulu sama pemiliknya efbe...xixixiii..., hanya kebetulan memang mr.T  ini tidak hobby ngurusin orang lain (apalagi ngurusin yang ngga bisa bikin masuk Surga) karena pekerjaan beliau saja sudah membuatnya langsing, hanya sialnya karena beliau ini seorang karyawan yang bisa diandalkan dalam hal perkomputeran di kantor mereka, jadilah mr.T ini tertuduh oleh si pak bro dalam hal yang ngga mutu tadi.

Si pak bro....., orang udah jenggotan, brewokan tua begitu kok ternyata mau ngomong (bertanya lebih tepatnya) sama mr.T; "benar ngga pak ini anda yang bikin ini, maksudnya apa?" Itu saja ngga punya nyali lho, masa begitu saja minta tolong (ngadu tuuuhh....hahahaaa)  Pak Pimpinan yang bicara ke mr.T dan minta mr.T minta maaf sama si pak bro. Hahahahaaaa.... Ngga malu sama brewoknya pak bro...??!!
Kalau punya punya masalah kok ngga berani ngadepin, ngga bisa menyelesaikan tapi justru menghindar dan cari cara lain buat menarik simpati. Tiba-tiba ngambek, diem aja tanpa minta konfirmasi sama yang bersangkutan yang menurut dia punya masalah.

Akhirnya sampai sekarang si pak bro menderita cacat (kebisuan) total kalo ketemu mr.T. Semoga cepat menemukan "dokter" ya pak bro, biar bibirnya ngga kaku trus bisa buat ceramah lagi. Kalau sudah bisa aiueo, nanti saya privat buat lebih menggauli perefbean deh biar ngga katro dan ngga gampang ditipu seperti sekarang yaaa.... :). Ups....satu lagi, kalo salah diakui saja dan jangan lupa belajar minta maaf. Belajar dari sekarang, jadi "kalau" nanti pak bro punya anak, bisa memberi contoh ke anaknya untuk jadi manusia jujur yang berani mengakui kesalahannya dan tidak gengsi mengucapkan kata maaf jika memang dia bersalah, bukan jadi pecundang/pengecut.

Begitulah, terkadang kita-kita yang sudah semakin tua ini masih saja tidak berani mengakui kesalahan, takut menghadapi sebuah masalah, cenderung mencari kambing hitam dalam sebuah masalah dan menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari kesalahan yang kita buat.  Kalau kita saja yang makin berumur tidak bisa melakukan hal yang sebenarnya sangat mudah (hanya memang harus sedikit menurunkan level gengsi), terus gimana kita akan berikan contoh pada anak-anak kita dalam hal yang sama. Apa yang dilakukan anak-anak kita adalah bayangan diri kita sendiri.

Belajar mengakui sebuah kesalahan dan menghadapi sebuah masalah, bukannya menghindari dan lari meninggalkannya memang harus kita biasakan sejak kita mulai mengenal orang lain diluar diri kita sendiri. Karena disaat itulah kita mulai mengerti arti dari makna sebuah kejujuran.

Saturday, November 26, 2011

Telah Datang Waktumu





















In Memoriam 'dhe Maria
RIP Senin,21 November 2011


Seperti mimpi pagi ini
Tanpa banyak kata tapi sangat menyiksa
Malaikat Tuhan menjemputmu
Tanpa sebuah tanda yang kami mengerti
Tertawamu bersama kami beberapa jam yang lalu
Kebersamaan kita dalam perjamuan makan kala itu
Ternyata sebuah peristiwa terindah dalam hidupmu
Jika kami mampu memahami maknanya

Masih teringat kalimat terakhir yang sempat tersampaikan
"Kamu tidak perlu repot memikirkan aku, karena yang seharusnya memikirkan akupun tidak pernah melakukannya."
Ya...
Saya tau, kami semua tau itu....
Tapi kami tidak pernah berfikir tentang hal itu
Kami semua sayang padamu
Tanpa ingin apapun darimu
Apa yang selama ini kami berikan untukmu
Tak sebanding pengorbananmu pada kami
Dirimu sudah seperti orang tua kami
Jika ada diantara kami
Yang selalu membuatku sakit hati
Tak ada protes terlontar dari bibirmu
Hanya dalam doa dan air mata kecewa itu tertuang
Dalam kesendirian malam kau luapkan seluruh sedihmu
Tanpa kami semua tau penat yang kau punya

Sejak dirimu berkarya
Tak pernah sedikitpun dirimu sendiri kau perhatikan
Semua untuk kami
Kau bunuh egomu untuk senyum kami
Kau kubur keinginanmu untuk tawa kami
Kami sadari semua itu
Tapi kami tak mampu memberikan senyum yang sama seperti yang kami dapatkan

Diakhir sisa hidupmu
Selalu tersenyum yang kau coba berikan
Pada setiap siapa yang menyapamu
Dalam segala kekuranganmu
Tak pernah ada keluh kesah terdengar dari bibirmu
Saat kami sedikit berbagi denganmu
Lirih terdengar ucap syukur dari bibirmu bersama dengan mata berkaca-kaca
Kami mengerti
Dirimu tak ingin menjadi beban bagi kami
Tak ingin meminta belas kasih dari kami

Saat pagi ini kutatap lelapmu
Dalam sebuah tempat menuju keabadian
Senyumku tulus melepasmu
Menghantarkan jiwamu ke rumah Tuhan
Dalam kebahagiaan abadi
Kebahagiaan yang tidak pernah kau dapatkan
Dari yang seharusnya memberikannya

Saat tak ada lagi rumah indahmu
Kami tak mampu membangun sebuah gubuk sederhana sebagai gantinya
Tuhan telah sediakan istananya untukmu
Saat tak ada high heels lagi dikakimu
Kami tak mampu memberikan alas kaki yang nyaman buatmu
Tuhan telah siapkan permadani lembut sebagai alas kakimu
Saat tak ada lagi baju mahal melekat ditubuhmu
Kami tak mampu merajut sebuah kain yang pantas untukmu
Malaikat Tuhan telah meriasmu menjadi wanita anggun dan cantik dengan gaun terindah
Saat tak ada lagi kilau emas milikmu
Kami tak mampu memperindahmu dengan perak sekalipun
Tuhan telah menyiapkan mahkota yang tak ternilai harganya untuk menjadikanmu wanita terindah disurga-Nya
Saat tak ada lagi aroma parfum dinadimu
Kami tak mampu memberikan percikan kesegaran untukmu
Tuhan percikkan air suci dengan keharuman abadi
Saat tak ada menu istimewa sebagai hidangan bagimu
Kami hanya mampu berikan apa adanya milik kami
Tuhan telah siapkan santapan kudus bagimu

Saat kau hembuskan nafas terakhirmu
Tanpa ada dari kami yang tau
Tanpa ada dari kami yang menjadi temanmu malam itu
Itulah saatnya kau dapatkan
Segala keindahan yang selama ini kau impikan
Tuhan berikan segala yang kau perlukan
Tuhan telah ambil semua rasa kecewamu, segala rasa sakitmu dan seluruh rasa sedihmu

