Thursday, August 25, 2011

Emak......(pelajaran yang berharga)


Emak....
Demikian kami biasa memanggil wanita setengah baya, salah satu dari dua orang yang selama beberapa waktu kemarin sempat menjadi orang yang kupercaya untuk merawat de Twins. Sapaan akrab yang sengaja aku berikan, agar emak merasa dekat dengan kami, merasa menjadi anggota keluarga kami. Supaya emak tidak merasa hanya jadi "pengasuh" dirumah kami  melainkan  menjadi bagian dari keluarga kami.

Bersyukur aku mendapatkan emak, emak bisa begitu sayang sama de Twins, rendah hati, nrimo, dan ngga pernah mau bicara soal nominal pada kami. Semua itu bukan hanya didepan kami, dibelakang kamipun emak ternyata punya sikap yang sama. Semua begitu apa adanya, tanpa dibuat-buat. Mungkin semua karena emak berasal dari keluarga yang kurang beruntung, menikah dengan seorang pria yang menjadi "tukang bangunan", dan selama ini mendapatkan penghasilan hanya dari upah tukang suami tercintanya. Keluarga mereka tinggal didalam komplek perumahan kami. Bukan kontrakan, apalagi beli...., rumah yang mereka tempati saat ini adalah rumah kosong, rumah yang selama beberapa tahun ditinggal pergi oleh pemiliknya. Karena suami emak adalah tukang yang rajin dan rapi, dia tidak pernah berhenti mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai tukang, tenaganya selalu kami butuhkan.  Itu juga sebabnya kenapa warga kami berinisiatif untuk memanfaatkan rumah kosong ini sebagai tempat tinggal keluarga emak, isi dan fasilitas rumahpun semua dari pemberian warga kami.

 (sekilas tentang emak) Emak mempunyai empat orang anak, semua tidak ada yang lulus dari sekolah dasar. Anak pertama menikah waktu berumur 14 tahun dan mengikuti suaminya, anak  kedua seorang gadis remaja yang bisa dibilang manis (de Twins biasa panggil dia teteh cantik) tidak sekolah dan sesekali menggantikan emak untuk jaga de Twins. Anak ketiga berumur 11 tahun, seorang laki-laki yang putus sekolah sejak kelas 2 SD dan sampai saat ini mengikuti sang Ayah menjadi kuli bangunan dimana ayahnya bekerja. Anak terakhir masih 3 tahun, gadis kecil yang sebenarnya pintar, karena dia hanya sedikit lebih muda dari de Twins sudah pasti dia jadi teman main sekaligus dedek cantiknya de Twins, namanya dedek Lia. Anak-anak emak pun memanggil Mami, Papi, pada aku dan suamiku dan Kakak sama de Twins.

Keluarga emak sudah seperti saudara bagi kami, untuk makan keluarga merekapun tidak jarang bahan makanan ataupun jika hari libur kami delivery makanan dari luar, kami selalu berusaha agar kami bisa berbagi apa yang kami makan dengan mereka. de Twins juga sangat mengerti bagaimana mereka harus berbagi apa yang mereka miliki dengan keluarga emak.

De twins sangat sayang sama emak, seperti mereka sayang sama nenek mereka sendiri. Emak pun tidak jauh beda dengan de Twins. Saat aku sekali waktu memberikan hukuman pasa de Twins, emak langsung pergi ke garasi dan ternyata emak menangis, tidak tega katanya melihat de Twins kena hukuman. Kalau kami sedang tidak dirumah dan de Twins membuat kesalahan, emak tidak pernah bilang pada kami karena emak tidak mau de Twins kena marah, apalagi sampai dihukum. Sampai akhirnya kami tau dari pengakuan de Twins sendiri pada sesi "pengakuan dan maaf"....*mrebesmili*

Sejak emak menjadi bagian dalam keluargaku perlahan kehidupan keluarga mereka sedikit membaik, itulah informasi yang sering mampir ditelingaku saat aku bertemu mereka diwaktu senggangku. Ada sedikit terselip rasa bangga dalam hatiku, mereka memperhatikan perubahan itu, tapi sesungguhnya rasa syukurlah yang memenuhi seluruh rasaku. Rasa syukur pada Tuhan, dalam kekuranganku aku masih mampu membuat keluarga yang tidak seberuntung aku bisa  tersenyum, didalam kelemahanku aku mampu memberikan kekuatan dan kebahagiaan buat mereka.

