Saturday, August 20, 2011

OKB



















Ini coretan tentang orang-orang (tepatnya bapak-bapak) yang kelihatannya banyak duit yg biasa disebut "kaya" tapi sebenernya seh ngga punya apa-apa alias gede gengsi aja. Gimana ngga begitu, rumahnya gede, boil wajib punya, tapi hasil ngutang sana sini, akhir bulan para debtcolector ngantri, kalo ngga ya warisan orang tua si istri. Makanya sebenernya mereka ini kelompok yang numpang enak sama istri modal *tiiiiiiiiiiit* doang.

Pertama Pak Ve... Dia dari keluarga pemanfaat anak, si ayah dari Pak Ve ini bisanya minta dan minta sama si anak, makanya Pak Ve berusaha memikat anak gadis yg memang cantik (ya walopun bodynya bantet alias pendek bulet) seorang juragan di daerahnya, menikahlah mereka dan beli rumah pake duit si istri di Perumahan ini, ternyata Bu Ve cuma dimanfaatkan sama Pak Ve buat memenuhi kebutuhan si ayah, lebih parah lagi Pak Ve ini buayanya setengah mati, beberapa ibu muda dan masih cling berusaha dideketi sama Pak Ve buat diajak cihuy *batuk-batuk*.... Sampai akhirnya ada 2 keluarga yang memutuskan pindah dari perumahan ini karena ngga tahan sama kelakuan busuk Pak Ve...

Kedua adalah Pak Lie...hahahaaaaa... Dari namanya aja udah ketauan kalo manusia satu ini emang ngga beres... Bapak yang satu ini datang dari keluarga broken, menikah sama wanita cantik anak juragan juga...hobbynya gonta ganti kendaraan (bukan karena banyak duit tapi karena ditarik mulu) hahahahaaaa.... Ngakunya dulu pas dateng Manager ternyata lama kelamaan ketauan kalo bukan Manager tapi Meneger (menek steger) alias tukang mbenerin barang yang ngambilnya kudu pake steger dulu wkwkwkwkkk....nah kalo yang ini, setiap tetangga punya barang baru, dia berusaha beli yg lebih bagus (ra ketang nak wis sesasi di dol juga) hahahaaa...


Yang ketiga adalah Pak Bro... (Itu lho yang tak ceritain hoby ngumpet dibalik pager) kalo yang ini cari aman, yang kaya kekiri ikut kekiri, yang kaya kekanan ikut kekanan...pokoknya ngikuuuuttt aja bisanya.

Yang ke empat Pak Ser... Kalo ini sedikit sombong memang dan agak autis, tiap hari kerjanya ngitungin buah jambu yang ada didepan rumah, hahahaaa.... Cuma itu yang aku tau.

Yang kelima Pak Bom... Bapak yang satu ini sebenernya nebeng sang menantu yang "buta tuli" (kalo liat tetangga mendadak buta tuli) tapi dalam segi keuangan sedikit lebih basah (ngga tau berendem dimana). Si bapak ini bermulut lobang sumur alias banyak cakap wkwkwk....

Kalo tiba saatnya rapat dan rapet erte erwe di perumahan ini mereka inilah yang selalu pengen tampil wah dengan usul tentang penduitan dan usul itu maunya harus selalu diterima. Mereka ngga pernah mikir bahwa yang tinggal disekitar mereka bukan OKB (orang kaya baru) seperti mereka semua.

Sementara mereka-mereka yang benar benar kaya (alias dari lahir udah ngantongin BPKB,AKTE TANAH,dan kalungan rantai emas bertahta berlian) aja lebih bijak dalam setiap langkah pengambilan keputusan. Tapi ya itu tadi, berhubung para bapak-bapak OKB yang mokondo tadi pengen kelihatan kaya didepan semua warga, makanya mereka ini yang ababnya paling bau yang banyak ngeluarin polusi.

Sedangkan mereka yang statusnya hanya karyawan rendahan, kuli, tukang, dan rumah mereka hanya ngontrak nggak berani berkata "tidak" untuk setiap keputusan yang diambil para OKB ini. Sementara itu istri-istri mereka musti mengurangi jatah makan anak mereka yang sebelumnya udah kurang hanya untuk membayar iuran-iuran yang sebenernya nggak penting dan diada-adain cuma untuk gengsi-gengsian aja.

Kami yang berusaha memberikan masukan untuk sebuah kebaikan selalu ditolak dengan alasan "tidak ada protes dari yang lain" padahal sebenernya adalah karena kami adalah warga "minoritas" di perumahan ini.


Dan sekarang yang kami hanya bisa buat adalah, bersyukur. Bersyukur karena Tuhan tidak memberikan kami fisik sempurna saja tetapi Tuhan juga memberikan kami kerendahan hati, sehingga kami bisa mengerti apa yang dirasakan oleh mereka yang tidak seberuntung kami dan mengerti apa yang harus kami lakukan bagi mereka.


Saat semua yang kamu miliki diambil semua sama Tuhanmu, disitulah nanti kamu akan mengerti betapa kamu sebenarnya tidak memiliki apa-apa, saat itu juga kamu akan menyadari bahwa ternyata kamu adalah orang yang paling miskin jika bukan karena kebesaran dan karunia-Nya.

Pernikahan...!!??