Tuhan terlalu mencintaimu
Maka Dia tidak akan membuatmu lebih lama bersedih disini
Seumur hidupmu kau persembahkan bagi Tuhan
Setiap karyamu kau lakukan dalam nama Tuhan
Segala hasil jerih payahmu kau ucap syukur pada Tuhan
Sampai saat menutup mata, kau pergi dengan indah bersama Tuhan
Tuhan akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya
Dan keindahan itu kini menjadi milikmu selamanya

We Luv U 'Dhe Maria

Friday, November 18, 2011

Keangkuhanmu

Mencoba memahami tatapan matamu
Terlalu dingin untuk sebuah kebersamaan
Mencoba membuat bibirmu tersenyum
Tapi itupun senyum yang terlalu angkuh buat sebuah keindahan

Satu dua kata terucap dari mulutmu
Tanpa ekspresi yang berarti
Semua biasa saja
Hanya membuatku sedikit tertantang

Jangan pernah panggil namaku
Kalau aku tak mampu membuatmu berubah
Tidak hanya tersenyum tapi tertawa
Kalau tak sanggup membuatmu menatapku
Tidak hanya sebuah lirikan tapi tatapan indah

Tak butuh waktu lama buatku
Untuk membuatmu tak bisa melupakanku
Membuatmu selalu ingin bersamaku
Membuatmu selalu berharap padaku

Keangkuhan yang kamu persembahkan buatku
Hanya akan membuatmu terlalu mencintaiku
Kesombonganmu tentang rasamu
Hanya akan menjadi guratan siksa dalam dirimu

#  ditinggalkan oleh cinta itu sakit, ditolak saat kita mencintai itu menyakitkan, tapi rasa disaat kamu tidak mampu mengungkapkan cinta itu yang akan membunuhmu #

Masih tentang Pantai Ini














Langit masih berwarna jingga
Hari merambat meraih senja
Setelah beberapa waktu
Duduk terdiam dalam lamunan
Diatas pasir putih
Yang setahun lalu menyambutku dengan cinta

Semua telah berbeda
Waktu merubah segalanya
Bukan menjadi indah seperti asaku
Saat aku dulu menemukanmu
Semua terasa dingin
Tanpa rasa dan tanpa warna
Hampa...
Tak mampu kusentuh untuk sebuah pengertian

Kamu menjauh saat kucoba tetap menunggu
Kamu melangkah pergi tanpa tatapan sedih
Aku termenung tanpa rasa
Hanya mampu mengikuti langkah kakimu
Tanpa ingin menahan apa yang kamu mau

Saat langkahmu terhenti
Pada sosok yang tak asing buatku
Diakah yang mampu membuatmu tersenyum
Saat tubuhmu membelakangiku
Melangkah pergi meninggalkanku
Mengubur asa dihatiku

Biarlah kutetap disini
Berteman lembutnya pasir putih
Menatap senyummu diakhir mentari
Tanpa harus merasakan perih
Bukan pantai ini yang salah
Hanya butuh hati yang lebih terarah.

Sunday, November 13, 2011

Rancangan-Nya

Seorang pria yang sanggup memaki wanitanya, tidak bisa menghargai dan menghormati wanitanya adalah seorang pria yang tidak pernah merasakan kasih yang tulus dari ibunya.
Dia sesungguhnya adalah pribadi yang tidak pernah mengerti bagaimana lembutnya hati dan perasaan seorang wanita.
Yang dia tau hanyalah seorang wanita bisa dia perlakukan sesuai inginnya.
Seorang wanita harus selalu menjadi yang nomor dua setelah dirinya, seorang wanita harus selalu mau menuruti apa yang dia katakan.

Saat kamu(wanita) ada diposisi itu, (mungkin) kamu sangat ingin keluar dari zona ketidaknyamanan itu, atau bisa juga kamu tetap (terpaksa) bertahan dalam lingkaran penghinaan itu dengan dalih "pengabdian".
Kenapa aku sebut itu sebuah lingkaran penghinaan ?
Karena sejak Allah menciptakan "manusia" Dia tidak pernah menciptakan seorang wanita dari kepala seorang pria, untuk menjadi atasan, tidak dari tulang belakang untuk menjadi pengikut, dan tidak dari tulang kaki untuk bisa di injak-injak semaunya oleh seorang pria, tetapi Allah menciptakan seorang wanita dari tulang rusuk pria itu, untuk saling melengkapi.
Menyatukan dua hal yang berbeda, melengkapi kekurangan yang ada menjadi sempurna.

Seorang ibu adalah pasti seorang wanita.
Dan tidak ada seorangpun ibu yang ada di dunia ini yang melahirkan seorang putri dan mendidiknya sampai memberikan pendidikan tertinggi pada putrinya hanya untuk melihat putrinya menjadi "pelayan" dalam rumah tangganya nanti.
Seorang ibu juga ingin melihat putrinya menjadi wanita dewasa yang mampu memberikan penghargaan bagi dirinya sendiri.
Bukan berharap akan balas budi anaknya melainkan berharap kebahagiaan putrinya atas apa yang telah diraihnya.

Seorang ibu yang juga melahirkan putranya memiliki harapan indah pada putranya.
Menjadi seorang pria yang menghargai wanita dan dihargai oleh wanita.
Menjadi seorang pria yang bisa dihormati dan mampu menghormati orang lain.
Menjadi seorang pria yang menerima perbedaan dan diterima dalam kelebihan dan kekurangannya.
Seorang pria yang bisa memberikan saran dan menerima kritikan.
Seorang pria yang mau belajar tentang hitam putihnya kehidupan.

Sebuah perkawinan adalah saling menghormati, bukan saling menguasai.
Sebuah rumah tangga adalah area untuk saling mengerti dan menerima bukan sebuah arena perebutan kekuasaan.
Saat ada sebuah kesalahan, belajarlah untuk memaafkan.
Saat ada sebuah keinginan menguasai belajarlah untuk rendah hati.
Saat ada sebuah perselisihan belajarlah untuk menjadi bijaksana.
Saat ada kesalah pahaman, belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik dari semua pihak.
Saat dibutuhkan sebuah dukungan, jadilah pemberi semangat yang positif.

Belajar Menjadi Manusia (yuuukk...)

Saat kita berada dalam zona nyaman
Semua akan terasa menyenangkan
Dan kita selalu bisa lakukan apa yang kita mau
Tanpa harus mendapatkan pertentangan

Hidup itu penuh dinamika
Jalan itu ngga selamanya lurus
Masalah yang ada harus dihadapi bukan dihindari
Kesalahan yang terjadi itu untuk diperbaiki bukan ditutupi
Sebuah hubungan itu adalah saling mengerti bukan ingin dimengerti tanpa mau belajar mengerti

Karakter itu dibentuk bukan datang sendiri
Pola pikir itu dikembangkan bukan dibatasi
Sifat seseorang bisa dirubah jika dia mau

Prestasi hidup itu tidak datang sendiri tapi harus diraih
Hidup nyaman itu bukan karena orang lain tapi dari dalam diri kita sendiri
Saat kamu merasa ada sebuah masalah dengan seseorang
Dan orang tersebut tidak merasakan hal sama
Itu adalah rasa yang terlalu berlebihan yang kamu punya
Belajarnya bersikap sportif bukan provokatif

Jika kamu sulit mengakui sebuah kesalahan, itu bukan sebuah kekurangan yang kamu punya
Melainkan kesalahan pada pola didik yang kamu terima selama ini
Dan kalau kamu ingin berubah, belajarlah dari hal yang termudah
Beranilah mengeluarkan kata "maafkan aku, karena kesalahanku".

