Wednesday, December 14, 2011

Terima Kasih Tuhan





















Bersama Aviel beberapa hari terakhir seperti bukan sedang berhadapan dengan anak kecil berumur lima tahun. Aku merasa seperti hidup bersama malaikat kecil yang bisa kusentuh dan kupeluk setiap saat.

Semua kata-kata yang tersusun dalam kalimatnya selalu membuatku terpukau dan hanya mampu menanggapi semua dengan senyum.

Saat suhu tubuhnya terasa meninggi dipelukku ketakutanku seketika muncul dan tanpa aku sadari Aviel merasakan kekhawatiranku pada kondisinya.

Sebuah kalimat yang terlontar dari mulutnya; "mami, aku ngga sakit kok, aku ngga pusing, aku cuma ngantuk aja sama kecapekkan main, aku bobok dulu ya..." Dan itu hampir membuatku tertawa kalau aku tidak melihat kondisinya yang terlihat lemah. Aah..., kamu sudah bisa menyembunyikan rasa sakitmu nak.

Karena kamu terlanjur janji sama mami tidak akan sakit saat kamu mau berjauhan dengan Darren saudara kembarmu atau karena kamu tidak ingin mami khawatir tentang kondisimu sayang.

Sekali waktu saat aku terlalu lelah menahan rasa sakit ini sendiri dan terlelap begitu saja di sofa ruang tamu, seperti mimpi kurasakan sepasang tangan mungil membelai perlahan kepalaku dan sesekali terasa pijitan lembut dari tangan itu.

Tersekat tenggorokanku saat aku masih menikmati lembutnya belaian mungil itu dan terdengar suara perlahan ditelingaku; "mami, mulai besok mami jangan kerja-kerja lagi, kalau mami kerja terus kan jadinya mami sakit, terus kepalanya pusing kayak sekarang. Jangan kerja-kerja lagi ya mami, mami dirumah aja sama kakak."

Terima kasih Tuhan, malaikat kecil ini telah Kau kirimkan dalam keluarga kami. Karena mereka kami lebih kuat dalam segalanya. Terima kasih sayang untuk perhatian kalian untuk mami.

Saat aku terpuruk sendiri dalam beban yang teramat berat, hanya dalam hati kumampu menjerit minta tolong. Dan aku yakin Tuhan tidak tuli, Dia pasti dengarkan tangisanku. Pergumulan hidupku hanya mampu kutuangkan dalam sebuah doa, setelah keheningan malam menghampiri, berteman untaian tasbih dan hangatnya air mata yang tak mampu kupertahankan lagi.

Seperti biasa malam itu aku mengadu pada-Nya untuk meringankan Jalan Salib kami saat ini, mohon kemurahan hati-Nya untuk berkenan menyudahi semua proses yang menguras air mata ini. Merasa seorang diri dalam heningnya selimut malam sampai ada genggaman lembut sebuah jemari kecil dan terdengar suara yang begitu lirih; "mami, mami kenapa menangis...??!! Mami sedih ya aku sama bapak jogja sakit, kalo mami sayang aku sama bapak jogja mami jangan nangis, mami berdoain sama Tuhan Yesus biar aku dan bapak jogja sembuh."

Semakin deras air mata ini turun mengalir dipipiku. Sungguh, saat itu rasa syukur yang teramat besar kupersembahkan pada-Nya. Mukjijat-Nya turun atas anak-anakku. Mereka bukan hanya menguatkanku untuk tetap bertahan dalam setiap pencobaan-Nya melainkan juga menjadi cambuk buatku untuk selalu mengingat akan Kuasa-Nya dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkahku.

Thursday, December 1, 2011

Mon Ame (kita dan pantai)


Mencintaimu adalah merdunya bisikan angin
Setiaku untukmu adalah tarian ombak
Kamu adalah pantai dalam lautku

Beberapa waktu berjalan tanpa sapamu
Beberapa saat berlalu tanpa senyummu
Aku merindukan kehangatan rasamu
Merindukan tentang kita
Ketidakpastian dalam penantian
Kebersamaan atas sebuah kesalahan
Cinta yang tak pernah usai sebelum terangkai

Seandainya kamu masih disini
Bersama menanti senja semakin jingga
Menatap jauh hamparan tak bertepi
Terdiam dalam lamunan
Kebersamaan yang tak berujung
Tapi mampu membuat kita selalu tersenyum
Selama jemari tangan ini dalam genggamanmu

Tempat ini terlalu sepi
Untuk sekedar melepas penat
Apalagi membuatku melupakanmu
Karena sesungguhnya itu bukan inginku
Sepi ini membawaku kembali berpetualang
Dalam berjuta angan dan khayalan
Melukiskan kedatanganmu
Dalam setiap deburan ombak yang menepi
Bersenandung dengan alunan nada indahmu
Yang datang bersama indahnya desiran angin

Kebersamaan lembutnya hembusan angin dan birunya air laut
Setia membawa kisah mereka
Berujung bagai lukisan indah diatas pasir
Seperti kebersamaan aku dan kamu
Tidak akan pernah bisa bersatu
Meski cinta tak pernah hanyut dan tenggelam
Namun selalu mampu menghadirkan sebuah senyum
Dalam setiap kebersamaan kita

Shmily...