Wednesday, October 31, 2012

Sesaat Bersamamu





















Kamu....
membuat semua terjadi dalam hidupku
mampu membuatku tersenyum dan menangis
mampu menciptakan bahagia sekaligus sakit

tak pernah menyesal mengenalmu
tak pernah kecewa mencintamu
meskipun waktu telah merubah dirimu
yang sempat memiliki sedikit rindu untukku

rasa yang kupunya tak pernah hilang
cinta yang kumiliki masih saja setia
meskipun aku tau kamu lupa semua itu
bersama dengan kamuflase yang tersisa

sedikit waktu yang pernah kita punya
sedikit rasa darimu yang pernah ada
membuat warna indah tersendiri bagi jalanku
meski itu hanya sebatas penghilang penatmu

tak perlu mencari kata yang tepat
tak harus takut mengungkap rasamu
cukup aku tau apa yang terjadi
membuatku perlahan meninggalkanmu
karena aku mencintaimu.




Wednesday, October 17, 2012

Ketika Itu Datang

















Ketika waktu semakin sempit
Ketika raga beranjak lemah
Ketika bibir tak mampu merangkai kata
Ketika aliran darah perlahan membeku
Ketika hembusan nafas terasa berat

Aku hanya ingin melihat senyum kelegaan
Karena tak ada lagi beban tertinggal
Aku hanya ingin ada lambaian keikhlasan
Karena yang memiliku telah menginginkanku
Aku hanya ingin mendengar senandung indah
Karena kedamaian yang akan kumiliki

Air mata akan berganti senyum
Kering akan berubah menjadi indah
Sakitpun terhapus oleh kesejukan
Hanya cinta untukmu yang tak terganti
Setia menemaniku di keabadian

Wednesday, September 19, 2012

Dalam Mimpiku

















Tatap matamu terlalu tajam
Senyum tipis yang penuh makna
Pesona yang tak pernah redup
Menyapamu menjadi sebuah kerinduan
Mengenalmu menghadirkan rasa 
  yang pernah hilang

Kata hatiku tak pernah salah
Memilih hatimu sebagai tahta cintaku
Bersama dirimu kudapatkan kebahagiaan
Berdua denganmu kuraih kesempurnaan
Dalam lembut genggam jemari
Di kehangatan pelukmu
Terlelap oleh damai belaianmu

Memiliki dirimu seutuhnya adalah mimpi
Keindahan yang selalu tercipta
Dalam setiap kebersamaan
Tak akan pernah bisa abadi

Ingin rasanya terlelap
Untuk bisa rasakan segalanya denganmu
Enggan rasa membuka kedua mata
Bangun dari semua mimpiku tentangmu
Kembali mendapati kenyataan abu-abu
Bahwa kamu tak akan mampu kumiliki
Meski kita masih bisa bersama
Diantara ruang waktu yang tersisa

Monday, September 10, 2012

Aku dan Rasaku






















Mencintaimu diantara sakitku 
     adalah anugerah
Menyayangimu diatas lukaku 
     adalah keindahan
Membuatmu tersenyum dengan air mataku 
     adalah kekuatan
Mendambamu dalam cemasku 
     adalah harapan
Percaya padamu bersama raguku 
     adalah perjuangan
Meskipun kamu tak pernah menganggapnya
SHMILY.....

Friday, September 7, 2012

Kembali Tak Mengerti Cinta






















Kenapa aku bisa
Terjebak dalam rasa ini lagi
Kenapa aku seperti tidak pernah kapok
Tersakiti seperti ini

Beberapa waktu aku sempat merasa
Mampu tersenyum dengan tulus
Tetapi sepertinya itu adalah salah
Mungkin memang aku tidak pernah bisa
Menikmati dengan sempurna
Apa itu yang namanya cinta

Cinta memang tidak pernah salah
Tetapi aku yang sangat salah
Terlalu berharap pada indahnya cinta
Ini adalah kesekian kali
Aku merasa tersakiti
Oleh rasa yang berlebel “cinta”

Sepertinya aku tak perlu lagi
Mencari dimana adanya cinta
Cukup buatku untuk sekedar memanjakan mataku
Tanpa harus melibatkan hatiku

Terima kasih
Kamu telah menjadi orang yang kesekian
Yang tidak mampu membuktikan
Bahwa cinta itu indah
Terima kasih
Kamu telah membuatku
Menjadi seseorang yang lebih kuat
Dari aku yang sebelumnya
Terima kasih
Kamu telah membuatku semakin yakin
Bahwa cinta itu bukan hal terpenting
Dalam sebuah hidup
Karena bagiku…
Sesungguhnya Kasih lebih indah untuk kunikmati…

Thursday, September 6, 2012

Dalam Bayangnya















Tak mampu berkata tentang rasa
Yang sesaat tercipta
Air mata mewakili sakit yang ada
Semua langkah terasa sia-sia

Saat kamu tak mau mengerti
Ketika dirimu tak mampu memahami
Luka yang ada karena egomu
Cukup bagiku untuk tau isi hatimu

Kisah lama itu tak pernah hilang
Rasa lama itu masih tersimpan
Kehadirannya terlalu indah untukmu
Membuatmu tak pernah mampu
Membuka hati dan mencintaiku

Kehadiranku setelah langkahnya
Membuatku selalu ada dalam bayangnya
Semua tentangku terasa tak bermakna
Hadirku hanya selintas siluet dikala senja
Sebuah keindahan sesaat tanpa cinta

Permainan hatimu"kah?"