Mengalahkan ego itu gampang kalau kita mau, tapi sangat sulit jika kita masih menyimpan setumpuk gengsi.
Menerima kekurangan orang lain itu adalah anugerah jika kamu juga menyadari kamupun memiliki kekurangan dalam hal yang lain.

Thursday, November 10, 2011

Malu Dibilang Ndeso...??




















"wong ndeso aja kok gayanya sok-sok an" 
"wong ndeso ae kok nggaya" 
"wong ndeso aja lagunya kaya orang kota"

Hahahahaaaaaaa....
 Ketawa lho aku kalo denger ada orang yang ngomong kaya gitu. Sebenernya itu dia mau menghina apa justru dia iri karena "wong ndeso" itu lebih oke dan lebih berhasil daripada dia yang lebih lama tinggal di kota?
Lha kalo ngga ada wong ndeso itu yang pada ngaku "orang kota" itu juga ndak hidup kok.

lha terus kalo wong ndeso itu tetep nunduk aja sambil klecam-klecem, kapan berubahnya negara ini, dan kapan majunya wong ndeso bisa sukses. 

Aku ada cerita:
 Waktu jaman sekolah dulu, aku punya temen yang keluarganya itu bangga dengan sebutan "orang kota", secara dulu ngambil kredit rumahnya di sekitar kota yang gedhe itu lho.
Tapi, kok temenku itu mau makan aja susah, nunggu kiriman duit bulanan yang juga minim aja ternyata kirimannya "seret" *maap, memang begitu kenyataannya*
Nah, lha kok ya ada gadis ayu asli ndeso yang mau jadi pacarnya *nepok jidat*.
Ya sialmu nduk, cah ayu. 

Jadilah itu si gadis desa lumbung padi si anak kota.
Ternyata ngga semua wong ndeso matre lho...(ngga matre apa ketipu) hihihihiii...
Tapi ya dasarnya keluarga si anak kota ini sombong yang ngga pada tempatnya, ya tetap saja keberadaan si gadis desa ini tidak di lirik.
Mereka itu tidak tau (atau tidak tau diri) jika tanpa gadis desa dan keluarganya yang selalu memberi sokongan dana dan makanan, anak kota itu ngga akan bisa jadi seperti sekarang yang mereka lihat.
Dan keluarga yang sok kota itu masih saja buta dengan kekotaan mereka sampai detik ini (nunggu mereka bertobat).


Coba, belajar jujur sama diri sendiri.
Sebenernya yang bilang begitu kan (kalo mau ngaku) wong ndeso juga.
Hanya yo mungkin udah kelamaan ngga nengok kampung halamannya, ya ngga tau karena udah ngga punya saudara (ngga mungkin) atau ngga diakui sama saudara (bisa jadi) yang masih dikampung. Hihihihihiii.... *piss*
Dan lagi, kalo ngga ada wong yang berlabel "ndeso" itu, apa ya wong kota itu bisa hidup..??
Lha wong kota itu kan pada alus-alus tangannya, mana bisa "nandur" pohon penghasil makanan. Heheheheee....*ngelirik wong kota*

Nyoba buat mengingat moment mudik lebaran.
Yang katanya wong kota itu, kok ya ternyata pada berbondong-bondong maksain diri buat ikut bikin macet jalanan yang ke arah ndeso-ndeso itu.
Ternyata mereka itu yo asale soko ndeso ya...

Makanya jangan asal "njeplak" kalau lagi emosi jiwa, ngatain orang lain "wong ndeso", padahal dirinya sendiri juga ndeso.
Apalagi ngga semua wong ndeso itu bodo, katro, ketinggalan jaman tur gaptek. 

Asal tau aja, yang katanya ngaku wong kota aja masih banyak yang lebih bodo daripada yang mereka sebut wong ndeso itu.
Biar ndeso tapi iso ditoto, daripada jadi wong kutho tapi ora pokro....:P

Masih mau ngaku wong kota....??!!
Salah ya, pertanyaan yang bener, masih ngga mau ngaku kalo anda-anda itu juga asli wong ndeso..??!! Ya ndak apa-apa kok. Wong ya aku juga ndak rugi kalo anda ndak ngaku :D...

Monday, October 31, 2011

Sudahi Sakit Ini

















Kamu ngga sadar sudah membuat aku semakin terpuruk
Kamu ngga ngerti kalau aku semakin tersakiti karena kamu
Kamu ngga pernah melihat gimana tersiksanya aku

Entahlah...
Kenapa dulu aku terlalu bodoh dalam jebakan perasaan yang kamu tawarkan
Atau memang kamu yang terlalu pintar membuat pijar yang sudah mati kembali bersemi pada tempat yang salah
Harapan yang tidak akan pernah menjadi sebuah kenyataan, tapi membuatku semakin merasa tidak akan pernah berharap lagi.
Aku yakin kamu bahkan sudah lupakan semua yang pernah terucap
"Aku bisa membuat kamu merasakan apa itu cinta"

Cinta...
Kamu bicara cinta yank...
Apakah cinta yang kamu maksud itu sekedar rangkaian kalimat manja...?
Apakah cinta yang kamu berikan itu hanya sebatas obrolan sepanjang malam...?
Atau mungkin cinta buat kamu itu ada saat kamu lagi sepi, saat kekasih kamu yang sebenarnya sedang tak bersamamu, dan aku hadir dalam kesepianmu...?

Tapi disaat aku (aku yang saat kamu mencoba meyakinkan tentang "kata busuk" itu sedang merasakan tidak berartinya kata itu buatku) ingin kamu bersamaku, kamu lebih memilih menguburku dalam sudut otakmu.
Ngga pernah lagi ada sapa, ngga pernah ada kata manis tapi gombal lagi dari kamu
Sibuk....
Iya, itu pasti...tapi kesibukanmu bukan hanya dalam rutinitas kerja kamu, kamu juga sibuk dengan kekasihmu yang telah kembali dalam selimutmu.
Memang aku ngga punya hak untuk angkat suara, ngga punya hak untuk teriak marah.
Tapi aku punya kewajiban untuk menelan utuh pil pahit ini.
Karena aku hadir diantara kalian.
Dan kehadiranku tepat disaat kamu tak bersamanya.
Kehadiranku hanya sebagai pengganti dirinya menjadi penghilang sepimu, teman bicaramu menghabiskan malam.
Itu cinta yang kamu beri untukku.

Sekarang...
Saat aku hanya butuh sekedar bertemu kamu dan menatap mata kamu.
Hanya sebentar hun...
Seribu alasan kamu hadirkan sebagai ganti sebuah kata "aku ngga mau"
Terlalu sulitkah untuk kamu berkata tentang kejujuran..?
Atau mungkin buat kamu aku hanya ada saat kamu sendiri, dan ngga penting buat kamu lagi tentang semua yang ada padaku.
Aku masih setia dengan rasa yang hampir mati.
Karena untuk ini aku tak akan pernah ijinkan hati manapun untuk mencoba berbagi rasa apapun dengan hatiku...

Orang ketiga yang pernah hadir dalam kekosongan sebuah hubungan tidak akan pernah bisa memiliki apapun, tapi rasa sakit yang pasti akan dibawa kemanapun melangkah...

