Thursday, June 9, 2011

Kekuatan Dan Cinta Untukku


Saat terbangun di ujung malam, rasa sakit itu datang lagi, dan entah akan sesakit  apa setelah itu, aku hanya mampu berserah... Terima kasih Bapa aku masih bisa merasakan rasa sakit ini, tapi kalau boleh aku meminta ambillah cawan ini dr padaku. Mencoba kembali untuk terlelap tapi tak mampu... Hanya mata terpejam tetapi telinga ini masih dengan sangat jelas mendengar detik demi detik jarum jam berputar, berpindah dari angka yg satu ke angka yg lain. Fajar mulai tampak disela sela awan malam, sebuah usapan tangan mungil singgah di pipiku;
  "kok mami panas banget, sakit ya kepalanya" 
bibirku hanya menjawab dengan senyum, dan dia kembali terlelap bersama mimpinya.


Waktunya si kembar harus bangun, mandi dan makan pagi, seperti hari hari biasa, mereka melakukan semua rutinitas paginya dengan bantuan para pengasuhnya. Rutinitas wajib selesai dan waktunya mereka berdua bermain dan dalam hitungan detik mereka telah disibukkan dengan computer mereka lengkap dengan game yang mereka browsing dari internet. Setelah agak lama mereka disibukkan dengan gamenya sepertinya mereka sadar kalau ada yang lain di pagi itu, sesuatu yang tidak biasa dihari kerja dan bukan hari libur. Pintu kamar terdengar ada yang membuka dan langsung terdengar suara nyaring mereka dan saling berebut untuk menyapaku dan bertanya;
 “mami sakit ya?”
 “mami kok belum bangun, kan udah siang”, 
 "mami kok nggak kerja sih?”, 
 "kok jendelanya masih ditutup?”

Huuuuufft…. Sedikit bising mendengar mereka bicara seperti itu, sedikit beruntung aku saat salah satu pengasuh mereka masuk ke kamar dan menggandeng tangan mereka berdua, dia mencoba untuk mengajak si kembar keluar dengan berbisik; 
 “ssssttt….., kakak sama dedek jangan rebut dikamar, 
  mami lagi sakit, kita mein diluar aja ya…” 
akhirnya tenang juga ruangan ini, ada harapan buatku untuk bisa terlelap sejenak untuk membuat kondisiku lebihi baik. Tapi belum ada lima menit, pintu kamar kembali terbuka, dan salah satu dari si kembar menghampiriku, tangan mungilnya kembali membelai kepalaku sambil berkata; 
 “mami tidur aja ya, biar sembuh ya, 
  kakak tinggal dulu ya,berani kan dikamar sendiri?” 
dan kujawab dengan anggukan pelan saat itu.

Saat si kakak menuju ke pintu kamar, belum sempat kudengar pintu kembali ditutup kudengar ada suara bisikan diluar pintu, semakin kudengarkan semakin jelas itu suara dedeknya dan beberapa kata mampir di telingaku;
 “kakak, biarin aja jendelanya kamar mami jangan dibuka, 
  lampunya juga jangan dinyalain, 
  nanti kalo kena sinar maminya silau lho, 
  jadinya kepalanya nanti tambah sakit”
hahahhahahaaa……seketika tertawa aku dalam hati mendengar bisikan itu, ide dari mana anak-anakku berfikir dan bicara hal konyol seperti itu…., mungkin karena mereka pernah nonton salah satu film bertema “vampire” makanya mereka pikir maminya seperti itu, tapi sebenernya hal itu memang benar adanya, penglihatanku terlalu sensitive jika terkena sinar saat sakit ini menemaniku, ya walaupun ngga se ekstrim si mr.vampire itu...