Semua berawal tanpa cinta
Polos dan apa adanya
Sampai waktu membawaku
Untuk lebih menilik hatimu
Mengenal rasa yang bertahta disana
Meskipun aku teramat menyadari
Separuh cintaku telah kutitipkan
Pada hati yang masih indah di ujung senja

Keindahan yang kamu cipta
Membuatku mampu membelaimu
Kesejukan yang kamu beri
Memaksaku rela memelukmu
Berdiri atas dasar cinta
Melangkah indah diatas kanvas kemesraan
Terpejam terbuai kehangatanmu
Menikmati keindahan bersamamu

Hampa itu datang seketika
Ketika tanpa sebait kalimat
Hadirmu beranjak dari hariku
Semakin aku mencari hilangmu
Semakin jauh langkah kakimu
Meninggalkan luka yang tak pernah kau tau
Menyisakan air mata dalam tatapan kosong

Semudah langkah kepergianmu
Setenang itu pula kedatanganmu
   "Menjaga cinta dan hatiku, 
    dari semua luka yang akan ada"
Antara cinta dan kebodohan
Berjalan seiring tanpa batas
Kembali kuraih uluran tanganmu
Dengan rasa yang masih sama
Ketika kamu pergi meninggalkan aku

Semua alur cerita kembali terulang
Pada waktu yang tak sama
Membuatku mampu tersenyum sejenak
Meski akhirnya selalu mencipta luka
Mengertikah kamu akan arti mencinta
Bukan sekedar janji indah tanpa langkah
Bukan juga sebatas kalimat tanya tanpa jawab

Friday, August 10, 2012

Semoga


















Kamu menawarkan sebuah rasa untukku
Kamu mencoba mengenalkan kembali padaku
Apa itu cinta dan bagaimana manisnya rasa itu
Kamu mencoba membawaku kedalam zona merah muda
Sebuah tempat yang pernah aku tinggalkan
Tempat yang selalu kulupakan bertahun-tahun lamanya
Dan pernah kujanjikan tak akan pernah memasukinya lagi
Kamu mencoba menuntunku kedalam sebuah kebahagiaan nyata
Tapi mungkin itu adalah kebahagiaan semu buatku
Kebahagiaan yang hampir tidak pernah menghampiriku
Apa yang membuatmu bisa begitu menggodaku
Untuk kembali ingin mencobanya
Apa yang kamu miliki
Sampai membuatku bisa begitu tak berdaya
Untuk berkata tidak atas semua yang kau tawarkan
Aku akan membuat hari bahagiamu menjadi sempurna
Dengan sebuah keputusan besar buatku
Aku akan berjalan disampingmu
Dan bersamamu aku akan mencoba
Kembali merasakan manisnya cinta yang kau tawarkan
Mungkin tidak sesempurna yang kau ingin
Karena rasa sakit itu masih terlalu jelas untukku
Tapi aku akan mencoba menghapusnya
Dengan cinta yang kamu punya untukku...

Wednesday, August 8, 2012

Kembali Pada-Mu




















 
Ketika ada dalam ketidak pastian
Kebimbangan dalam sebuah rasa kepercayaan
Sejenak namun teramat menyakitkan
Tak mampu merubah ego
Meski teramat banyak karya yang ada

Tak ada hal tak akan kita lakukan
Ketika kita memiliki sebuah cinta
kamu datang pada jiwa yang rapuh
Bukan tawarkan kemewahan dunia
Bukan juga indahnya cinta
Hanya sebait cerita duka

Rasakan sebuah kepedihan
Bercampur dengan kemarahan yang tersisa
Mencoba berdamai dengan kemarahan
Pupuskan semua ego diri
Diam dalam tenangnya malam
Mencoba kembali menyapa-Nya

Maaf-Nya selalu melimpah
Senyum-Nya terlalu indah
Kubisikkan sebait kalimat
 "Maafkan aku untuk segala marahku, 
  meski kali ini aku datang pada-Mu bukan untukku 
  melainkan untuknya"

Karena cinta aku melakukannya
Bukan aku tak ingin kembali pada-Nya
Tapi biarlah waktu yang merangkai semuanya
Sampai saatnya tiba
Keyakinanku akan Dia tidak pernah berubah

Berserah















Ketika raga kembali terluka
Jangan biarkan jiwamu hampa
Ketika matamu tak mampu terbuka
Bukan berarti senyuman sirna

Saat hatimu menangis
Tak perlu mereka ikut berduka
Saat air matamu telah habis
Biarkan indahnya Surga menjadi milikmu

Kesakitan bukan sebuah karma
Hanya sekedar pelajaran berharga
Untuk lebih bisa menghargai yang sudah ada

Kesedihan bukan sebuah kutukan
Hanya sekedar mengingatkan
Kamu bukan siapa-siapa tanpa Dia

Tak Seharusnya

















Dalam sepi panjangku
Mencoba merenungi apa yang terjadi. 
Setiap kali aku mencoba
Llebih dekat dengan-Mu,
Setiap kali pula kutemui jalan berliku. 
Semakin aku mencintai-Mu,
Semakin dalam Kau menyakitiku. 
Penyerahanku serasa tak bermakna. 
Kepercayaanku serasa terbalas
Oleh sebuah pengkhianatan.