Friday, October 21, 2011

Surat Dari Surga


Ayah... 
Saat usiamu 33 tahun hari ini
Saat ini pula bertepatan 233 hari 
Aku meninggalkan Ayah dan Bunda
Aku tak mampu membuat Ayah tertawa bahagia
Bahkan membuat Ayah tersenyum pun
Aku tak punya asa


Ayah...
Lihatlah purnama malam ini
Begitu sempurna bukan...?!
Apakah Ayah mengerti
Kesempurnaan purnama ini untuk Ayah
Apakah Ayah merasakan
Kalau aku menatap Ayah penuh kerinduan
Rinduku untuk Ayah mengalir
Bersama cahaya purnama malam ini


Ayah...
Apakah Ayah juga merasakan..?
Bunda saat ini sedang berlutut
Bersyukur dan berdoa yang terbaik untuk Ayah
Bunda selalu mencintai Ayah
Meski saat ini Bunda tak bisa
Selalu bersama Ayah


Ayah...
Aku sedih melihat Ayah termenung sendiri
Aku juga sedih melihat air mata Bunda 
Mengalir seiring doanya untuk Ayah
Bunda sangat ingin menemani Ayah hari ini
Membuat Ayah bisa tertawa
Seperti setahun yang lalu


Ayah...
Seandainya aku bisa merayu
Tuhan boleh mempersatukan Ayah dan Bunda
Aku akan selalu lakukan itu
Tapi setiap aku merengek pada Tuhan,
Tuhan selalu berkata padaku
"Malaikat kecilku yang manis,
 Aku telah menyiapkan yang terindah 
 untuk Ayah dan Bundamu, 
 bukan sekarang tapi nanti  
 pasti akan Aku hadiahkan pada saat yang tepat, 
 Malaikat kecilku yang manis,
 kamu jangan bersedih, 
 karena Aku akan menjaga 
 cinta Ayah dan Bunda kamu tetap indah untuk mereka."


Ayah...
Bunda mencintai Ayah di sepanjang hidupnya
Aku mencintai Ayah dan Bunda dari surgaku
Aku akan menjaga hati Ayah dan Bunda bersama Tuhan
Selamat ulang tahun Ayah...
Tuhan memberkati


I Love U
Raina

Friday, September 30, 2011

Hijau













Satu warna yang tak pernah kudekati
Satu warna yang selalu mendapat tempat terakhir
Dalam pilihan warna untuk setiap langkahku
Tak ada alasan apapun kecuali "tidak suka"

Damai sesungguhnya warna itu
Sejuk jika kamu bisa menikmatinya
Ups....
Dari mana datangnya rasa itu
Segala hal yang kupunya
Semua warna terkalahkan olehnya
Segala hal dalam hidupku
Berubah karena hadirmu
Mungkin ini yang mereka sering bilang 
Rasa akan mengalahkan segalanya
Semua tentangmu masih memukau
Dalamnya setiap tatapmu adalah kedamaian
Dalam setiap katamu adalah kesejukan
Hal yang kupunya akan mengingatmu

Green... Hijau... Damai... Sejuk...
Tak perlu sebuah pengorbanan untuk mencintainya
Kukagumi damainya seperti aku mengagumimu
Kunikmati sejuknya layaknya belaian tanganmu
Kuhapus rindu tentangmu dengan hijaunya alamku.

Wednesday, September 28, 2011

Sekolah apa Bimbingan Belajar ???

















Baru beberapa tahun mengamati dunia pendidikan, semakin lama semakin memahami, ada yang sedikit ganjil didalam dunia "sekolah" di satu atau mungkin lebih lembaga pendidikan formal ini.
Masuk di dalam salah satu sekolah ,ditempatkan di dalam administrasi sekolah bidang kurikulum. Di bagian ini salah satu kegiatan rutin yang terjadi dibalik monitor adalah, pengolahan data siswa sejak mereka masuk sampai mereka keluar (pindah/lulus) dari sekolah ini.

Entah alasan apa yang pasti siswa disekolah ini memandang saya karyawan paling galak dan jutek (padahal muka masih babyface loh :D). Selalu setiap akan berururan dengan administrasi bagian yang satu ini #katanya# harus menyiapkan mental kalo ngga mau malu karena nangis dibuatnya. (Aahh...berlebihan komentar yang ini, siswa selalu ketawa kok setelah ketemu saya :P)

Cuma dua kata #katanya lagi# yang keluar dari mulut para siswa saat mereka mendengar radio sekolah mengumumkan nama mereka dipanggil untuk bertemu dengan administrasi bagian yang satu ini; "mampus gue..!!" Hadeeeww... Emang sesangar itukah si cantik ini...??

Satu hal yang "nyelip" di pikiran saya saat kesibukan koreksi hasil ujian dari para siswa nangkring di meja sempit saya. Setelah proses penilaian dan kembali koreksi hasil ujian, selalu saya membuat laporan peringkat dari nilai para siswa ini. Dari sepuluh nilai tertinggi dan beberapa nilai terendah dari masing-masing kelas saya *iseng* mencoba bertanya;
"Ikut bimbel dimana nak..???"
Hasilnya adalah....#sembilan dari sepuluh anak menjawab IKUT BIMBEL di ...bla..bla..bla...dan dua dari tiga nilai terendah menjawab TIDAK...#

Ups...setelah mereka membayar biaya yang tidak sedikit untuk bisa masuk kesekolah "ternama" ini, mengeluarkan biaya bulanan yang melebihi gaji dua orang office boy, mengikuti test masuk yang tidak mudah, setelah mereka resmi masuk menjadi siswa, mereka masih harus mencari Lembaga Bimbingan Belajar di luar sekolah untuk bisa tetap bersaing di sekolah. Ada beberapa alasan mereka masuk Bimbel ;
#orang tua semua sibuk (shoping,cari uang, arisan), jadi ngga ada waktu untuk mendampingi secara langsung dalam proses belajar anak mereka diluar sekolah.
#"susah pelajarannya, kalau ngga bimbel kita ketinggalan"... Lhooo...., terus bapak ibu guru yang setiap hari berdiri di depan kelas, bicara a sampai z ngapain donk..?? Kalau ngga ngerti, kenapa ngga nanya ke mereka? Bukannya mereka yang seharusnya membuat para siswa pintar. Dan gimana mau ngerti kalau setiap pelajaran isinya bermacam aktivitas (ngantuk,ngobrol,bbm an*kalau ngga ketahuan*) dan ngga merhatiin apa yang sedang dijelaskan didepan kelas.
#"ah, gurunya ngajarnya cepet-cepet, yang penting materinya selesai" ... O..oo.., sebenarnya yang terpenting saat kita jadi seorang guru (guru dalam segala hal) adalah materi tersampaikan atau materi terselesaikan ? "Monggo dipun penggalih piyambak"

Yang memilih ngga ikut bimbingan belajar tidak ada alasan lain selain "ngga ada biaya mam...".
Terdengar klasik tapi realitanya memang seperti itu. Ngga ada biaya, ya ngga bisa bimbingan belajar tambahan. Butuh kerja keras dan extra rajin untuk bisa bersaing di sekolah, tapi kalau belajarnya cuma sekedar belajar ya harus terima jika selalu berada diposisi bawah dalam persaingannya.