Sekian lama waktu berjalan dan aku dikagetkan dengan kondisi yangs angat berbalik dari apa yang sebelumnya aku tau. Emak tiba-tiba jadi matrealistis, perhitungan, berani bohong dan hal negative lainnya. Selidik punya selidik ternyata itu karena hasutan salah satu dari sekian banyak ibu yang sering ngobrol sama emak. Nggak pakai piker panjang aku ambil keputusan untuk selesai menggunakan jasanya.

Belum ada dua bulan emak keluar dari rumah kami, semua perlahan kembali pada kondisi semula. Saat aku dating ke rumah emak untuk sekedar memberikan emak bingkisan lebaran buat keluarga mereka, aku disuguhi pemandangan yang membuat mataku tiba-tiba memanas. Banyak cerita, pengakuan serta penyesalan dari emak yang mampir ditelingaku malam itu. Aku tak mampu berkata banyak selain satu kalimat yang semoga diingat sama emak
   “Kami ingin emak belajar, bahwa tidak semua cara bisa membuat kita bahagia”.
Aku tinggalkan rumah emak dengan perasaan penuh. Sedih, menyesal, kasihan semua bercampur jadi satu.

Malam itu adalah malam yang sungguh menyesakkan untuk aku pribadi, ada rasa menyesal dalam hatiku saat membuat emak tidak mengasuh de Twins lagi. Tidak ada yang tau tangisanku malam itu kecuali Tuhan. Semua rasa itu aku adukan pada Tuhan malam itu.
     “Tuhan…., maafkan aku karena sudah membuat “mereka” menderita, membuat mereka kembali pada situasi yang pernah “mereka” tinggalkan. Tuhan apakah pelajaran yang saya berikan pada mereka benar-benar sangat berat? Apakah kesalahanku ini masih bisa kuperbaiki? Masih bolehkah aku menebus kesalahanku dengan mengangkat mereka kembali untuk menebus semua kesalahanku??”

Mungkin benar jika ada kalimat ;
  “seseorang tidak akan merasa memiliki jika dia tidak kehilangan”
  “emak tidak tau betapa kami sangat menyayangi keluarga mereka sampai akhirnya mereka kehilangan kami, dan disitu mereka baru sadar bahwa ternyata selama ini kamilah yang sangat menyayangi mereka, mungkin bukan harta yang berlimpah yang kami berikan tapi sebagian dari kekurangan kami kami berikan untuk kebahagiann mereka”

Sekarang mereka bisa tersenyum kembali sejak aku dating untuk kedua kalinya dan kembali menerima permintaan emak untuk bisa menjadi bagian dari keluarga kami kembali dan kembali menjadi salah satu pengasuh de Twins. Saat yang membahagiakan saat melihat airmata haru emak dan teteh karena kami membuka tangan kembali bagi mereka.
Pesanku buat emak;
  “Jangan pernah jatuh dalam lobang yang sama untuk kedua kali ya ‘mak……, kami semua sayang sama emak, dan semoga Tuhan selalu mengijinkan kami untuk bisa berbagi kasih dengan keluarga emak.”

Saturday, August 20, 2011

OKB



















Ini coretan tentang orang-orang (tepatnya bapak-bapak) yang kelihatannya banyak duit yg biasa disebut "kaya" tapi sebenernya seh ngga punya apa-apa alias gede gengsi aja. Gimana ngga begitu, rumahnya gede, boil wajib punya, tapi hasil ngutang sana sini, akhir bulan para debtcolector ngantri, kalo ngga ya warisan orang tua si istri. Makanya sebenernya mereka ini kelompok yang numpang enak sama istri modal *tiiiiiiiiiiit* doang.

Pertama Pak Ve... Dia dari keluarga pemanfaat anak, si ayah dari Pak Ve ini bisanya minta dan minta sama si anak, makanya Pak Ve berusaha memikat anak gadis yg memang cantik (ya walopun bodynya bantet alias pendek bulet) seorang juragan di daerahnya, menikahlah mereka dan beli rumah pake duit si istri di Perumahan ini, ternyata Bu Ve cuma dimanfaatkan sama Pak Ve buat memenuhi kebutuhan si ayah, lebih parah lagi Pak Ve ini buayanya setengah mati, beberapa ibu muda dan masih cling berusaha dideketi sama Pak Ve buat diajak cihuy *batuk-batuk*.... Sampai akhirnya ada 2 keluarga yang memutuskan pindah dari perumahan ini karena ngga tahan sama kelakuan busuk Pak Ve...