Salahkah ketika raga ini mengeluh lelah
Dosakah ketika dalam jiwa ini lahir amarah
Bukan harta yang aku kejar
Hanya sebuah ketenangan jiwa
Mereka hanya mampu berkata
Tanpa tau rasa yang selalu menyiksa

Sejenak kusimak kisah-Mu
Apa yang kualami sampai hari ini
Belum selangkah kisah sengsara-Mu
Tapi entah sampai kapan
Lara ini Kau titipkan padaku
Adakah jawaban dari semua itu

Ketika terdengar nada pujian tentang-Mu
Ingin kukatakan "aku kecewa pada-Mu"
Ketika terdengar sebait pengharapan
Ingin kuteriak "aku tak akan memohon pada-Mu"
Ketika lantang nama-Mu dimuliakan
Ingin aku menjerit "aku lelah bersama-Mu"

Apa yang Kau mau dariku
Haruskah dengan menyiksaku
Kau dapatkan apa yang Kau mau
Apa yang Kau ingin dariku
Haruskah dengan menyakitiku
Kau miliki apa yang Kau ingini

Ada sebuah lukisan yang indah
Yang akan bisa membuat kita tersenyum
Tanpa ada air mata dan kecewa
Tapi apakah harus selalu disertai
Dengan banyak sayatan dan noda
Dalam setiap prosesnya

Masih ingin disini
Entah untuk berapa lama
Berharap ada serpihan kasih
Yang mampu membuatku kembali
Berada dalam pelukan-Mu
Menyandarkan kepala ini di bahu-Mu
Sampai waktu yang kupunya
Berhenti berdetak karena ingin-Mu

Thursday, August 2, 2012

Diamku





















Aku terdiam ketika aku merindukan hadirmu
Aku terdiam ketika aku haus tatapanmu
Aku terdiam ketika aku hampa tanpa belaimu
Aku terdiam ketika aku tak mampu menyentuhmu 
   dan katakan aku mencintaimu
Aku terdiam ketika aku memikirkan 
   apa yang terjadi padamu diujung sana
Aku terdiam ketika alam tak akan 
   ijinkan kita bersama
Aku terdiam ketika waktu tak mungkin 
   menerima kita bersatu
Aku terdiam ketika semua rasa yang kupunya untukmu 
   tak pernah menjadi milikmu
Cinta yang kumiliki hanya mampu tumbuh dalam diamku
Tetapi semua tak akan hilang meski aliran kesedihan   
   beranjak pergi dari mataku.

Tak Tersampaikan
















Kita masing-masing tau
Sketsa yang terlukis dalam hati kita
Hanya butuh satu kata "keberanian"
Untuk menjadikan lukisan ini sempurna


Andai aku mampu menghapus
Hitamnya cerita cintaku
Pekatnya warna pedih yang kupunya
Membuatku tak ingin mengubah kelamnya
Andai aku berani membuka mata
Menatap indahnya hari baru
Tapi mata ini masih tertutup rapat
Sejak rasa sakit tertanam dihatiku
Membenamkan seluruh benih cinta
Andai aku berani membuka sayap
Yang pernah terluka tajamnya cinta
Mencoba untuk kembali terbang
Menikmati keindahan cinta yang sesungguhnya


Bantu aku menghapus hitam ini menjadi abu-abu
Dan aku akan menjadikannya kembali putih
Bantu aku membuka lelap mataku
Dan aku akan mempersembahkan tatapan terindah untukmu
Bantu aku merentangkan sayap patahku
Dan aku akan selalu menemanimu
Terbang dengan tarian tercantikku

Wednesday, June 27, 2012

Sesal









Bercengkerama dengan hitam
Mencari titik sinar kehidupan
Berselimut kabut kehancuran
Beralas tebalnya kekecewaan

Ranting cinta perlahan mengering
Terkadang patah yang tertinggal
Berhias embun keakuan
Dengan mahkota kesombongan

Ketika darah perlahan mengalir
Saat nafas tak mampu diraih
Lenyap segala kemegahan diri
Menciptakan sesal dan duka

Berdamai dengan bingkai pengertian
Berjalan dalam nafas keagungan
Tersenyum untuk indahnya kedamaian
Perihnya batin bukan sebuah karma

Tuesday, June 26, 2012

Rasa Yang Lama












Kembali menyapamu
Sederhana namun teramat indah
Tak pernah lekang oleh waktu
Semua yang kupunya tentangmu

Cerita itu kembali mengalir
Indah memenuhi ruang batin
Lenyapkan semua penatnya otak
Membasuh hitamnya jiwa

Terlintas untuk kembali bersama
Meski tak akan pernah bersatu
Patahkan semua asa cinta
Untuk sebuah kata komitmen

Rasa yang tak pernah lelah
Diantara letihnya masa
Cinta ini terlalu kuat
Meski tak pernah dapatkan raga

Akhirnya....