Hhhmmm... Jadi sebenarnya siapa yang menjadikan siswa pintar..? Sekolah dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang lebih tinggi dari sekolah-sekolah lain atau Lembaga Bimbingan Belajar yang mengajarkan sistem belajar praktis dan lebih mudah diterima oleh siswa..?

Sebutan " Sekolah Favorit " jadi terlihat mempunyai arti; #sekolahnya anak-anak yang sudah pintar dan punya nilai tinggi, bersaing dengan bantuan bimbel diluar sekolah# bukan » sekolah yang membuat siswanya menjadi pintar karena sistem pendidikan yang sudah diterapkan di sekolah «.

*BUKAN KRITIKAN TAPI SEKEDAR CORETAN YANG MEWAKILI MATA UNTUK BICARA*

Wednesday, September 21, 2011

Sayang Yang Tidak Membangun

"Ah ngga apa-apa biarin aja, namanya juga anak-anak"

Pasti banyak dari anda yang sangat-sangat sering mendengar bahkan mungkin bicara kalimat itu. Sebenarnya apa yang jadi tujuan saat anda bicara kalimat itu...? Apa yang anda harapkan jika anak sudah mendengar kalimat itu..??

Maaf sebelumnya buat para "pemaklum" anak-anak. Saya hanya ingin menyampaikan pendapat saya mengenai kalimat itu. Kalimat itu sama sekali tidak berlaku untuk anak-anak saya. "Galak banget...!!" boleh dikatakan galak kalo kita cuma asal teriak dan melotot, tapi kalo kita kensekuen, dan bisa memberikan contoh atas hal yang benar dari apa yang tidak boleh dilakukan, itu berati kita tegas untuk sebuah kedisiplinan hidup.

Kalimat pemakluman itu sama sekali tidak akan menghasilkan jiwa disiplin pada anak. Pendidikan terhadap pribadi bukan dimulai saat manusia sudah bukan "anak-anak" lagi tetapi sejak manusia itu mulai membuka mata dan menghirup udara didunia ini.

Siapa guru paling penting bagi anak? Orang Tua. Kalau kita sebagai orang tua tidak mampu memberikan contoh yang baik bagi anak, jangan pernah berharap anak mempunyai jalan pikiran yang baik juga. #kok bisa...??# coba ingat-ingat lagi, waktu seorang anak akan melakukan sesuatu atau hal yang baru, anak pasti akan bertanya pada papa mama nya. Contohnya:
Seorang anak dengan bahasa yang masih belum sempurna ngasih mamanya bungkus permen, karena mamanya males bangun *asik nggosip* bungkus permen tadi cuma diremas-remas dan langsung dilempar. Pada saat si anak selesai makan permen yang kedua, dia pasti akan melakukan hal yang sama seperti apa yang sudah dilakukan si mama. (Guru kemproh)

Dimana pertama kali anak mempelajari sesuatu? Rumah.
Ya, dirumah dan bukannya di sekolah. Sekarang banyak orang tua yang anaknya baru satu atau dua tahun dimasukkan ke sekolah formal. Dan bodohnya adalah mereka yang menanggapi hal itu dengan kalimat "wah, hebat ya... Anaknya si Ibu itu pinter banget lho, sekarang masih dua tahun aja udah sekolah, bahasa inggrisnya aja udah lancar". Huuufftt.... Iya seh, IQ boleh juara tapi EQ dan SQ nya apa juga sejuara IQ nya...?? Pribadi yang akan menang dalam kehidupan adalah mereka yang bisa membuat ketiga hal itu balance. Semua itu bisa dimulai sejak awal didalam keluarga.
Seseorang akan bisa menghargai orang lain, menghormati orang lain adalah jika dia terbiasa "saling" menghargai dan menghormati antara anggota keluarga. pelajaran mengenai sopan santun, tata krama dan teposliro juga dipelajari didalam sebuah keluarga.

Dimanapun kita akan berkarya, kita tidak akan bertahan dengan kualitas terbaik jika kita tidak terbiasa melatih diri untuk menjadi yang berkualitas dalam hal terkecil sekalipun.

Sunday, September 18, 2011

Asa Itu Tetap Ada

Saat cinta masih bertahta
Tak akan pernah terselip dusta
Saat cinta hanya sebatas asa
Tak akan membuatku terluka

Memilikimu adalah impian malamku
Menjadi bagian hidupmu adalah anganku
Itulah hidupku sejak aku mengenalmu
Mencintaimu adalah membuatmu tersenyum

Setiap kata yang kau ucap
Adalah nada indah ditelingaku
Setiap baris yang kau tulis
Adalah puisi cinta diotakku

Setiap detik kulewati bersama bayangmu
Setiap malam kulalui dengan asaku bersamamu
Khayalanku adalah semua tentangmu
Hidupku penuh dengan pesonamu

Saat kau tak mampu kusentuh
Aku bersyukur sempat menyapamu
Saat kau tak mampu kupeluk
Aku bersyukur sempat berbincang denganmu
Saat kau tak mampu kumiliki
Aku bersyukur sempat tertawa bersamamu
Saat cinta tak bisa menyatukan kita
Aku bersyukur Tuhan tidak merubah cintaku menjadi air mata

Selama aku tidak menodai cinta
Selama aku tetap setia
Saat manusia mematahkan cinta kita
Aku tetap percaya
Tuhan akan menyatukan kita
Menjadikan cinta kita nyata
Pada kehidupan kedua
Bukan sementara
Melainkan kekal untuk selamanya...

Cinta Putih

Tuhan...
Biarkan kunikmati sesak ini
Rasa yang begitu indah
Yang tak mampu ku ungkap
Dengan cara apapun
Atau kubagi dengan siapapun
Hanya mampu kurasa sendiri
Biarlah kunikmati sepenuhnya
Tanpa goresan rasa sakit
Karena aku tulus mencintainya
Meski tak mampu memilikinya
Sungguh aku bersyukur
Aku sempat bersamanya
Meski tak seumur hidupku
Aku bisa bersamanya
Senyum ini tetap untuknya
Terima kasih Tuhan
Engkau menciptakan dia dan keindahannya
Terima kasih aku memiliki kesempatan mengenalnya
Telah kuberikan tempat terindah
Buatnya didalam hatiku
Agar menjadi pelukis hatiku
Terima kasih Tuhan
Atas cinta yang Kau tabur dihatiku
Karena aku masih mampu merawat dan menjaga
Hanya untuk dirinya
Dan sampai detik ini
Masih bertahta megah dihatiku
Putih bersih hanya untuk dia
Tuhanku...
Andai dia tak mengerti
Segenap rasa yang kupunya
Tentang rasa indah yang Kau cipta dihatiku
Tentang cinta putih milikku
Yang kupunya hanya sekali
Dan kuberikan hanya untuk satu hati, hatinya...
Biarlah dia hanya mengerti
Apa yang selama ini dia tau
Karena aku tak akan pernah memaksa
Sebuah hati untuk sebuah cinta
Suatu pengertian bagi sebuah perasaan
Karena aku sadari sepenuh hati
Aku tak mungkin memilikinya
Aku hanya tak akan pernah
Membuat keindahan cinta ini
Pudar hanya karena tergores luka
Oleh sebuah kata "kecewa"