Corat coret ini ada karena tanpa sengaja saat terdengar sebuah perbincangan dua ibu rumah tangga (sebut aja namanya Bu  dan Jeng*ngikik*) seperti ini:

Bu: "Lebaran libur panjang ya Jeng? Pulang kampung donk."

Jeng: “iya nih, mau ngademin otak, buar nggak makin kisut”

Bu: “enak ya jeng kalo dua duanya kerja, mau apa aja bisa”

Jeng: “lho, bukannya enak dirumah bu, bisa lebih fokus mendidik dan menyayangi anak-anak”

Bu: “sama aja jeng, dirumah juga capek tapi ngga dapet duit, pagi beresin rumah, siang sampe sore beresin anak, malem sampe pagi masih harus beresin bapaknya anak-anak.”

Jeng: "hahaha...tapi yang terakhir kan bikin ilang capeknya bu…. :D"


Sejenak raut wajah si "Bu" terlihat memerah tapi bukan karena malu melainkan menahan sebuah rasa yang tak pernah sanggup disimpannya seorang diri (halaaah...roso opo kui?), dan tak lama terdengar kembali suaranya tapi sedikit lebih pelan;
Bu: “tidak buat saya jeng, itu justru jadi sebuah siksaan batin saya”

Jeng: "waks....masak seeeh" *penasaran*

Bu: "begitulah jeng, jeng lihat sendiri kan bagaimana suami saya memperlakukan saya, saya seperti babunya bukan istrinya. Kalau libur sekolah saya ingin pulang ke rumah orang tua saya selalu tidak pernah terlaksana karena alasan tidak ada biaya. Sempat saya bertanya tentang pendapatnya jika saya juga ikut bekerja, tapi jawabannya sangat menyakitkan buat saya. Ternyata bagi suami saya, jika seorang wanita sudah ambil keputusan untuk menikah maka dia harus menerima konsekwensinya, meninggalkan pekerjaannya dan pindah kerja dirumah untuk melayani suami dan mengurus anak serta rumah tangganya. Dan itu sekarang yang terjadi pada saya, kalau tau begini saya tidak akan pernah menikah sampai kapanpun. (Lho malah curhat si "Bu" ini)

Jeng: *diem tapi mikir: bener juga yang dibilang si ibu ini, selama tinggal disini dia ngga pernah ngeliat suaminya bermanis manis sama istrinya* selama ini kalo manggil istrinya selalu pake teriak, sampai orang sekecamatan nutup kuping, nyuruh istrinya semau jidatnya, nyuciin motornya, bukain pintu ngga peduli itu siang malam subuh harus dilakukan, masakin harus sesuai seleranya dan semua sajian harus panas, kalau pulang kerumah jam 03.00 WIB pengen makan ya si istri musti masak lagi buat makannya dia. Gloooddaaaaakkkk....!!!
Ohemji....(Kata anak gahol sekarang) kapan istrinya bisa istirahat, merasakan indahnya punya keluarga, tersenyum karena merasakan bahagia atas sebuah kata "pernikahan".

Miris dan prihatin juga aku denger sepotong (sepotong kok panjang banget) perbincangan yang terjadi diluar pagar rumahku tapi masih sangat bisa terdengar dan kuikuti dengan jelas dari dalam rumahku (nguping doooongg gw hahahaaaa...maap)

Pernikahan...??!!
Kalo denger katanya doang seeehhh.... Hayuk aja tapi kalo udah dijalani baru pada bla bli blu bleeehhh....sambat kabeh...!!!
Buat kalian yang sudah memutuskan untuk menikah coba sekali waktu ambil sejenak waktu luang untuk kembali merenungkan perjalanan pernikahan kalian. Apa kah sudah sesuai dengan hakikat pernikahan yang sebenarnya. Sebuah senyum dan kebahagiaan. Jika belum mendapatkan keduanya berdoalah supaya masing masing dari kamu diberikan kerendahan hati untuk bisa membuat semua bahagia (bukan berdoa supaya diberikan istri atawa suami baru) Sebuah pernikahan adalah sebuah anugerah, dan anugerah itu adalah suatu hal yang indah dan menyenangkan, maka perlakukan anugerah tersebut sebagai anugerah yang sebenarnya, tanpa keluhan untuk segala kekurangannya, tanpa amarah dan makian untuk semua kesalahannya, semua hanya dengan senyum. Tidak ada alasan apapun untuk memperlakukan sebuah pernikahan dengan segala hal yang buruk bahkan jika pernikahan itu terjadi tanpa cinta. Itu bukan alasan. Jika itu terjadi, hal yang harus kalian tanyakan pada masing masing pribadi kalian adalah satu hal; "masih bisakah pernikahan itu kalian jadikan sebuah anugerah yang sesungguhnya dan menjadi sebuah pernikahan dalam arti yang sesungguhnya? Bukan hanya sebuah status?" Jawaban dari pertanyaan itulah yang akan kalian pakai untuk mengambil sebuah keputusan. Apapun keputusannya itu sebaiknya adalah yg terbaik buat semua.

Buat kalian yang masih jomblo (piss....:D) pikirkan lagi sebelum kalian memutuskan untuk menikah karena sebuah pernikahan tidak akan bisa menjadi indah dan sempurna jika tanpa sebuah kerendahan/kerelaan hati. Kalau kalian belum bisa tersenyum untuk kebahagiaan orang lain sebaiknya jangan pernah memutuskan untuk melangkah dalam sebuah "pernikahan". (Nek gelem tak kandani yo rasah ding hahahaaaaa....)