Tuesday, April 3, 2012

Langkahku di "Dalam Nama-Nya"


Sorry kelamaan lanjutan catatan sebelumnya di "Alam Berkabut"


Ternyata diagnosa dokter sebelumnya terbukti. Aku terkena SGB atau (SINDROMA GUILLAIN-BARRE). Keterangan dokter pada keluarga membuatku membelalakkan mata. Ada dua hal yang ditawarkan dokter untuk pengobatan bagi penderita SGB . Yang pertama adalah memberikan obat gamamune dan yang kedua adalah Plasmaparesis .


Salib ini sangat berat. Sakitku yang lama masih belum teratasi, sekarang Tuhan memberikan aku satu cobaan yang tidak kalah berat dan menyakitkan. Puluhan hingga ratusan juta biaya yang akan aku habiskan untuk bisa kembali normal seperti semula. Belum rasa sakit yang akan aku terima saat proses pengobatan itu berjalan.Terbayangkan masa depan anak-anakku yang pasti akan tertelantarkan karena besarnya biaya yang harus dihabiskan dalam pengobatan sakit ini.


Penyerahanku pada Tuhan terus berlanjut, dan aku semakin tidak berani mendikte Tuhan. Aku tau Tuhan selalu mempunyai jalan yang terbaik bagiku, dan karena-Nya kuserahkan semua hanya pada-Nya.
      "Ya Tuhanku dan Allahku, jauhkanlah segala hal yang menjauhkan
        aku dari pada-Mu, Ya Tuhanku dan Allahku, berikan segala yang
        kuperlukan untuk menemui Engkau, Ya Tuhanku dan Allahku,
        ambillah aku dan jadikanlah milik-Mu".
Doa penyerahan yang terakhir pada Tuhan ini yang selalu terngiang dalam otakku. Silih berganti bayangan kehilangan, kesedihan dan kemarahan memasuki otakku.


Kalau sampai dua kali aku hampir datang di rumah Tuhan tetapi Tuhan masih mengembalikanku kedalam kehidupan, itu artinya Tuhan punya rencana lain setelah keberhasilanku mengalahkan sakit ini. Ya.....Tuhan pasti ada rencana yang lebih indah dari hidupku sebelumnya. Doa, semangat, dukungan dari mereka yang dekat denganku saat itu yang membuat aku bangkit dari keterpurukan itu. Aku tidak mau keluargaku, orang-orang yang aku sayang jatuh dalam hutang hanya untuk biaya "jatuh"ku ini. 


Dalam Nama Yesus, aku mampu memaksa belajar bergerak, mulai dari jari tanganku, jari kaki, kepala dan perlahan bertambah baik untuk telapak tangan, telapak kaki, dan mampu menggerakkan bagian tubuhku satu demi satu. Satu persatu alat mulai dilepas dari tubuhku, dan semakin ringan bebanku semakin kuat pula aku berusaha untuk bisa "lari" dari tempat ini. Yang biasanya dilewati penderita SGB lainnya dua minggu di ICU mampu aku lewati dalam waktu tiga hari dan sehari di HCU, kemudian akupun dipindahkan ke Unit Stroke.Hanya tiga hari aku pastikan pada ketiga dokterku bahwa aku sudah mampu beraktivitas dirumah, dan dengan syarat aku harus bedrest selama satu minggu kedepan akupun mengantongi surat ijin pulang.Waktu perawatan di Rumah Sakit yang tadinya diprediksi mencapai satu sampai tiga bulan telah mampu aku lewati dalam waktu satu minggu.


Pertanyaan terakhir yang disampaikan dokter adalah "minum obat apa kamu bisa secepat ini menggerakkan badanmu ?". Tidak ada obat selain dari rumah sakit tersebut yang aku minum kecuali "Hosti" yang diberikan oleh seorang Pastur yang datang di hari Minggu itu. Tuhan telah datang pada saya dalam rupa roti dan Dia telah membuat saya bangkit untuk mewartakan kabar gembira ini. Kuasa Tuhan segalanya bagi saya. Dan senyumku terkembang disaat suster-suster cantik itu memberikan jempol mereka atas semangat saya dan mengatakan bahwa; "kepercayaan Ibu pada Tuhan, mengandalkan Tuhan dan penyerahan diri pada Tuhan yang menjadikan Ibu sembuh".

--- therapy dulu ya.... ---
baca lanjutannya pada catatan Langkahku di "Hidup Baru" .