Monday, October 30, 2023

Dear Edelweiss #2


 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 27 Oktober 2023 

  

Hai kamuuuu..... 

yang sejenak singgah di hati ini, dan dengan naif kupikir kamu adalah 

edelweissku, sampai aku sadar ternyata aku salah.

Apa kabar rasamu setelah dengan sadar membuatku remuk dengan 

manisnya caramu.

Damaikah hatimu setelah hancurkan kanvas yang pernah kamu coba lukis.

 

Ngobrol santai lagi yuk....

Buat mengingatkan kamu betapa jahatnya kamu, membuka mata hati kamu

biar kamu ngerti sebangs*t apa kamu buat aku.

Masih ingatkah kamu setiap harimu selalu mencoba untuk bisa membuat 

aku jatuh hati sama kamu. 

Dan gobl*gnya aku kenapa aku bisa tertipu sama sikap dan cara yang kamu

tawarkan untuk buat aku bisa tertawa sesaat.

Iya...sesaat...., karena sekarang aku sedang menguras air mata dan 

menelan pahitnya kenyataan yang sedang jalan beriringan disampingku.


Ketemuan lagi yuuk....

Aku sama kamu, iyaa....hanya aku sama kamu, jangan ada siapapun

yang hanya bisa kamu gunakan sebagai topengmu, buat menutup semua 

kemunafikanmu. Supaya aku bisa membuatmu ingat brengs*knya cara kamu

untuk bisa mendapatkan rasa percayaku yang akhirnya kamu hancurkan.

Agar kamu ingat bagaimana kamu "memaksa" aku untuk menatap mata kamu,

seolah-olah kamu ingin yakinkan aku bahwa hanya kamu 

yang ada dipihakku,kamu akan ada untukku 

dalam setiap usahaku bangun dari terpurukku, 

tetapi akhirnya kamu sendiri yang membuatku semakin terjerumus 

dalam kepahitan.


Ngopi berdua lagi yuk...

Biar aku bisa memaki kamu dengan segala rasa yang aku punya,

lampiaskan semua marah dan kecewaku yang sebenarnya adalah 

karena kesalahan dan kebodohanku sendiri.

Aku terlalu bodoh ketika aku menerima asa yang seolah dari hatimu,

bodohnya aku tidak mampu membaca kemunafikanmu,

bodohnya aku terlalu cepat titipkan hati sama kamu.

Salahnya aku adalah menerima kedatanganmu disaat keterpurukanku,

menerima uluran tanganmu pada saat aku jatuh,

bersandar pada bahu yang kau pinjamkan untuk kuatkanku.

Kesalahan besar kedua dalam hidupku ketika dengan mudah

aku menerima kehadiran kamu yang tidak punya hati, 

dan kebodohanku adalah membiarkan kepala ini bersandar dibahumu,

hanya untuk membuatku lebih hancur dari kehancuranku sebelumnya.


Duduklah bersamaku kembali....

Supaya aku bisa bercerita, perjalanan panjangku "menikmati"

getirnya hidupku sampai aku menemukanmu hingga akhirnya 

aku hanya ingin menghapus kamu dan semua tentang kamu dari hidupku.

Biar kamu mengerti bagaimana aku bertahun-tahun menjaga hati

yang penuh luka oleh masa laluku.

Bertahun lamanya aku teramat mencintai hatiku sendiri, sampai

habis semua rasa yang kupunya.

Tidak pernah sekalipun merelakan hati ini untuk kembali tersakiti

oleh sepenggal asa yang mereka tawarkan untuk menjaga hatiku.

Tetapi entah ada apa dengan egoku saat aku menemukanmu

Taukah kamu,aku dibutkan olehmu, pada apa yang kamu tawarkan,

dengan segala kisahmu yang menumbuhkan kekagumanku untuk sosokmu.

Tanyaku pada diri sendiri, kenapa aku bisa terlalu cepat jatuh 

dalam kebodohan seperti ini lagi, kebodohan yang tidak hanya 

membuatku terluka tetapi lebih hancur dari aku yang sebelumnya.


Pergilah....

aku tidak ingin memaksamu untuk tetap bersamaku, 

karena kamu bukan bahagiaku

mungkin bagimu sudah menjadi hal yang biasa, 

menyakiti dengan topeng menyayangi sampai kamu tidak peduli 

apa yang aku rasakan setelah yang kamu lakukan kemarin dan hari ini.

Tidak butuh permintaan maaf untuk kejatuhanku 

karena kita memulai semua kesalahan itu diatas keinginan bersama.

jika saat ini aku terluka karena perginya kamu 

biarlah itu menjadi penyesalan terdalamku dan akan kubunuh kembali

segala rasa yang sempat kembali ada karena kamu

biarkan aku kembali bernafas tenang tanpa rasa cinta dan sakit.

Jemputlah karmamu karena semesta tak pernah tinggal diam 

ketika air mata ini menetes diatas pangkuannya.



-- terima kasih pernah menjadi bagian dari kesalahan yang dengan sengaja kubuat --

 










 

Dear Edelweiss #1


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin, 23 Oktober 2023 

 

Dear edelweiss...

terima kasih untuk hari kemarin

rasa yang kau suguhkan teramat manis

mengikis sejenak kehampaan

menerbangkan sebagian rasa sakit

 

saat sang angin datang menghempas

lepaskan sisi kerapuhan

hempaskan setiap luka sudut hati

sisakan kokohnya kelopak cantikmu

 

aah....

terlalu cepat aku menjadikanmu edelweissku

kurangkai menawan bertahta diatas keangkuhan

menyanjung harap bisa runtuhkan kuatnya ego

memetik asa hapuskan semua luka

 

kembali menilik tempat ini

semua yang terjadi antara aku dan kamu

mengubah duniaku, mewarnai lembar kisahku

yang lama tak tersentuh nuansa

mengukir salah satu kisah terpenting

dalam jalan hidupku


sesaat diam mematung hadirkan banyak rasa

disini membuatku tak bisa melupakanmu

ingatkanku selalu kembali tentang kamu, 

sikapmu, dan segala yang kamu lakukan

 

katamu itu hanya untukku

sejauh itukah usahamu untuk aku

benarkah hanya untuk aku

dan hanya sekedar menopangku 


jujurkah kamu dengan perasaanmu

ataukah benar ini memang hanya rasaku

bukan karena rasa yang juga kamu punya

rasa sama yang kurangkai untukmu 

rasa yang terus tersirat dari setiap sikapmu

 

sedikit membuka hati untukmu

belajar kembali menerima asa berbeda

dan akhirnya kembali tersungkur dalam kepalsuan

kepingan hati yang mulai tertata 

kembali hancur tak tersisa

 

disaat aku mulai mencoba jadikan kamu sandaranku

tersirat buatmu aku adalah bebanmu

saat aku mulai menjadikan kamu pundakmu

terbaca rasamu sudah cukup menopangku

 

saat aku melayang dengan lamunanku

kamu berpaling patahkan harapan

melangkah pergi hancurkan asa

kubur segala keindahan sesaat yang kamu cipta

seketika berganti amarah dan air mata