Ketika semua hampir selesai
Hati ini mulai merasa berat
Saat kata itu terucap
Tatapan mulai basah

Ketika semua telah berakhir
Hanya mampu telintas dalam pikir
Andai aku bisa bahagiakanmu
Tanpa kamu meninggalkan aku

Tak sanggup menatap gelisah mata
Tak mampu mendengar getar bibir
Semua hanya ingin terdiam
Dalam sebuah sedih tersimpan

Seperti berdiri dalam persimpangan
Meski semua untuk bahagia
Namun aku  masih tak mampu
Membunuh pedih rasa berpisah

Sunday, May 6, 2012

Tidak Pernah Meninggalkanmu


Aku selalu menatapmu
Pada setiap arah langkahmu
Meski kamu hanya sekedar melirikku
Bahkan ketika kamu tak pernah sempat melihatku

Aku selalu disampingmu
Ketika kamu kesepian seorang diri
Ataupun ketika kamu sedang tertawa 
  bersama sahabatmu
Dan melupakan kehadiranku

Aku selalu membasuh sakitmu
Ketika kamu terjatuh dan terluka
Meski kecewa yang selalu kudapatkan
Tak jarang amarah terucap darimu

Aku selalu menjagamu
Ketika mata lelahmu terpejam menutup senja
Merajut cerita indah sebagai teman tidurmu
Membuat malammu berwarna tak lagi gelap.

Aku selalu ada
Dalam senyum dan tangismu
Aku mencintaimu
Dengan kelebihan dan kekuranganmu
Aku tak akan pernah meninggalkanmu
Sampai keindahan surga memelukmu

Wednesday, April 18, 2012

Meraba Rencana Tuhan


Beranjak pagi tapi mata ini masih belum mau bersahabat dengan mimpi.
Bukan karena rasa kantuk yang tidak mendekatiku, tetapi lebih pada otakku yang tidak mau berhenti berfikir, dan hatiku yang tiba-tiba menjadi sedikit galau *halaah*.

Rabu, 18 Maret 2012, seorang sahabat mengundangku kembali untuk bersama bersyukur , memuji, dan memuliakan Tuhan dalam Persekutuan Doa di Kapel Paroki Santa Klara. Kali ini kami sekeluarga berangkat semua. Bukan kesengajaan, tetapi lebih pada tidak ada yang bisa nyolek aku berangkat bareng malam ini, hehheheeeee....

Doa dan pujian seperti biasa mengalir diiringi alunan musik yang lirih. Indah ketika kami menyebut nama "Yesus" dengan keyakinan. Agung ketika kami percaya dan sujud hormat bagi Dia.Bait demi bait kalimat kami puji nama-Nya, kata demi kata kami rangkai untuk bersyukur dan meminta dalam nama-Nya. Sampai saatnya penyembahan akan mukjijat-Nya, kurang lebih pukul 20.30 WIB,  bisikan Aviel membuatku membuka mata: "mami, kok salib-Nya ilang, ngga ada disitu...??"

Mencoba tenang dan masuk dalam fikiran anak lelakiku, "Salib yang mana kak..??" Meski sebenarnya jantung ini rasanya berhenti berdetak. Hilang semua konsentrasi doaku kali ini.
"Itu lho Mi, yang tadi ada di kotak itu, kok ngga ada..!!",tegas Aviel sembari menunjukkan jarinya pada tempat Salib di bawah Tabernakel, dan saat itu juga mata jasmaniku jelas-jelas melihat Salib itu masih tegak berdiri ditempat semula.

"Kemana Mi salib-Nya..??", masih dengan pertanyaan yang sama karena Aviel memang belum mendapatkan sebuah jawaban dariku. Tanpa berfikir lagi kalimat "ngawur" pun keluar dari mulutku, "Salibnya sudah ada dihati kakak, karena Tuhan Yesus sayang sama kakak". *gleg*...benarkah itu...??!! (Adakah yang bisa membantu aku mendapatkan jawaban dari semua peristiwa ini)

Tanpa terasa, aliran hangat itu mulai tercipta, penuh tanda tanya, antara khawatir dan berserah, mencari arti dari kejadian itu, baik atau buruk bagi anakku. "Apa yang ingin Tuhan sampaikan pada kami orang tuanya, apa yang sudah Tuhan rencanakan bagi Aviel?" Entahlah. Karena disini sekali lagi kepasrahanku, dan keyakinanku dipertaruhkan kembali dihadapan-Nya.

Sampai acara Doa malam itu selesai aku masih tak mampu mengerti. Bahkan ketika hal itu aku coba ceritakan pada pimpinan Doa dan anggota Persekutuanpun aku masih tak bisa mengerti. Aku hanya ingat bahwa aku pernah menyerahkan kedua "matahariku" ke tangan Tuhan. Untuk Tuhan jadikan perpanjangan tangan, biji mata dan penyambung lidah Tuhan di dalam hidup menggereja (baca: Pastur).

Membuatku teringat kembali ketika mereka berdua lahir, kami memberi nama mereka berdua dengan harapan yang sangat indah (yang udah tau ngga usah baca lagi, capek :D)
VERCELLIO AVIEL ELEANOR yang memiliki arti "Anak Allah yang terang benderang,bercahaya dan penuh belas kasih" dan VERCELLIO ELLYSON DARREN yang memiliki arti "Anak Allah yang kuat dan hebat".

