Monday, November 28, 2011

Si Pak Bro (2)

















Ketemu lagi kita di cerita tentang si pak bro, yang ngakunya dewasa(dewasa apa tua) tapi sebenernya yang dewasa cuma rambutnya aja.

Si pak bro ini kelihatannya saja punya jabatan pendidik (ngga tau siapa yang dididik dan apa materi pendidikan yang diterapkan) tetapi (sorry) perilaku dan cara berpikirnya kalah pintar dan kalah bijak jika dibandingkan dengan anak SMP. Seperti pada saat si pak bro ini tertimpa gosip (artis aja kalah heboh) yang menggemparkan seisi perkantoran. Menurut beberapa rekan sejawatnya, si pak bro sibuk kelimpungan cari tau siapa yang bikin gosip itu, sibuk nyari pembenaran untuk sebuah kesalahan. Ketemulah si pak bro ini sama sebuah account efbe yang ngga jelas punya siapa. Kebetulan didalam efbe tersebut ada ditag foto mr.T tadi (tolong bedakan di "tag" sama di "upload").
Eeee...cuma gara-gara "tag-tag" an foto tadi si pak bro ini langsung ngambek, mutung, mecucu, njedir dan nyari bolo pula dia buat mendukung tuduhannya yang sebenernya itu salah besar.
Beruntung mr.T ngga nanggapi alias ngga peduli alias luweh-luweh sama kelakuan kekanak-kanakannya si pak bro. Jadilah di pak bro ini bibirnya makin maju dan di kucir, ditambah mendadak si pak bro ini menderita penyakit bisu kalo ketemu mr.T.
Sisi ke "cilik" annya si pak bro kelihatan deh disini.

Beberapa waktu lalu ngga sengaja ngintip isi "surat aneh" dari si pak bro buat mr.T. Tepatnya print out, beberapa lembar print out dari account efbe (katanya bukti kuat, hahahahaaaa....iya bukti kuat kalo si pak bro ini ternyata jauh dari kata pinter) yang isinya di pakai sama si pak bro buat senjata menjatuhkan teman satu profesi beda rejeki tersebut xixixixiiii...... Padahal dari kliping sidik kasus yang menimpa si pak bro, ternyata mr.T ini ngga ngerti apa-apa soal perefbean galau yang dimaksud oleh si pak bro tadi. Saya bisa yakin mr.T ini tidak tau apa-apa...?? Karena untuk buka efbe saja mr.T ini ngga ada waktu, selain itu mengenai perefbean mr.T kadang harus konsultasi dulu sama pemiliknya efbe...xixixiii..., hanya kebetulan memang mr.T  ini tidak hobby ngurusin orang lain (apalagi ngurusin yang ngga bisa bikin masuk Surga) karena pekerjaan beliau saja sudah membuatnya langsing, hanya sialnya karena beliau ini seorang karyawan yang bisa diandalkan dalam hal perkomputeran di kantor mereka, jadilah mr.T ini tertuduh oleh si pak bro dalam hal yang ngga mutu tadi.

Si pak bro....., orang udah jenggotan, brewokan tua begitu kok ternyata mau ngomong (bertanya lebih tepatnya) sama mr.T; "benar ngga pak ini anda yang bikin ini, maksudnya apa?" Itu saja ngga punya nyali lho, masa begitu saja minta tolong (ngadu tuuuhh....hahahaaa)  Pak Pimpinan yang bicara ke mr.T dan minta mr.T minta maaf sama si pak bro. Hahahahaaaa.... Ngga malu sama brewoknya pak bro...??!!
Kalau punya punya masalah kok ngga berani ngadepin, ngga bisa menyelesaikan tapi justru menghindar dan cari cara lain buat menarik simpati. Tiba-tiba ngambek, diem aja tanpa minta konfirmasi sama yang bersangkutan yang menurut dia punya masalah.

Akhirnya sampai sekarang si pak bro menderita cacat (kebisuan) total kalo ketemu mr.T. Semoga cepat menemukan "dokter" ya pak bro, biar bibirnya ngga kaku trus bisa buat ceramah lagi. Kalau sudah bisa aiueo, nanti saya privat buat lebih menggauli perefbean deh biar ngga katro dan ngga gampang ditipu seperti sekarang yaaa.... :). Ups....satu lagi, kalo salah diakui saja dan jangan lupa belajar minta maaf. Belajar dari sekarang, jadi "kalau" nanti pak bro punya anak, bisa memberi contoh ke anaknya untuk jadi manusia jujur yang berani mengakui kesalahannya dan tidak gengsi mengucapkan kata maaf jika memang dia bersalah, bukan jadi pecundang/pengecut.