Saatnya tidur siang adalah saat yang paling mereka benci, karena tidur memang hal yang paling mereka ngga suka melakukannya. Tapi sekali panggilanku pada mereka bisa membuat mereka masuk kekamar yang kebetulan tepat berada disebelah kamarku. Rutinitas yang selalu mereka lakukan sebelum tidur adalah berdoa, tapi siang itu doa mereka terdengar janggal buatku karena kalimat yang mereka ucapkan bisa membuat aku berada dalam satu perasaan yang bercampur antara terharu, geli an sedikit jengkel, tapi tetap saja doa mereka adalah terbaik dimata Tuhan. Begini bunyi doa mereka;
 “Tuhan Yesus, kakak sama dedek mau bobok siang, 
  minta berkat. 
  Tuhan Yesus mami aku sakit, disembuhin yaaa, 
  jangan dimatiin ya mami aku, nanti nggak ada 
  yang marahin papi, disembuhin aja yaaa. A min” 
dan dilanjutkan doa “ Bapa Kami dan Salam Maria” oleh mereka.
Saat mereka selesai berdoa masih dari tempat tidurku aku katakan sama mereka;
 “Terima kasih doanya ya Kak, Dek… 
  Mami pasti disembuhin sama Tuhan kok, 
  selamat tidur siang”
dan kembali terdengar sahutan mereka bersamaan;
 “sama-sama mami, ai lop yu mami”
 ”luv u too DaVie”
Terbangun saat menjelang senja dan mencoba untuk bisa bangkit dari tempat tidurku, perlahan menuju ruang keluarga dan terlihat si kembar sedang nonton acara kesukaan mereka “Clubhouse Disneyland”, melihatku mereka langsung berlomba untuk mencari perhatianku;
 “eh, mami udah bangun ya….”, 
 “mami mdiambilin minum apa? Bilang aja sama aku”, 
 “iya bilang aja sama aku nanti aku ambilin”, 
 “masih sakit kepalanya ya?”, 
 “mau minum kopi?”
ups…..banyak sekali nak pertanyaan kalian, mami masih malas membuka mulut, kataku dalam hati. “nggak usah, mau duduk aja” dan jawaban itu ternyata membuat kalian kembali disibukkan dengan acara tv kalian sedangkan dalam hatiku agak sedikit tergoda dengan tawaran terakhirmu nak  
“mau minum kopi…???” “mauuuuu bangeeeeetttttt………!!!!!”
hahahhahaaa……tapi ngga bisa sekarang dan cuma dalam hati.

Kembali kupandangi wajah kalian saat tidur, begitu tulus dan polos, terbayang kembali beberapa ulah kalian yang kadang membuat aku harus sedikit menahan emosi, kadang membuat aku meneteskan air mata saat melihat kalian sedang sakit, tertawa saat kalian benar-benar berulah, tapi malam itu aku benar-benar bersyukur Tuhan mengirimkan aku kalian berdua. Kalian yang membuat aku bisa berdiri sampai saat ini, bisa tersenyum sampai saat ini dan bisa berjalan sejauh ini. Kalian tidak akan tergantikan oleh apapun dan siapapun.

*Tulisan ini hanya sedikit dari apa yang sebenarnya kurasakan sejak Tuhan menitipkan dua Malaikatnya de Vercellio untuk menjadikan aku sempurna sebagai wanita dan menjadi manusia yang penuh dengan rasa syukur*


DaVie

Seperti biasa, kalau sore hari setelah selesai mandi kami ngobrol di teras depan.
"peyek bu..?? Asli dari jogja" seorang nenek mampir didepan pagar rumah yang sedikit terbuka.
"terima kasih nek, lain kali ya"....bukan karena nggak doyan tapi memang karena di rumah lagi banyak camilan.
Setelah si nenek pergi tiba-tiba DaVie barengan bilang; "kasian neneknya mami, beli aja...kasian neneknya..."
Sejenak terdiam & tanpa disuruh DaVie keluar pagar dan teriak manggil si nenek buat balik lagi.
"sini nek masuk, aku mau beli, nenek haus ya, tunggu ya..." ( Darren masik ambil aqua gelas buat si nenek )
Masih ngga bisa bilang apa apa sampe si nenek bertanya; "beli berapa bu peyeknya....??"
Yang akhirnya terbeli juga beberapa kantong peyek jualan nenek itu...
Setelah si nenek pergi, aku pikir DaVie mau makan peyek itu tapi pas aku buka dan tawarin mereka jawabnya bikin kaget...."nggak mau ah, aku kan cuma kasian aja sama neneknya, mami kasih emak sama tante aja deh peyeknya"

"Tuhan Jesus, terima kasih, dibalik kelakuan mereka yang setiap hari hampir membuatku meledak-ledak karena marah DaVie masih memiliki hati untuk berbagi dan mengasihi orang lain. DaVie....luv u le...."