Saturday, September 17, 2011

Mon Ame (2)


















Salah kalau aku masih merindukan kamu ?
Kangen berbagi cerita
Semua tentang kita

Satu demi satu alunan nada
Yang terdengar ditelinga
Mampu menghadirkan bayangmu
Memanjakan khayalku tentangmu

Aku bisa melupakanmu
Tapi aku tidak mau
Aku bisa menghapus namamu
Tapi aku tidak ingin

Aku bisa mengganti cintamu
Tetapi bukan dengan cinta lain
Melainkan dengan jiwaku
Karena sampai kapanpun
Kamu, cinta dan hatimu
Tidak akan pernah tergantikan
Oleh apapun dan siapapun

Thursday, September 15, 2011

5 Tahun De Vercellio

15 September 2011 D'Vercellio

Terlintas lagi 5 tahun yang lalu
Setelah 12 jam mencoba untuk tetap bertahan
Pada rasa yang tak bisa diungkap
Tak ada perubahan sejak pertama aku merasakan
Semua rasa yang hadir setiap 5 menit itu

Tiap hembusan nafasku teriring doa
Dari hatiku dan dari mereka yang menyayangiku
Kucoba untuk tetap tenang dan kuat
Berusaha untuk jadi seorang wanita sempurna
Dalam doa kuselipkan kalimat untukmu
“Apapun akan aku lakukan untukmu”

Mencuri waktu untuk melirik putaran jarum jam
Jarum jam menunjuk pukul 06.00 WIB pagi
Yaaa…..sudah 12 jam sejak aku memasuki ruang ini
Tetapi tidak ada perubahan
Setiap 4 jam sekali pedihnya jarus menusuk kulitku
Untuk mempercepat proses yang sedang terjadi

Hari semakin beranjak malam
Tapi semua masih sama dengan belasan jam sebelumnya
Semua tentang hari itu sudah aku serahkan pada-Nya
Hampir menyerah aku menghadapi hal itu
Sampai sinar putih itu datang padaku
Dalam kondisi setengah sadar
Samar terdengar olehku
Suara lembut itu
“Dalam nama-Nya kamu berseru,
  mukjizat akan datang padamu,
  malaikat-malaikat ini akan menjadi penolongmu”

Dalam Nama Yesus…..
Beri aku kekuatan untuk hal ini
Biarkan aku bangga atas diriku sendiri
Karena mampu menjadi wanita sempurna mala mini

Jumat, 15 September 2006
Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB
Rasa itu semakin kuat memelukku
Menyadarkanku untuk sedikit lebih berusaha
Dalam Nama Yesus…
23.15 WIB terdengar suara tangis yang sangat kuat
VERCELLIO AVIEL ELEANOR 
(Anak Allah yang bercahaya dan penuh belas kasih)
Sempat tersenyum bibir ini
Dengan syukurku pada Yesus
Untuk kehadiran putra pertamaku
Waktu terus berjalan
Rasa itu kembali menyentuhku
Dan perjuangan itu kembali mencambukku
Kekuatan itu kembali manghampiriku
23.30 WIB kembali terdengar suara tangis yang sama kuatnya
VERCELLIO ELLYSON DARREN
(Anak Allah yang kuat dan hebat)


Terima kasih Tuhan Yesus
Malam ini semua begitu indah bagiku
Malam ini begitu sempurna diriku
Senyum dan air mata bahagiaku hadir disini
Perjuanganku setelah hampir 30 jam
Akhirnya menjadi hadiah terindah untukku

5 tahun telah berlalu
Hari ini adalah birthday kedua Matahariku
Mungkin aku tak mampu hadir bersama mereka
Tapi Doa terbaikku selalu untuk mereka
Tuhan punya segalanya bagi mereka
Dan akan memberikan yang terbaik bagi mereka

Happy Birthday
Vercellio Aviel Eleanor & Vercellio Ellyson Darren
Segala sesuatunya akan menjadi yang terbaik buat kalian
Luv U Both

Sunday, September 11, 2011

Kesempurnaan Purnama Malam Ini

01 Maret 2011 Tuhan menjemput jiwamu
Untuk bersama Nya di dalam Surga Nya
17 Maret 2011 ulang tahunku dengan kado yang sama sekali tidak indah

10 September 2011 Hati ini sangat merindukanmu Seandainya kamu masih bersamaku sampai saat ini
Kamu akan jadi kado terindah
Bagi kedua Matahariku
Disaat ulang tahun mereka
15 September 2011 nanti
Sayang mereka padamu sama seperti rasaku

Bulan Purnama malam ini adalah terindah dari semua yang pernah kulalui
Tepat 200 hari setelah kepergian mu ke Surga
Tuhan memberikan Purnama yang begitu sempurna

Teramat indah karena Tuhan hadirkan senyummu
Terpancar indah bersama sinarnya Purnama
Terlukis sempurna dalam terangnya Purnama

Kesempurnaan Purnama yang pernah kurasakan, sejak aku bernafas sampai detik ini
Semua hal tergambar malam ini
Setianya Purnama saat menemani kakiku, menyusuri pantai bersama ombak melewati malam berganti fajar
Hangatnya Purnama saat memeluk tubuhku, menghabiskan malam dingin berteman angin
Megahnya Purnama saat mampu menjadi terang, dikala aku termenung sendiri dalam gelap dan sepi
Indahnya Purnama saat aku tersenyum, bersama belahan jiwaku menemukan cinta yang selama ini tak nyata
Dan sekarang...
Purnama begitu sempurna,
Saat aku mampu melihat senyummu didalam sinarnya,
Saat aku melihat kebahagiaan dalam jernih tatapmu diantara langit biru

Aku masih mencintaimu dan tetap mencintaimu.
Tunggu cintaku di surgamu.

Sunday, September 4, 2011

I Love You

" I Love You "
Bheeuuuu....merah pasti itu mukanya kalo denger ada yang ngomong begitu sama kamu. 
Orang bilang rasanya udah ngga "karuan"
Katanya seh sampai ngga bisa makan, ngga bisa tidur, tersenyum terus bla...bla...bla...

Ups....kalau efeknya sampai segitu mengacaukan hidup kamu, kenapa juga pada ketagihan pengen ada yang bilang " I Love You " sama kamu terus....?? 
Bukannya rugi ya kalo sampe berefek kacau seperti diatas...??!! *rugi banget*

By the way (kata si bule), kamu kalo ada yang bilang gitu emang percaya kalo yang ngomong itu beneran " Love " sama kamu..? 
Tau dari mana coba.... *ngikik*
Jangan-jangan buat kamu ngga penting juga dia serius apa ngga, yang penting ada yang bilang " I Love You " sama kamu daripada ngga ada, keliatan ngga laku katanya...heheheee...*piss*

Eh...langsung ada yang nanya nih.... "emang darimana taunya cie...??"
Cinta itu menghargai perbedaan
Kalau kamu mencintai seseorang, jangan berusaha merubah pribadinya tapi cobalah untuk menerima keunikan yang dia miliki. Merubah pribadinya hanya akan membuat kamu merasa lelah. Menghargai sebuah perbedaan dalam sebuah hubungan akan membuat hidupmu lebih berwarna, kamu tidak akan melihat satu pribadi tapi dua. Perbedaan itu kaya kalau kita mau mengakuinya, perbedaan itu indah kalau kita tidak egois.