Aku hanya berharap semoga peristiwa yang Aviel alami adalah peristiwa baik. Tetapi apapun artinya, yang pasti itu adalah tanda dari Tuhan bahwa hanya Tuhan yang punya kuasa atas apa yang sudah kami miliki bahkan anak-anak yang sudah Tuhan titipkan dan percayakan pada kami. Tuhan mengingatkan kami bahwa kehendak Tuhan atas kami pasti terjadi, mengingatkan pada kami akan tanggung jawab terhadap anak-anak kami.

"Tuhan Yesus,  kuserahkan jalan hidup kedua anak kami kedalam tangan-Mu, jika Engkau berkehendak mereka menjadi perpanjangan  tangan-Mu untuk mengajarkan belas kasih, menjadi biji mata-Mu untuk melihat semua kebenaran, menjadi penyambung lidah-Mu untuk mewartakan Firman-Mu, kami akan mempersembahkan mereka kepada-Mu dengan suka cita. Biarlah mereka boleh menjadi terang dunia terutama bagi Gereja-Mu, seperti arti dari nama yang kami berikan untuk mereka. Amin."

Friday, April 13, 2012

Langkahku di "Hidup Baru"


Mencoba menyelesaikan tulisan sebelumnya di "Langkahku di "Dalam Nama-Nya" "


Udara pagi dalam sebuah kebebasan, lembut, dingin dan teramat menyegarkan. Tempat ini tidak pernah membuat aku bosan untuk menyapa. Lembah Karmel, sebuah tempat yang damai, jauh dari keramaian dan kesesakan kota. Tempat yang selalu memberikan senyum bagi siapa yang datang kesana. Pastur, Frater dan Suster yang tinggal disana selalu menyapa dengan senyum tulusnya. Seperti tak ingin meninggalkan tempat ini lagi.


Datang dengan sebuah kelemahan dan kekurangan dan pergi dengan sukacita. Masih belum mampu bebas menari dengan tubuh lemah ini. Sebuah keterbatasan untuk tetap memohon dan berharap pada Tuhan. Pujian demi pujian mengalun dari suara-suara emas, tenang dan menyentuuh hati. Semakin yakin akan datangnya Roh Kudus. Semakin percaya akan campur tangan Tuhan.


Mukjijat itu turun atasku.
Ketika Misa Adorasi berjalan, Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm yang saat itu memimpin Misa Adorasi mengatakan dari altar bahwa "Tuhan sedang menjamah seorang ibu yang selama ini retinanya cidera", sempat terbersit rasa tidak yakin bahwa itu adalah saya sampai tiba-tiba saya merasakan seperti ada tangan yang memaksa mengangkat tubuh saya untuk berdiri dan melepas kacamata, dan ketika saya melihat ke altar saya melihat Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm sedang memberikan berkat ke arah saya dengan kedua tangannya dan Dalam Nama Yesus dengan perantara Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm saya mampu melihat Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm yang saat itu jarak saya dengan altar kurang lebih 30-35 meter dengan sangat jelas tanpa menggunakan kacamata.

Dan pada saat Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm mulai memberikan kami berkat bersama dengan membawa Monstrance (Sakramen Maha Kudus) yang melambangkan Yesus Kristus, kembali terdengar doa dari para suster dan frater dari altar bahwa "Tuhan akan menjamah dan menyembuhkan sesak nafas dan kelumpuhan kaki kanan seorang ibu berumur 32 tahun" Saya masih saja duduk tertunduk bersyukur karena Tuhan telah baik sekali menyembuhkan mata saya, sampai saya merasakan ada seseorang yang memaksa saya untuk berlutut, saat itu juga kedua kaki saya yang tadinya hanya mampu saya saya seret, saat itu mampu menopang badan saya tanpa sesak nafas seperti beberapa minggu terakhir, dan saya baru menyadari bahwa didepan saya sudah berdiri Romo Yohanes Indrakusuma O.Carm dengan membawa Monstrance dan beberapa Romo memberikan berkat Tuhan pada saya.
Terima kasih Tuhan Yesus, kakiku lepas dari kelumpuhan ini, terima kasih Tuhan Yesus Kau angkat sesak dalam dada ini, terima kasih Tuhan Yesus Kau buat aku kembali melihat indahnya dunia meskipun tanpa alat bantu lagi.Terima Kasih Tuhan Yesus.Kuasamu bekerja atasku.Amin

Tidak ada yang lebih indah dari percaya, tidak ada yang lebih tenang dari berdoa, tidak ada yang lebih kuat dan berkuasa yang melebihi Kuasa Allah. Mintalah maka akan diberikan. Percayalah maka akan di indahkan. Jangan hanya mengandalkan Tuhan saat kita sudah tidak mampu berkata-kata, tetapi memulai segala sesuatu Dengan Nama Tuhan. Terima kasih untuk doa dan dukungan dari semua saudara, sahabat dan teman-teman semua. 

Ayat penyembuhanku: 
20:4Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya:
20:5"Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN.
20:6Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."

--- S E L E S A I ---
















Tuesday, April 3, 2012

Langkahku di "Dalam Nama-Nya"


Sorry kelamaan lanjutan catatan sebelumnya di "Alam Berkabut"


Ternyata diagnosa dokter sebelumnya terbukti. Aku terkena SGB atau (SINDROMA GUILLAIN-BARRE). Keterangan dokter pada keluarga membuatku membelalakkan mata. Ada dua hal yang ditawarkan dokter untuk pengobatan bagi penderita SGB . Yang pertama adalah memberikan obat gamamune dan yang kedua adalah Plasmaparesis .


