Tuesday, April 19, 2011

Kamu Kesalahan Terbesarku












 

Bersamamu bukan inginku
Selama ini semua tak lebih dari sandiwara
Mungkin ini juga salahku
Dulu aku terlalu pengecut untuk meninggalkanmu
Kata iya dariku bukan dari hatiku
Tapi karena aku menjaga perasaan dan hati lainnya
Aku pikir kamu akan berubah
Tapi ternyata aku salah
Penyesalan memang selalu datang diakhir cerita
Saat aku sudah jenuh dengan semua kemunafikanmu
Saat aku telah lelah dengan semua sakit yang kamu beri
Aku sudah tak mampu berbuat apa-apa
Semuanya sudah terlambat, sangat terlambat
Bertindak apapun tak akan berpengaruh baik buatku
Karena yang ada hanya akan lebih menyakitkanku
Sampai aku berteriak sekeras apapun
Hatimu tetap tidak berubah
Orang lain boleh melihat kamu indah
Boleh menilai kamu bijak
Tapi aku tak akan pernah melihat semua itu ada padamu
Kamu terlalu munafik untuk disebut bijak
Kamu terlalu busuk untuk disebut indah
Semua terasa menjijikkan buatku
Andai tak ada hukum dinegri ini
Aku bersumpah akan membunuhmu
Dan tak akan pernah lagi aku mengingatmu
Semua akan kuhapus dari lembar hidupku
Pernah sekali kamu memohon
Memaafkan apa yang telah kau buat
Tapi kali ini tak akan pernah terjadi
Ampun dan maafku tak akan pernah ada untukmu
Karena semua yang kau lakukan padaku
Adalah tak termaafkan untukku…..

Maafkan Hatiku


Sejenak tertegun memandang langit
Sedikit gelap tertutup awan
Lelah langkah kaki berpijak
Pada tanah yang sedikit basah
Menyusuri jalan yang pernah kita lalui
Membawaku pada masa lalu
Sedikit menyakitkan tapi harus dijalani
Sekilas kulihat sosok tubuh yang kukenal
Sangat kukenal…
Perlahan kudekati dengan sedikit rasa ragu
Dan ternyata perasaanku tak pernah salah
Jelas itu adalah kamu
Termangu diujung jalan sepi
Berdiri tegap ditengah rintik hujan
Dengan tatap penuh harap
Kucoba memanggil namamu
Dengan suara hampir tak terdengar
Aku hanya tidak ingin membuatmu terkejut
Dengan senyum kau jawab sapaku
Tuhan…..
Aku tak mampu menatap sorot mata itu
Aku tak bisa menikmati senyum itu
Kamu masih seperti kamu yang dulu
Tidak ada yang berubah dalam dirimu
Saat kubertanya “apa yang kau lakukan ditempat ini..??”
Masih dengan senyum dan keyakinanmu
Kamu katakan “Aku masih menunggumu…”
Tak mampu lagi kubuka mulutku
Apalagi membalas senyummu
Aku hanya mampu katakan dalam hati
“maafkan aku….!!”

Berteman Malam


Hari beranjak senja
Langit semakin jingga
Langkah-langkah kaki mulai menepi
Beranjak menjauh dari tempat ini
Kuikuti mentari senja menuju peraduannya
Sayup-sayup terdengar alunan nada
Sedikit sumbang…
Tapi mampu memberi rasa tenang
Sedikit terlupakan rasa sakit yang ada
Sejenak memberikan kesejukan dalam aliran nafasku
Kunikmati lagu demi lagu yang singgah ditelingaku
Kucari arah suara alunan musiknya
Tapi tak pernah kutemukan dimana letak pastinya
Kususuri tepian tak berujung
Membawa segala yang kurasa  
Ada ingin dalam hati
Agar aku tetap mampu
Melangkahkan kaki diatas perihnya luka
Waktu berlalu tanpa terasa
Malam menggantikan indahnya senja
Semakin sunyi di pantai ini
Semakin terdengar jelas alunan lagu yang terbawakan
Kembali kuletakkan tubuhku diatas permadani alam
Sejenak kurasakan sentuhan dingin
Dalam gelapnya malam
Masih dengan alunan nada sumbang
Dan suara air yang berlari menepi
Kupejamkan mata yang sedikit lelah
Kucoba menikmati dinginnya pasir putih ini
Seperti layaknya aku menikmati
Rasa sakit yang kupunya
Aku tak akan pernah melawannya
Kubawa rasa ini dalam genggaman tangan
Kunaikkan pada-Nya dalam setiap sujudku
Akan kujadikan rasa ini sebagai teman setiaku
Sampai nanti aku tiba di Taman itu…..