Cinta itu penuh pengertian
Mencintai berarti mau dan mampu mengerti, jika kamu mencintai seseorang, kamu akan sangat tau bagaimana membuat orang yang kamu cintai tersenyum, jika kamu tidak tau apa yang bisa membuat pasangan kamu tersenyum atas nama cinta, jangan pernah mengatakan kamu mencintainya. Mengerti juga bukan berarti memaksakan diri harus mengikuti alur dunianya tapi cukup sekedar memasuki dunianya, agar kamu bisa tau apa yang membuatnya selalu tersenyum dan apa yang akan sangat menyakitinya.

Cinta itu bukan sekedar tulisan dan suara
Cinta itu adalah hatimu. Kalau kamu mencintai seseorang ngga perlu diobral dengan setumpuk tulisan, atau terdengar setiap kali handphone kamu berdering. Tidak ada definisi untuk sebuah cinta, karena cinta hanya ada dalam tatap mata. (gimana mau tau dia cinta apa ngga kalo baru dilihat aja kamu blingsatan...????) Eye contact itu hal terpenting, so... jangan mau dikibulin yeee.... suara lembut, tulisan indah tapi .... hehhehee.....

udahan dulu yaaa....pegel kalo ngomongin ini....besok lagi deh...;)
*****bersambung****

Masih Kangen

Waktu terasa sangat lambat
Saat aku berada ditempat ini
Hanya mampu menatap sepi
Berteman dinginnya malam
Dan alunan nada sumbang
Yang samar terdengar

Selalu seperti ini
Dan terus akan seperti ini
Saat kamu tak disisi
Aku sangat ingin katakan
Aku kangen semuanya
Kangen tatap mata kamu
Kangen genggaman jemarimu
Kangen bersandar di bahumu

Mungkin tak akan banyak kata
Tapi pasti berjuta makna
Semua bisa kusampaikan
Dalam eratnya genggaman kita

Kamu pernah menjadi...
Ombak dalam pantaiku
Salahkah kalau aku punya asa
Kamu akan menjadi...
Embun disetiap hijaunya hutanku

Antara Pengorbanan dan Nekat

"Mau kemana bu?"
*ke Jogja pak, bapak mau kemana?dari Jakarta mana mana pak?*
"Saya ke Sidoarjo, kalo saya dari Tangerang bu..."
*gleg...keselek*

Buseeeeettt....dari Tangerang jam berapa nih bapak en fam...? Lima orang, satu motor, dari Tangerang mau ke Sidoarjo....??? Jegleeeeerrr.... Ini seh judulnya tour de java...
Lha...saya aja yang cuma dari Jakarta, satu motor berdua, udah berasa patah semua nih tulang.

Nggak tau deh aku mau nanya apa lagi sama bapak ini,  tapi istrinya tiba-tiba bercerita tentang kehidupan mereka sampai mereka memutuskan "wisata sengsara" (istilah dari si istri) seperti sekarang. Aku hanya mampu terdiam sambil sesekali melirik pada ketiga anak mereka yang masih kecil-kecil, yang sedang tertidur kelelahan.(Tangerang - sidoarjo...??? glodaaaakkk lagi)

Huuft.... Jadi inget beberapa jam kebelakang, aku sibuk nyari Hotel hanya buat sekedar istirahat beberapa jam karena punggung ini rasanya mau patah. Ternyata perjalananku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan pengorbanan (lebih tepatnya NEKAT) keluarga ini untuk sekedar ketemu dengan dalih "silaturahmi" sama familinya yang sudah hampir tujuh tahun tidak pernah ketemu.

Biaya Mudik mahal.... Ngga ada uang...
Klasik memang tapi ini realita, kalau mau pulkam alias mudik dengan biaya murah ya jangan pas momen hari raya, tapi jika bukan hari raya, ya ngga bisa libur seenaknya #kecuali juragan#.Dan kalau bareng sama hari raya ya beginilah resikonya... Tiket mahal, jalanan macet, badan cuapeeekkkk...

Ini sebuah fenomena apa tradisi ya....?? fenomena yang mustinya lebih dimanusiawikan, tradisi yang seharusnya lebih dipersiapkan dengan matang, jangan sampai niatnya pengen metik bunga tapi hasilnya justru panen air mata. Siapa yang mau dituntut untuk bertanggung jawab kalo sudah begini ??

Weeeww.... Tau deh, cuma bisa menikmati perjalanan sangat puanjang yang sedikit butuh pengorbanan ini. Kalau mau ngga ngerasa sengsara, ya anggap aja perjalanan ini sebuah PETUALANGAN HIDUP. *Pantat kapalan, betis bengkak kaya talas bogor, jari jadi jempol semua, muka maskeran lumpur, badan beraroma tape kematengen* catet ajalah.....namanya juga lagi melukis dikanvas hidup, biar ngga cuma warna putih aja yang dilihat, biar lebih berwarna. Bukannya berwarna itu indah ya...??

Assik lho sob... mencoba mengenal dan masuk dalam hal baru yang belum pernah sama sekali kita jalani, yah kuncinya adalah nikmati semua ini, buat cerita indah dari setiap langkah kaki yang terayun. Buat hidupmu lebih berwarna dengan segala petualangan yang menantang dalam setiap nafas hidupmu. So....., pengen berpetualang bareng mommy.... ;)

Ngga Perlu Kata

Ada satu kalimat tanya dari kamu
Yang aku rasa ngga butuh sebuah jawab
Seharusnya kamu sudah sangat mengerti
Apa jawab yang ada atas tanyamu

Ingin aku ungkap semua rasa
Ingin aku sampaikan setiap detik
Tapi semua itu tak berarti apa-apa
Jika hanya sekedar rutinitas
Tanpa sebuah kesungguhan rasa
Tanpa langkah nyata

Hanya Tuhan dan aku yang tau
Apa yang sedang terlukis dalam hatiku
Aku tidak akan memaksa rasaku
Melainkan aku akan selalu menikmati
Setiap dentingan nada indah
Dalam setiap degup jantungku
Setiap aku memikirkanmu
Setiap aku merindukanmu
Tanpa harus mengungkap 
Dengan sebaris kata atau sebait kalimat

Kuserahkan Segalanya

Saat sendiri jalani semua
Sebuah rasa kembali menghampiri
Yang pasti tak akan mampu
Untuk dilukiskan dengan gambar apapun
Untuk dikatakan dengan bahasa manapun
Bahkan air mata tak akan bisa bercerita
Seperti apa gambaran rasa ini
Mata ini tak mampu terpejam
Untuk sekedar meredam rasa yang ada
Bibir ini tak mampu mengeluh
Untuk sekedar mengurangi perih ini
Kalau aku bisa meminta
Aku ingin mengakhirinya
Tapi aku tak mampu memilih apalagi memaksa
Atas apa yang aku ingin
Satu yang kutau disaat seperti ini
Aku sangat membutuhkan Mu
Dan aku serahkan sisa waktuku pada Mu
Warna yang akan Kau tuangkan dalam kanvasku
Akan menjadi warna terindah bagiku.