Salib ini sangat berat. Sakitku yang lama masih belum teratasi, sekarang Tuhan memberikan aku satu cobaan yang tidak kalah berat dan menyakitkan. Puluhan hingga ratusan juta biaya yang akan aku habiskan untuk bisa kembali normal seperti semula. Belum rasa sakit yang akan aku terima saat proses pengobatan itu berjalan.Terbayangkan masa depan anak-anakku yang pasti akan tertelantarkan karena besarnya biaya yang harus dihabiskan dalam pengobatan sakit ini.


Penyerahanku pada Tuhan terus berlanjut, dan aku semakin tidak berani mendikte Tuhan. Aku tau Tuhan selalu mempunyai jalan yang terbaik bagiku, dan karena-Nya kuserahkan semua hanya pada-Nya.
      "Ya Tuhanku dan Allahku, jauhkanlah segala hal yang menjauhkan
        aku dari pada-Mu, Ya Tuhanku dan Allahku, berikan segala yang
        kuperlukan untuk menemui Engkau, Ya Tuhanku dan Allahku,
        ambillah aku dan jadikanlah milik-Mu".
Doa penyerahan yang terakhir pada Tuhan ini yang selalu terngiang dalam otakku. Silih berganti bayangan kehilangan, kesedihan dan kemarahan memasuki otakku.


Kalau sampai dua kali aku hampir datang di rumah Tuhan tetapi Tuhan masih mengembalikanku kedalam kehidupan, itu artinya Tuhan punya rencana lain setelah keberhasilanku mengalahkan sakit ini. Ya.....Tuhan pasti ada rencana yang lebih indah dari hidupku sebelumnya. Doa, semangat, dukungan dari mereka yang dekat denganku saat itu yang membuat aku bangkit dari keterpurukan itu. Aku tidak mau keluargaku, orang-orang yang aku sayang jatuh dalam hutang hanya untuk biaya "jatuh"ku ini. 


Dalam Nama Yesus, aku mampu memaksa belajar bergerak, mulai dari jari tanganku, jari kaki, kepala dan perlahan bertambah baik untuk telapak tangan, telapak kaki, dan mampu menggerakkan bagian tubuhku satu demi satu. Satu persatu alat mulai dilepas dari tubuhku, dan semakin ringan bebanku semakin kuat pula aku berusaha untuk bisa "lari" dari tempat ini. Yang biasanya dilewati penderita SGB lainnya dua minggu di ICU mampu aku lewati dalam waktu tiga hari dan sehari di HCU, kemudian akupun dipindahkan ke Unit Stroke.Hanya tiga hari aku pastikan pada ketiga dokterku bahwa aku sudah mampu beraktivitas dirumah, dan dengan syarat aku harus bedrest selama satu minggu kedepan akupun mengantongi surat ijin pulang.Waktu perawatan di Rumah Sakit yang tadinya diprediksi mencapai satu sampai tiga bulan telah mampu aku lewati dalam waktu satu minggu.


Pertanyaan terakhir yang disampaikan dokter adalah "minum obat apa kamu bisa secepat ini menggerakkan badanmu ?". Tidak ada obat selain dari rumah sakit tersebut yang aku minum kecuali "Hosti" yang diberikan oleh seorang Pastur yang datang di hari Minggu itu. Tuhan telah datang pada saya dalam rupa roti dan Dia telah membuat saya bangkit untuk mewartakan kabar gembira ini. Kuasa Tuhan segalanya bagi saya. Dan senyumku terkembang disaat suster-suster cantik itu memberikan jempol mereka atas semangat saya dan mengatakan bahwa; "kepercayaan Ibu pada Tuhan, mengandalkan Tuhan dan penyerahan diri pada Tuhan yang menjadikan Ibu sembuh".

--- therapy dulu ya.... ---
baca lanjutannya pada catatan Langkahku di "Hidup Baru" .

Sunday, March 18, 2012

Langkahku di "Alam Berkabut"


Kembali melanjutkan tulisan  sebelumnya di "Hampir Gelap"

Cahaya itu membuat mataku sakit tapi aku tak mampu menghindarinya.
 "Ibu sudah bangun, ibu tidak ada yang menunggu ya.
  Ibu..., kita pasang NGT ya, supaya ibu tidak susah
  makannya"
Pertanyaan itu memaksaku menggerakkan kepala. Dan ternyata aku mampu menggerakkan kepalaku.
  "Tidak, saya bisa makan tanpa NGT ",
dengan tegas aku katakan sekali lagi bahwa aku memang tidak butuh alat itu. Rayuan susterpun berhenti ketika akhirnya aku berkata
  "ya udah, pasang aja, tapi kalau tangan saya bisa
   bergerak saya lepas sendiri". (Jangan ditiru yaaaaa.....)