Kedua adalah Pak Lie...hahahaaaaa... Dari namanya aja udah ketauan kalo manusia satu ini emang ngga beres... Bapak yang satu ini datang dari keluarga broken, menikah sama wanita cantik anak juragan juga...hobbynya gonta ganti kendaraan (bukan karena banyak duit tapi karena ditarik mulu) hahahahaaaa.... Ngakunya dulu pas dateng Manager ternyata lama kelamaan ketauan kalo bukan Manager tapi Meneger (menek steger) alias tukang mbenerin barang yang ngambilnya kudu pake steger dulu wkwkwkwkkk....nah kalo yang ini, setiap tetangga punya barang baru, dia berusaha beli yg lebih bagus (ra ketang nak wis sesasi di dol juga) hahahaaa...


Yang ketiga adalah Pak Bro... (Itu lho yang tak ceritain hoby ngumpet dibalik pager) kalo yang ini cari aman, yang kaya kekiri ikut kekiri, yang kaya kekanan ikut kekanan...pokoknya ngikuuuuttt aja bisanya.

Yang ke empat Pak Ser... Kalo ini sedikit sombong memang dan agak autis, tiap hari kerjanya ngitungin buah jambu yang ada didepan rumah, hahahaaa.... Cuma itu yang aku tau.

Yang kelima Pak Bom... Bapak yang satu ini sebenernya nebeng sang menantu yang "buta tuli" (kalo liat tetangga mendadak buta tuli) tapi dalam segi keuangan sedikit lebih basah (ngga tau berendem dimana). Si bapak ini bermulut lobang sumur alias banyak cakap wkwkwk....

Kalo tiba saatnya rapat dan rapet erte erwe di perumahan ini mereka inilah yang selalu pengen tampil wah dengan usul tentang penduitan dan usul itu maunya harus selalu diterima. Mereka ngga pernah mikir bahwa yang tinggal disekitar mereka bukan OKB (orang kaya baru) seperti mereka semua.

Sementara mereka-mereka yang benar benar kaya (alias dari lahir udah ngantongin BPKB,AKTE TANAH,dan kalungan rantai emas bertahta berlian) aja lebih bijak dalam setiap langkah pengambilan keputusan. Tapi ya itu tadi, berhubung para bapak-bapak OKB yang mokondo tadi pengen kelihatan kaya didepan semua warga, makanya mereka ini yang ababnya paling bau yang banyak ngeluarin polusi.

Sedangkan mereka yang statusnya hanya karyawan rendahan, kuli, tukang, dan rumah mereka hanya ngontrak nggak berani berkata "tidak" untuk setiap keputusan yang diambil para OKB ini. Sementara itu istri-istri mereka musti mengurangi jatah makan anak mereka yang sebelumnya udah kurang hanya untuk membayar iuran-iuran yang sebenernya nggak penting dan diada-adain cuma untuk gengsi-gengsian aja.

Kami yang berusaha memberikan masukan untuk sebuah kebaikan selalu ditolak dengan alasan "tidak ada protes dari yang lain" padahal sebenernya adalah karena kami adalah warga "minoritas" di perumahan ini.


Dan sekarang yang kami hanya bisa buat adalah, bersyukur. Bersyukur karena Tuhan tidak memberikan kami fisik sempurna saja tetapi Tuhan juga memberikan kami kerendahan hati, sehingga kami bisa mengerti apa yang dirasakan oleh mereka yang tidak seberuntung kami dan mengerti apa yang harus kami lakukan bagi mereka.


Saat semua yang kamu miliki diambil semua sama Tuhanmu, disitulah nanti kamu akan mengerti betapa kamu sebenarnya tidak memiliki apa-apa, saat itu juga kamu akan menyadari bahwa ternyata kamu adalah orang yang paling miskin jika bukan karena kebesaran dan karunia-Nya.

Pernikahan...!!??

Corat coret ini ada karena tanpa sengaja saat terdengar sebuah perbincangan dua ibu rumah tangga (sebut aja namanya Bu  dan Jeng*ngikik*) seperti ini:

Bu: "Lebaran libur panjang ya Jeng? Pulang kampung donk."