Thursday, August 25, 2011

Emak......(pelajaran yang berharga)


Emak....
Demikian kami biasa memanggil wanita setengah baya, salah satu dari dua orang yang selama beberapa waktu kemarin sempat menjadi orang yang kupercaya untuk merawat de Twins. Sapaan akrab yang sengaja aku berikan, agar emak merasa dekat dengan kami, merasa menjadi anggota keluarga kami. Supaya emak tidak merasa hanya jadi "pengasuh" dirumah kami  melainkan  menjadi bagian dari keluarga kami.

Bersyukur aku mendapatkan emak, emak bisa begitu sayang sama de Twins, rendah hati, nrimo, dan ngga pernah mau bicara soal nominal pada kami. Semua itu bukan hanya didepan kami, dibelakang kamipun emak ternyata punya sikap yang sama. Semua begitu apa adanya, tanpa dibuat-buat. Mungkin semua karena emak berasal dari keluarga yang kurang beruntung, menikah dengan seorang pria yang menjadi "tukang bangunan", dan selama ini mendapatkan penghasilan hanya dari upah tukang suami tercintanya. Keluarga mereka tinggal didalam komplek perumahan kami. Bukan kontrakan, apalagi beli...., rumah yang mereka tempati saat ini adalah rumah kosong, rumah yang selama beberapa tahun ditinggal pergi oleh pemiliknya. Karena suami emak adalah tukang yang rajin dan rapi, dia tidak pernah berhenti mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai tukang, tenaganya selalu kami butuhkan.  Itu juga sebabnya kenapa warga kami berinisiatif untuk memanfaatkan rumah kosong ini sebagai tempat tinggal keluarga emak, isi dan fasilitas rumahpun semua dari pemberian warga kami.

 (sekilas tentang emak) Emak mempunyai empat orang anak, semua tidak ada yang lulus dari sekolah dasar. Anak pertama menikah waktu berumur 14 tahun dan mengikuti suaminya, anak  kedua seorang gadis remaja yang bisa dibilang manis (de Twins biasa panggil dia teteh cantik) tidak sekolah dan sesekali menggantikan emak untuk jaga de Twins. Anak ketiga berumur 11 tahun, seorang laki-laki yang putus sekolah sejak kelas 2 SD dan sampai saat ini mengikuti sang Ayah menjadi kuli bangunan dimana ayahnya bekerja. Anak terakhir masih 3 tahun, gadis kecil yang sebenarnya pintar, karena dia hanya sedikit lebih muda dari de Twins sudah pasti dia jadi teman main sekaligus dedek cantiknya de Twins, namanya dedek Lia. Anak-anak emak pun memanggil Mami, Papi, pada aku dan suamiku dan Kakak sama de Twins.

Keluarga emak sudah seperti saudara bagi kami, untuk makan keluarga merekapun tidak jarang bahan makanan ataupun jika hari libur kami delivery makanan dari luar, kami selalu berusaha agar kami bisa berbagi apa yang kami makan dengan mereka. de Twins juga sangat mengerti bagaimana mereka harus berbagi apa yang mereka miliki dengan keluarga emak.

De twins sangat sayang sama emak, seperti mereka sayang sama nenek mereka sendiri. Emak pun tidak jauh beda dengan de Twins. Saat aku sekali waktu memberikan hukuman pasa de Twins, emak langsung pergi ke garasi dan ternyata emak menangis, tidak tega katanya melihat de Twins kena hukuman. Kalau kami sedang tidak dirumah dan de Twins membuat kesalahan, emak tidak pernah bilang pada kami karena emak tidak mau de Twins kena marah, apalagi sampai dihukum. Sampai akhirnya kami tau dari pengakuan de Twins sendiri pada sesi "pengakuan dan maaf"....*mrebesmili*

Sejak emak menjadi bagian dalam keluargaku perlahan kehidupan keluarga mereka sedikit membaik, itulah informasi yang sering mampir ditelingaku saat aku bertemu mereka diwaktu senggangku. Ada sedikit terselip rasa bangga dalam hatiku, mereka memperhatikan perubahan itu, tapi sesungguhnya rasa syukurlah yang memenuhi seluruh rasaku. Rasa syukur pada Tuhan, dalam kekuranganku aku masih mampu membuat keluarga yang tidak seberuntung aku bisa  tersenyum, didalam kelemahanku aku mampu memberikan kekuatan dan kebahagiaan buat mereka.

Sekian lama waktu berjalan dan aku dikagetkan dengan kondisi yangs angat berbalik dari apa yang sebelumnya aku tau. Emak tiba-tiba jadi matrealistis, perhitungan, berani bohong dan hal negative lainnya. Selidik punya selidik ternyata itu karena hasutan salah satu dari sekian banyak ibu yang sering ngobrol sama emak. Nggak pakai piker panjang aku ambil keputusan untuk selesai menggunakan jasanya.

Belum ada dua bulan emak keluar dari rumah kami, semua perlahan kembali pada kondisi semula. Saat aku dating ke rumah emak untuk sekedar memberikan emak bingkisan lebaran buat keluarga mereka, aku disuguhi pemandangan yang membuat mataku tiba-tiba memanas. Banyak cerita, pengakuan serta penyesalan dari emak yang mampir ditelingaku malam itu. Aku tak mampu berkata banyak selain satu kalimat yang semoga diingat sama emak
   “Kami ingin emak belajar, bahwa tidak semua cara bisa membuat kita bahagia”.
Aku tinggalkan rumah emak dengan perasaan penuh. Sedih, menyesal, kasihan semua bercampur jadi satu.

Malam itu adalah malam yang sungguh menyesakkan untuk aku pribadi, ada rasa menyesal dalam hatiku saat membuat emak tidak mengasuh de Twins lagi. Tidak ada yang tau tangisanku malam itu kecuali Tuhan. Semua rasa itu aku adukan pada Tuhan malam itu.
     “Tuhan…., maafkan aku karena sudah membuat “mereka” menderita, membuat mereka kembali pada situasi yang pernah “mereka” tinggalkan. Tuhan apakah pelajaran yang saya berikan pada mereka benar-benar sangat berat? Apakah kesalahanku ini masih bisa kuperbaiki? Masih bolehkah aku menebus kesalahanku dengan mengangkat mereka kembali untuk menebus semua kesalahanku??”

Mungkin benar jika ada kalimat ;
  “seseorang tidak akan merasa memiliki jika dia tidak kehilangan”
  “emak tidak tau betapa kami sangat menyayangi keluarga mereka sampai akhirnya mereka kehilangan kami, dan disitu mereka baru sadar bahwa ternyata selama ini kamilah yang sangat menyayangi mereka, mungkin bukan harta yang berlimpah yang kami berikan tapi sebagian dari kekurangan kami kami berikan untuk kebahagiann mereka”

Sekarang mereka bisa tersenyum kembali sejak aku dating untuk kedua kalinya dan kembali menerima permintaan emak untuk bisa menjadi bagian dari keluarga kami kembali dan kembali menjadi salah satu pengasuh de Twins. Saat yang membahagiakan saat melihat airmata haru emak dan teteh karena kami membuka tangan kembali bagi mereka.
Pesanku buat emak;
  “Jangan pernah jatuh dalam lobang yang sama untuk kedua kali ya ‘mak……, kami semua sayang sama emak, dan semoga Tuhan selalu mengijinkan kami untuk bisa berbagi kasih dengan keluarga emak.”