Wednesday, September 28, 2011

Sekolah apa Bimbingan Belajar ???

















Baru beberapa tahun mengamati dunia pendidikan, semakin lama semakin memahami, ada yang sedikit ganjil didalam dunia "sekolah" di satu atau mungkin lebih lembaga pendidikan formal ini.
Masuk di dalam salah satu sekolah ,ditempatkan di dalam administrasi sekolah bidang kurikulum. Di bagian ini salah satu kegiatan rutin yang terjadi dibalik monitor adalah, pengolahan data siswa sejak mereka masuk sampai mereka keluar (pindah/lulus) dari sekolah ini.

Entah alasan apa yang pasti siswa disekolah ini memandang saya karyawan paling galak dan jutek (padahal muka masih babyface loh :D). Selalu setiap akan berururan dengan administrasi bagian yang satu ini #katanya# harus menyiapkan mental kalo ngga mau malu karena nangis dibuatnya. (Aahh...berlebihan komentar yang ini, siswa selalu ketawa kok setelah ketemu saya :P)

Cuma dua kata #katanya lagi# yang keluar dari mulut para siswa saat mereka mendengar radio sekolah mengumumkan nama mereka dipanggil untuk bertemu dengan administrasi bagian yang satu ini; "mampus gue..!!" Hadeeeww... Emang sesangar itukah si cantik ini...??

Satu hal yang "nyelip" di pikiran saya saat kesibukan koreksi hasil ujian dari para siswa nangkring di meja sempit saya. Setelah proses penilaian dan kembali koreksi hasil ujian, selalu saya membuat laporan peringkat dari nilai para siswa ini. Dari sepuluh nilai tertinggi dan beberapa nilai terendah dari masing-masing kelas saya *iseng* mencoba bertanya;
"Ikut bimbel dimana nak..???"
Hasilnya adalah....#sembilan dari sepuluh anak menjawab IKUT BIMBEL di ...bla..bla..bla...dan dua dari tiga nilai terendah menjawab TIDAK...#

Ups...setelah mereka membayar biaya yang tidak sedikit untuk bisa masuk kesekolah "ternama" ini, mengeluarkan biaya bulanan yang melebihi gaji dua orang office boy, mengikuti test masuk yang tidak mudah, setelah mereka resmi masuk menjadi siswa, mereka masih harus mencari Lembaga Bimbingan Belajar di luar sekolah untuk bisa tetap bersaing di sekolah. Ada beberapa alasan mereka masuk Bimbel ;
#orang tua semua sibuk (shoping,cari uang, arisan), jadi ngga ada waktu untuk mendampingi secara langsung dalam proses belajar anak mereka diluar sekolah.
#"susah pelajarannya, kalau ngga bimbel kita ketinggalan"... Lhooo...., terus bapak ibu guru yang setiap hari berdiri di depan kelas, bicara a sampai z ngapain donk..?? Kalau ngga ngerti, kenapa ngga nanya ke mereka? Bukannya mereka yang seharusnya membuat para siswa pintar. Dan gimana mau ngerti kalau setiap pelajaran isinya bermacam aktivitas (ngantuk,ngobrol,bbm an*kalau ngga ketahuan*) dan ngga merhatiin apa yang sedang dijelaskan didepan kelas.
#"ah, gurunya ngajarnya cepet-cepet, yang penting materinya selesai" ... O..oo.., sebenarnya yang terpenting saat kita jadi seorang guru (guru dalam segala hal) adalah materi tersampaikan atau materi terselesaikan ? "Monggo dipun penggalih piyambak"

Yang memilih ngga ikut bimbingan belajar tidak ada alasan lain selain "ngga ada biaya mam...".
Terdengar klasik tapi realitanya memang seperti itu. Ngga ada biaya, ya ngga bisa bimbingan belajar tambahan. Butuh kerja keras dan extra rajin untuk bisa bersaing di sekolah, tapi kalau belajarnya cuma sekedar belajar ya harus terima jika selalu berada diposisi bawah dalam persaingannya.

Hhhmmm... Jadi sebenarnya siapa yang menjadikan siswa pintar..? Sekolah dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang lebih tinggi dari sekolah-sekolah lain atau Lembaga Bimbingan Belajar yang mengajarkan sistem belajar praktis dan lebih mudah diterima oleh siswa..?

Sebutan " Sekolah Favorit " jadi terlihat mempunyai arti; #sekolahnya anak-anak yang sudah pintar dan punya nilai tinggi, bersaing dengan bantuan bimbel diluar sekolah# bukan » sekolah yang membuat siswanya menjadi pintar karena sistem pendidikan yang sudah diterapkan di sekolah «.

*BUKAN KRITIKAN TAPI SEKEDAR CORETAN YANG MEWAKILI MATA UNTUK BICARA*