Tuesday, February 7, 2017

BERKACA SEBELUM BICARA















Situasi yang memanas dalam sebuah kasus, terkadang membuat kita "gatel" untuk berkomemtar, meskipun kita tidak tau apa yang sesungguhnya terjadi dan seperti apa kebenarannya. Tetapi hanya dengan modal baca judul headline di media masa atau media sosial ada beberapa dari kita yang berani mengatakan sebuah kasus adalah rekayasa atau setingan, hanya karena kita berada pada salah satu pihak yang sedang bermasalah tetapi tidak mengerti kebenaran dan duduk permasalahan yang sesungguhnya.

Hellooo.....
Berkaca lagi yuk sahabat....gimana hidup kita....sudah pantas belum kita berkomentar seperti itu terhadap kehidupan orang lain...
Bolehlah sekarang diam sejenak, coba membayangkan posisi kita ada pada mereka yang sedang tertimpa kasus (apapun kasusnya) Gimana perasaan kita yaaa.....? Lha..... kita dikasih tanggung jawab menjaga, menghidupi, mensejahterakan dan bertanggung jawab sama keluarga kita aja terkadang kita belum mampu. Kenyataannya....berat sedikit ngeluh di medsos, susah sedikit ngeluh di medsos, berantem sedikit dikeluarga ngeluh di medsos, seakan-akan kita sudah menerima cobaan yang paling berat dan butuh dikasihani.

Coba sekarang dibalik kondisinya, seandainya kita yang seneng berkomentar rekayasa atau setingan ini berada di posisi mereka yang sedang tertimpa kasus..... mampu ndak ya kita melewatinya....??!!!
Maka dari itu...sudahlah sahabat.....berhenti menebar kebencian dengan menambahkan kata "rekayasa dan setingan" dalam sebuah kasus, jika kita tidak mengerti bagaimana sebuah kebenaran itu ada.....itu hanya akan memperbanyak koleksi dosa kita aja....

Soal rekayasa atau setingan sebuah kasus yang tidak melibatka kita, apa hubungannya dengan kehidupan dan surga kita nanti sahabat....??? Jika itu benar rekayasa atau setingan, itu urusan mereka, si pembuat cerita itu sama Tuhan.Tetapi jika itu bukan sebuah rekayasa dan setingan kita ikut berperan membunuh masa depan seseorang.

Dan jangan salah.....
Waktu itu berputar. Terkadang Tuhan harus memberikan kita hal yang sama pahitnya yang sekarang dialami orang lain dan kita katakan setingan atau rekayasa supaya kita tau bagaimana rasanya di posisi itu, dan kita belajar menghargai kehidupan orang lain.

Kebenaran tidak terletak dari berapa banyak orang yang berada di pihak kita, tetapi ada pada kebenaran itu sendiri. Maka tidak perlu kita mengingkari sebuah kebenaran dengan sebuah hasutan yang justru menutup kebenaran itu sendiri.

Jika kita terbiasa menuduhkan hal negative terhadap orang lain, sesungguhnya kita sendirilah yang melakukan hal itu, hanya kita terlalu sombong untuk menyadari kelemahan kita.
Jika kita tidak bisa membantu orang lain setidaknya kita jangan ambil bagian untuk menghancurkannya.....