Semangatku seketika bangkit, lupa akan kejadian yang baru saja menimpaku. "Kalau kepalaku bisa, tangankupun pasti bisa, dan kalau tanganku bisa, kakikupun pasti mampu berjalan" perlahan kugerakkan kepala, jari-jari tanganku, dan seluruh jari kakiku. Sulit !!! Iya, tapi itulah proses, dan aku memang sangat menghargai sebuah proses. Karena aku yakin Tuhan tidak akan memberikan kasih-Nya pada kita tanpa melalui sebuah proses.

Muka dan tanganku mulai terasa hangat, sedikit demi sedikit mampu bergerak mengikuti arah pikirku. Hasil tes urine dan darah sudah diterima, hasil lumbar puncture juga sudah diterima, dan hari ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum para dokter mengetukkan palu "si genit" apa yang terpikat sama tubuh ini. Samar-semar sempat kudengar pembicaraan para ahli jarum itu (nguping)
  "indikasi SGB sudah positif, lakukan EMG untuk
   lebih yakin lagi".
Eh...apa tadi, ada to penyakit SGB. Jenis penyakit elit macam apa lagi yang Tuhan inginkan aku untuk mengenalnya? Lalu, apa lagi itu EMG...???
Wooow... sepertinya dari semua alat medis yang ada di berbagai rumah sakit, aku belum pernah merasakan alat ini, dan saat ini sepertinya aku akan mengenalnya.

Persiapan untuk pemeriksaan tahap akhirpun dilakukan oleh para suster cantik itu. Semua kabel dan selang sudah dipindahkan di alat medis yang bisa mobile. Tinggal penyambung nafas dari ventilator saja yang masih menunggu tabung untuk oksigin mobilenya. Sepertinya Tuhan kedipkan matanya padaku, karena tiba-tiba perasaan ini dag dig dug ngga karuan. "Ada apa ini..??" tanyaku dalam hati. Dan ngga perlu lama aku dapatkan jawabannya.
  "Oke, tabungnya sudah siap. Kita pindahkan
   selangnya ke tabung dulu ya ibu" 
kata salah satu suster dalam ruang uji nyali itu.

Sepuluh detik, mulai terdengar tabung oksigin dibuka. "Kenapa suaranya aneh", belum sempat kalimat itu terjawab seketika itu juga air mengalir deras berpindah dari selang oksigin kedalam hidung dan entah kemana lagi. Seingatku, saat itu aku tersedak, dadaku sakit dan dalam pelukan kepala perawat (kata susternya) terdengar nada sumbang dari sebuah mesin. Kejadian pagi itu kembali terulang untuk kedua kalinya, dihari yang sama.

  "Sudah stabil suster, tinggal tunggu pasien bangun", kata suara lembut disampingku. Cepat kucoba untuk membuka mata dan bicara, tapi terasa lain dalam saluran nafasku.
  "Suster..., hidungku sakit..." kataku lemah. Pandangan suster itu berubah lain kearahku, dia mencoba merubah posisi tempat tidurku, dan membuka selang oksigin dihidungku, tetapi langsung dipasangkan kembali,meninggalkanku dan kembali dengan beberapa alat medis, ketika tiba-tiba aku batuk dan yang keluar bercampur dahak adalah darah, disitu aku sadar apa yang beberapa waktu yang lalu telah terjadi pada saluran pernafasanku.Susterpun perlahan membersihkan sisa darah yang hampir mengering dalam hidungku. Akibat dari kejadian itu aku jadi sering ngupil deh, habis warnanya lain....hehehheeee....

*nafas dulu yaaa....*
baca lanjutannya pada catatan Langkahku di "Di Dalam Nama-Nya" .

Saturday, March 17, 2012

Kali Ini



Andai kau tak menyapaku
Aku tidak akan menuntutmu
Andai kau tak melihatku
Aku tidak akan membuatmu berpaling
Andai kau tak lagi mengingatku
Aku tidak akan memakimu

Disaat kau bersamaku
Aku tak pernah bisa kau miliki
Disaat kau ingin meraihku
Aku tak pernah bisa kau genggam
Disaat kau teramat mencintaiku
Aku hanya mampu beri harapan semu

Aku masih mencintaimu
Hanya tak ingin menyakitimu
Aku selalu merindukanmu
Hanya tak ingin menyesakkanmu
Aku membutuhkanmu
Hanya tak ingin menjadi bebanmu


Pada hatimu yang terluka
Maafkan aku karena telah mencintaimu
Pada rasamu yang kecewa
Maafkan aku karena tak mampu menjadi milikmu
Pada harapmu yang tanpa asa
Maafkan aku karena tak mampu melupakanmu

Friday, March 16, 2012

Langkahku di "Hampir Gelap"


Kembali melanjutkan tulisan sebelumnya di "Kuat Dalam Kepasrahan"

Belum sampai 10 jam aku terbaring diruangan ini dengan asesoris kabel dan selang diseluruh tubuhku. Terdengar dari sudut ruang para suster sibuk dengan seorang pasien yang kondisinya semakin melemah. Huuuft...., mau tidak mau perasaankupun ikut tercabik saat tidak berapa lama keluarga pasien masuk ke ruang itu dengan jeritan pilu tak jarang teriakan berbagai kalimat penyesalan, amarah, dan segala pertanyaan pada Tuhannya.