Begitulah, terkadang kita-kita yang sudah semakin tua ini masih saja tidak berani mengakui kesalahan, takut menghadapi sebuah masalah, cenderung mencari kambing hitam dalam sebuah masalah dan menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari kesalahan yang kita buat.  Kalau kita saja yang makin berumur tidak bisa melakukan hal yang sebenarnya sangat mudah (hanya memang harus sedikit menurunkan level gengsi), terus gimana kita akan berikan contoh pada anak-anak kita dalam hal yang sama. Apa yang dilakukan anak-anak kita adalah bayangan diri kita sendiri.

Belajar mengakui sebuah kesalahan dan menghadapi sebuah masalah, bukannya menghindari dan lari meninggalkannya memang harus kita biasakan sejak kita mulai mengenal orang lain diluar diri kita sendiri. Karena disaat itulah kita mulai mengerti arti dari makna sebuah kejujuran.

Saturday, November 26, 2011

Telah Datang Waktumu





















In Memoriam 'dhe Maria
RIP Senin,21 November 2011


Seperti mimpi pagi ini
Tanpa banyak kata tapi sangat menyiksa
Malaikat Tuhan menjemputmu
Tanpa sebuah tanda yang kami mengerti
Tertawamu bersama kami beberapa jam yang lalu
Kebersamaan kita dalam perjamuan makan kala itu
Ternyata sebuah peristiwa terindah dalam hidupmu
Jika kami mampu memahami maknanya

Masih teringat kalimat terakhir yang sempat tersampaikan
"Kamu tidak perlu repot memikirkan aku, karena yang seharusnya memikirkan akupun tidak pernah melakukannya."
Ya...
Saya tau, kami semua tau itu....
Tapi kami tidak pernah berfikir tentang hal itu
Kami semua sayang padamu
Tanpa ingin apapun darimu
Apa yang selama ini kami berikan untukmu
Tak sebanding pengorbananmu pada kami
Dirimu sudah seperti orang tua kami
Jika ada diantara kami
Yang selalu membuatku sakit hati
Tak ada protes terlontar dari bibirmu
Hanya dalam doa dan air mata kecewa itu tertuang
Dalam kesendirian malam kau luapkan seluruh sedihmu
Tanpa kami semua tau penat yang kau punya

Sejak dirimu berkarya
Tak pernah sedikitpun dirimu sendiri kau perhatikan
Semua untuk kami
Kau bunuh egomu untuk senyum kami
Kau kubur keinginanmu untuk tawa kami
Kami sadari semua itu
Tapi kami tak mampu memberikan senyum yang sama seperti yang kami dapatkan

Diakhir sisa hidupmu
Selalu tersenyum yang kau coba berikan
Pada setiap siapa yang menyapamu
Dalam segala kekuranganmu
Tak pernah ada keluh kesah terdengar dari bibirmu
Saat kami sedikit berbagi denganmu
Lirih terdengar ucap syukur dari bibirmu bersama dengan mata berkaca-kaca
Kami mengerti
Dirimu tak ingin menjadi beban bagi kami
Tak ingin meminta belas kasih dari kami

Saat pagi ini kutatap lelapmu
Dalam sebuah tempat menuju keabadian
Senyumku tulus melepasmu
Menghantarkan jiwamu ke rumah Tuhan
Dalam kebahagiaan abadi
Kebahagiaan yang tidak pernah kau dapatkan
Dari yang seharusnya memberikannya

Saat tak ada lagi rumah indahmu
Kami tak mampu membangun sebuah gubuk sederhana sebagai gantinya
Tuhan telah sediakan istananya untukmu
Saat tak ada high heels lagi dikakimu
Kami tak mampu memberikan alas kaki yang nyaman buatmu
Tuhan telah siapkan permadani lembut sebagai alas kakimu
Saat tak ada lagi baju mahal melekat ditubuhmu
Kami tak mampu merajut sebuah kain yang pantas untukmu
Malaikat Tuhan telah meriasmu menjadi wanita anggun dan cantik dengan gaun terindah
Saat tak ada lagi kilau emas milikmu
Kami tak mampu memperindahmu dengan perak sekalipun
Tuhan telah menyiapkan mahkota yang tak ternilai harganya untuk menjadikanmu wanita terindah disurga-Nya
Saat tak ada lagi aroma parfum dinadimu
Kami tak mampu memberikan percikan kesegaran untukmu
Tuhan percikkan air suci dengan keharuman abadi
Saat tak ada menu istimewa sebagai hidangan bagimu
Kami hanya mampu berikan apa adanya milik kami
Tuhan telah siapkan santapan kudus bagimu