Jeng: “iya nih, mau ngademin otak, buar nggak makin kisut”

Bu: “enak ya jeng kalo dua duanya kerja, mau apa aja bisa”

Jeng: “lho, bukannya enak dirumah bu, bisa lebih fokus mendidik dan menyayangi anak-anak”

Bu: “sama aja jeng, dirumah juga capek tapi ngga dapet duit, pagi beresin rumah, siang sampe sore beresin anak, malem sampe pagi masih harus beresin bapaknya anak-anak.”

Jeng: "hahaha...tapi yang terakhir kan bikin ilang capeknya bu…. :D"


Sejenak raut wajah si "Bu" terlihat memerah tapi bukan karena malu melainkan menahan sebuah rasa yang tak pernah sanggup disimpannya seorang diri (halaaah...roso opo kui?), dan tak lama terdengar kembali suaranya tapi sedikit lebih pelan;
Bu: “tidak buat saya jeng, itu justru jadi sebuah siksaan batin saya”

Jeng: "waks....masak seeeh" *penasaran*

Bu: "begitulah jeng, jeng lihat sendiri kan bagaimana suami saya memperlakukan saya, saya seperti babunya bukan istrinya. Kalau libur sekolah saya ingin pulang ke rumah orang tua saya selalu tidak pernah terlaksana karena alasan tidak ada biaya. Sempat saya bertanya tentang pendapatnya jika saya juga ikut bekerja, tapi jawabannya sangat menyakitkan buat saya. Ternyata bagi suami saya, jika seorang wanita sudah ambil keputusan untuk menikah maka dia harus menerima konsekwensinya, meninggalkan pekerjaannya dan pindah kerja dirumah untuk melayani suami dan mengurus anak serta rumah tangganya. Dan itu sekarang yang terjadi pada saya, kalau tau begini saya tidak akan pernah menikah sampai kapanpun. (Lho malah curhat si "Bu" ini)

Jeng: *diem tapi mikir: bener juga yang dibilang si ibu ini, selama tinggal disini dia ngga pernah ngeliat suaminya bermanis manis sama istrinya* selama ini kalo manggil istrinya selalu pake teriak, sampai orang sekecamatan nutup kuping, nyuruh istrinya semau jidatnya, nyuciin motornya, bukain pintu ngga peduli itu siang malam subuh harus dilakukan, masakin harus sesuai seleranya dan semua sajian harus panas, kalau pulang kerumah jam 03.00 WIB pengen makan ya si istri musti masak lagi buat makannya dia. Gloooddaaaaakkkk....!!!
Ohemji....(Kata anak gahol sekarang) kapan istrinya bisa istirahat, merasakan indahnya punya keluarga, tersenyum karena merasakan bahagia atas sebuah kata "pernikahan".

Miris dan prihatin juga aku denger sepotong (sepotong kok panjang banget) perbincangan yang terjadi diluar pagar rumahku tapi masih sangat bisa terdengar dan kuikuti dengan jelas dari dalam rumahku (nguping doooongg gw hahahaaaa...maap)

Pernikahan...??!!
Kalo denger katanya doang seeehhh.... Hayuk aja tapi kalo udah dijalani baru pada bla bli blu bleeehhh....sambat kabeh...!!!
Buat kalian yang sudah memutuskan untuk menikah coba sekali waktu ambil sejenak waktu luang untuk kembali merenungkan perjalanan pernikahan kalian. Apa kah sudah sesuai dengan hakikat pernikahan yang sebenarnya. Sebuah senyum dan kebahagiaan. Jika belum mendapatkan keduanya berdoalah supaya masing masing dari kamu diberikan kerendahan hati untuk bisa membuat semua bahagia (bukan berdoa supaya diberikan istri atawa suami baru) Sebuah pernikahan adalah sebuah anugerah, dan anugerah itu adalah suatu hal yang indah dan menyenangkan, maka perlakukan anugerah tersebut sebagai anugerah yang sebenarnya, tanpa keluhan untuk segala kekurangannya, tanpa amarah dan makian untuk semua kesalahannya, semua hanya dengan senyum. Tidak ada alasan apapun untuk memperlakukan sebuah pernikahan dengan segala hal yang buruk bahkan jika pernikahan itu terjadi tanpa cinta. Itu bukan alasan. Jika itu terjadi, hal yang harus kalian tanyakan pada masing masing pribadi kalian adalah satu hal; "masih bisakah pernikahan itu kalian jadikan sebuah anugerah yang sesungguhnya dan menjadi sebuah pernikahan dalam arti yang sesungguhnya? Bukan hanya sebuah status?" Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan kalian pakai untuk mengambil sebuah keputusan. Apapun keputusannya itu sebaiknya adalah yg terbaik buat semua.