Seketika itu, bayangan kedua orang tuaku, suamiku, anak-anakku, saudara dan teman-temanku silih berganti memadati otakku. "Aku tidak mau mereka yang menyayangiku tersakiti karena kepergianku, Dalam Nama Yesus aku pasti mampu melewati semua ini, karena saat aku percaya pada-Mu, tidak ada yang mustahil bagi-Mu."

Seperti sepenggal syair dari sebuah lagu pujian ;
  "Bagai induk rajawali yang mengajarkan anaknya  
   terbang, seperti itulah engkau bagiku bapa,
   setiap hembusan badai adalah latihan bagi
   kekuatan sayapku, aku akan terbang tinggi
   dan semakin tinggi."
Apa yang saat ini aku jalani adalah sebuah proses untuk membuatku semakin kuat menghadapi hidup ini, bahwa Tuhan ingin aku lebih mengerti bagaimana menghargai sebuah kehidupan dengan selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan, bahwa Tuhan ingin aku lebih dekat dengan-Nya, mengandalkan-Nya dalam berbagai persoalan dan sakitku. Karena hanya dalam nama-Nya aku akan tetap mampu bertahan.

 Tanpa terasa jam pergantian petugas paramedis dari dinas malam dan pagipun berganti, tapi raga ini masih seperti masih tak bertulang dan tak ada aliran darah. Mencoba menggerakkan bola mata ini kesamping untuk mampu menggerakkan kepalaku, tapi belum ada hasilnya. Tidak munafik jika dalam ruang inilah air mataku terkuras, bukan untuk bersedih tapi lebih pada sebuah permohonan belas kasih akan campur tangan Tuhan dalam pergumulan ini.

"Kita coba minum susu ya bu", seteguk mampu kutelan dengan perjuangan yang melelahkan, tetesan kedua mungkin aku terlalu bersemangat sehingga mambuatku kembali seperti tak bernafas. Samar-samar terdengar teriakan "tidak ada keluarganya" dan akupun kembali sendiri dalam jalan ini. Sepi, masih belum ada sahabat, hanya kabut tipis menutup pandanganku pada arah didepanku. Teramat jauh perjalanan ini, tapi tidak tau kemana aku akan mengakhiri langkah kaki ini.
*tunggu sebentar yaaa.....*
baca lanjutannya pada catatan Langkahku di "Alam Berkabut" .

Wednesday, March 14, 2012

Langkahku di "Kuat Dalam Kepasrahan"


Mencoba melanjutkan share saya sebelumnya di "Jalanku Masih Panjang"

Tersadar dengan rasa sesak.
Tanpa mampu bicara banyak, tentang apa yang aku rasakan.
Beberapa tenaga medis mencoba mencari, apa yang harus "dipermak" dari tubuh ini. Sejumlah alat terpasang di tubuh ini, tapi tak satupun menimbulkan rasa berarti. Mati rasa atau kebas kalau orang awam bilang. Darahpun mengalir dari tubuhku berpindah ke dalam tabung-tabung pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal adalah suhu badan diatas rata-rata dan tekanan darah dibawah rata-rata.

"Observasi oleh para Dokter Spesialis akan dilanjutkan di Ruang ICU" begitu kalimat yang disampaikan Dokter waktu itu. PASRAH, mungkin itu yang mampu aku lakukan saat para tenaga medis memasang jarum infus dengan selang bercabang-cabang (berasa batang pohon :D).

ICU....
Cuma dua macam jenis pasien yang masuk ruang itu, yaitu pasien dengan kondisi koma dan pasien sadar dengan kondisi kritis yang badannya dipenuhi dengan berbagai macam kabel yang tersambung ke alat medis yang ada. Dan saya menjadi salah satu penghuni baru dalam ruang uji nyali dalam rumah sakit tersebut. Hanya terdengar nyanyian mesin-mesin penyangga tubuh yang sedang kami pakai. Dalam hati sempat terbersit sebuah tanya "haruskah aku menutup semua kisahku ditempat ini?"

Hampir semua perintah paramedis dalam ruangan ini aku iyakan karena kepasrahanku (mau gimana lagi, gerak aja ngga bisa ), tapi entahlah kekuatan apa yang sedang bersamaku ketika para suster cantik itu harus memasangkan alat bantu untuk makan melalui NGT (selang yang dimasukkan lewat hidung untuk membantu memasukkan makanan ke dalam lambung tanpa melalui mulut lagi) aku menolak dengan keras "nanti kalo foto ngga bisa nengok kiri kanan dong". Meskipun pihak paramedis telah meyakinkan aku bahwa aku tidak akan mampu menelan apapun karena ludahpun tak mampu masuk ke tenggorokanku. Tetapi sisi lain dari keyakinanku mengatakan "aku tidak butuh alat itu". Dan akhirnya dari pihak keluarga menandatangani surat penolakan pemasangan alat bantu medis.

Setelah semua terpasang aku minta pada pihak keluarga untuk meninggalkan aku sendiri di ICU karena buatku kedua matahariku yang saat itu aku yakin sedang gelisah menunggu maminya pulang lebih membutuhkan daripada aku. Meskipun pihak rumah sakit menyarankan setidaknya satu orang yang menunggu di ruang tunggu ICU tapi menurutku saat itu aku masih belum perlu untuk ditungguin.




*kembali harus istirahat....*
baca lanjutannya pada catatan Langkahku di "Hampir Gelap" .