Buat kalian yang masih jomblo (piss....:D) pikirkan lagi sebelum kalian memutuskan untuk menikah karena sebuah pernikahan tidak akan bisa menjadi indah dan sempurna jika tanpa sebuah kerendahan/kerelaan hati. Kalau kalian belum bisa tersenyum untuk kebahagiaan orang lain sebaiknya jangan pernah memutuskan untuk melangkah dalam sebuah "pernikahan". (Nek gelem tak kandani yo rasah ding hahahaaaaa....)

Monday, August 15, 2011

Kita dan Dia


Kita tidak pernah berhenti meminta
Bahkan kadang cenderung memaksa
Mendikte apa yang harus Dia beri pada kita
Berusaha menunjukkan pada-Nya
Kita sungguh sungguh dengan doa kita

Saat Dia berikan satu anugerah pada kita
Bukan terima kasih yang keluar dari mulut kita
Tapi sebuah ketidakpuasan dari kita
Pada apa yang telah tersedia dihadapan kita

Dia tidak berikan apa yang kita mau
Bukan karena Dia tidak ingin
Atau tidak mampu memberikannya
Sadarkah kita jika Dia sangat mengerti
Siapa dan bagaimana kemampuan kita
Dia sangat bisa memahami
Apa yang kita butuhkan saat ini

Jika kita mau untuk lebih bersyukur
Untuk apa yang telah kita punya
Mau untuk lebih sedikit bijak
Mencari makna yang tersirat
Yang akan Dia perlihatkan pada kita

Dalam setiap kehidupan
Dari masing-masing pribadi yang berbeda
Dia menciptakan kita dengan sebuah kesempurnaan
Kesempurnaan sebagai seorang manusia
Tidak ada pribadi yang tidak sempurna
Yang ada hanya seorang pribadi yang tidak mengerti
Seorang pribadi yang tidak mau mengakui
Bahwa sesungguhnya dia memiliki segalanya

Saat kita melihat…
Ada pribadi lain yang lebih baik (menurut kita)
Bukan mengutuk “ketidaksempurnaan” kita
Kembalilah melihat pada diri kita sendiri
Bahwa kita juga memiliki segalanya
Dan bagaimana cara kita mensyukuri
Apa yang telah Dia berikan pada kita
Mencoba merangkai sebuah keindahan
Membuat apa yang tidak sempurna menurut kita
Menjadi satu hal yang benar-benar sempurna
Bagi hidup kita sesuai dengan gambaran-Nya

Cukup Sebuah Rasa

Saatnya menutup hari
Terlintas bayangmu
Saat kupejam mata ini
Kangen...?!
Kamu benar,
Aku merasakan sebuah kerinduan
Untuk kembali bersamamu
Merasakan sebuah keinginan
Untuk bisa melangkah disampingmu
Seperti beberapa waktu yang lalu
Saat aku bisa menjadi teman ceritamu
Saat kamu masih menjadi pendengar terbaikku
Segala tentang kamu ada disini
Dalam hati dan pikirku
Tak akan pernah lelah menyimpannya
Meskipun tak mampu mengulangnya

Masih Tentang Kamu

Lama tak terdengar tentangmu
Mendengar cerita apapun darimu
Mengikuti segala kesibukan harimu
Bukan sebuah keinginan dariku
Dan mungkin juga bukan maumu
Yang menjadikan situasi ini ada
Tak perlu sampaikan alasan
Usah mencoba di urai satu persatu
Terlalu banyak hal yang terjadi
Bisa dimengerti atau bahkan tidak
Aku tak perlu menjelaskan
Dan kau juga tak pernah pertanyakan
Apa yang sedang kulalui
Bukan karena sudah tak ingin berbagi
Hanya tak ingin kamu terbebani
Biarlah semua yang sedang terjadi
Berjalan sesuai yang Dia tulis
Keadaan mungkin bisa berubah
Tetapi hatiku masih tersimpan untukmu
Semoga rasamu masih seindah kemarin

Si Pak Bro

















Kali ini curhatan tentang satu keluarga tetangga yang bisa di bilang "wagu"
Sebut aja namanya Pak Bro sama Bu Bro *senyum dulu bentar*....

Pak Bro dan Bu Bro ini tipe pasangan yang ngga suka bergaul (katanya ngga penting buat kata ngrumpi :D) sama tetangga, saking ngga sukanya... mereka justru sama sekali ngga pernah keluar dari "istana" nya itu... *ah, siapa tau cihuy terus di dalem* .....#pengen ngintiiiiipp yaaaa....#

Naaaahhh...., story punya kata...(katanya si anu, si inu, dan si unu....)*halaah...belibet* 
si Pak Bro ini punya "bola bekel" baru tuh..., dan ternyata suatu saat kepergok tuh lagi main bola bekel terus bla bla bla bla.... *hayoooooo.....lagi napain disitu....* (kalo kata PaiBleh auan...auan....transleteen dewe) yo malu lah si Pak Bro nya... 
Daripada kabar burung itu jadi burung beneran....ya mending si Pak Bro pasang tampang sangar dulu lah biar yang liat dia dan mau lewat didepan dia keder duluan #secara "tanda seru" itu Pak Bro berbody tinggi, gede, item*hiiiiyy*#. Udah gitu, yang namanya orang salah, bukannya minta maaf dan cari temen, ini si pak Bro malah cari musuh, semua temennya ditanya dan ditantangin deh wkwkwkkwk..... 
Ya iyalah semua menyingkir dari depannya (bukannya takut tapi mualeeess) daripada berurusan sama bodyguardnya yang punya kedudukan sedikit lebih tinggi daripada si Pak Bro...*ngelirik si asisten*
Makin lama makin capek kali ya si Pak Bro berakting, aslinya deh keluar....#nyari bolo gelut kalo boso ndesone# tapi sayang bin kasian, bolonya terlanjur mlongo males kaleeee....

Sekali waktu ketemu sama diriku yang cuantik ini....*mematut diri*, kebetulan daku dianter sama "si bos", eeh... ketemu sama si Pak Bro, tapi tumben si Pak Bro mau bermanis-manis busuk ke daku setelah sekian lama berjutek-jutek ria (pikirnya si Pak Bro; kesempatan neh bales skak ke daku) "baru pulang jam segini..? Pantesan pulang malam terus, yang nganter mobilnya lebih keren"  tanya si Pak Bro pada Putri Cuantik ini #wkwkwkwk....,kenapa dikau bilang gitu Pak Bro 'pikirku' itu justru akan membunuhmu#
Ya dijawablah pertanyaan yang 'bermaksud' menjatuhkan harga diri si cuantik ini.... 
"Ya iya dong Pak Bro..., emang saya kaya situ ...!!saya seh ogah kalo cuma dimodalin kunci kamar mandi"
#gubraakkk...jeglllleeeerrr....gloodaakkk...krompyaaang# segala bunyi mampir dah tuh pasti ke kuping beliau... Tegang, asem tapi warnanya ngga berubah jadi merah tuh muka (gaaakkk keliiaataannn, si Pak Bro kan iteeemmm) lho...lho...lho... Kok main kabur aja Pak...? Kebelet mau pipis ya..... *ngakak nggledag*

Naaahhh...sodara sodara...sejak malam terindah itulah si Pak Bro kalo liat Tuan Putri yang cuantik ini melenggang mau melewati 'istana' milik beliau.... Si Pak Bro nya buru-buru ngacir biar ngga sempet ketemu dan mati kutu lagi. Pernah suatu kali si Pak Bro lagi asik nungging menyiksa rumput didepan rumah mereka, ngga sengaja juga mungkin si Pak Bro nengok dan liat kalo ada bidadari yang mau lewat, ngga ngerti deh antara takut atau malu si Pak Bro langsung ambil langkah cepek mau kabur, tapi sepertinya si Pak Bro ngga sempet lari #kram kakinya kali# ya jongkok-lah si Pak Bro di balik pager miliknya. Dia pikir udah ngga keliatan kali ya padahal tu body jelaslah cukup keliatan, secara sosok hitam di siang bolong.... Haghaghagagagaaaa.....

Udahan dulu ah.....
Ayo yang ngaku berburung, harus berani terbang duong...tunjukkan ke'burung'anmu alias kejantananmu le... Jangan ganti kostum 'barbie' kalo lagi kena masalah...woke...mari Pak Bro... (salam burung buat si bola bekel ya :D)