Saat kau hembuskan nafas terakhirmu
Tanpa ada dari kami yang tau
Tanpa ada dari kami yang menjadi temanmu malam itu
Itulah saatnya kau dapatkan
Segala keindahan yang selama ini kau impikan
Tuhan berikan segala yang kau perlukan
Tuhan telah ambil semua rasa kecewamu, segala rasa sakitmu dan seluruh rasa sedihmu

Tuhan terlalu mencintaimu
Maka Dia tidak akan membuatmu lebih lama bersedih disini
Seumur hidupmu kau persembahkan bagi Tuhan
Setiap karyamu kau lakukan dalam nama Tuhan
Segala hasil jerih payahmu kau ucap syukur pada Tuhan
Sampai saat menutup mata, kau pergi dengan indah bersama Tuhan
Tuhan akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya
Dan keindahan itu kini menjadi milikmu selamanya

We Luv U 'Dhe Maria

Friday, November 18, 2011

Keangkuhanmu

Mencoba memahami tatapan matamu
Terlalu dingin untuk sebuah kebersamaan
Mencoba membuat bibirmu tersenyum
Tapi itupun senyum yang terlalu angkuh buat sebuah keindahan

Satu dua kata terucap dari mulutmu
Tanpa ekspresi yang berarti
Semua biasa saja
Hanya membuatku sedikit tertantang

Jangan pernah panggil namaku
Kalau aku tak mampu membuatmu berubah
Tidak hanya tersenyum tapi tertawa
Kalau tak sanggup membuatmu menatapku
Tidak hanya sebuah lirikan tapi tatapan indah

Tak butuh waktu lama buatku
Untuk membuatmu tak bisa melupakanku
Membuatmu selalu ingin bersamaku
Membuatmu selalu berharap padaku

Keangkuhan yang kamu persembahkan buatku
Hanya akan membuatmu terlalu mencintaiku
Kesombonganmu tentang rasamu
Hanya akan menjadi guratan siksa dalam dirimu

#  ditinggalkan oleh cinta itu sakit, ditolak saat kita mencintai itu menyakitkan, tapi rasa disaat kamu tidak mampu mengungkapkan cinta itu yang akan membunuhmu #

Masih tentang Pantai Ini














Langit masih berwarna jingga
Hari merambat meraih senja
Setelah beberapa waktu
Duduk terdiam dalam lamunan
Diatas pasir putih
Yang setahun lalu menyambutku dengan cinta

Semua telah berbeda
Waktu merubah segalanya
Bukan menjadi indah seperti asaku
Saat aku dulu menemukanmu
Semua terasa dingin
Tanpa rasa dan tanpa warna
Hampa...
Tak mampu kusentuh untuk sebuah pengertian

Kamu menjauh saat kucoba tetap menunggu
Kamu melangkah pergi tanpa tatapan sedih
Aku termenung tanpa rasa
Hanya mampu mengikuti langkah kakimu
Tanpa ingin menahan apa yang kamu mau

Saat langkahmu terhenti
Pada sosok yang tak asing buatku
Diakah yang mampu membuatmu tersenyum
Saat tubuhmu membelakangiku
Melangkah pergi meninggalkanku
Mengubur asa dihatiku

Biarlah kutetap disini
Berteman lembutnya pasir putih
Menatap senyummu diakhir mentari
Tanpa harus merasakan perih
Bukan pantai ini yang salah
Hanya butuh hati yang lebih terarah.

Sunday, November 13, 2011

Rancangan-Nya

Seorang pria yang sanggup memaki wanitanya, tidak bisa menghargai dan menghormati wanitanya adalah seorang pria yang tidak pernah merasakan kasih yang tulus dari ibunya.
Dia sesungguhnya adalah pribadi yang tidak pernah mengerti bagaimana lembutnya hati dan perasaan seorang wanita.
Yang dia tau hanyalah seorang wanita bisa dia perlakukan sesuai inginnya.
Seorang wanita harus selalu menjadi yang nomor dua setelah dirinya, seorang wanita harus selalu mau menuruti apa yang dia katakan.

Saat kamu(wanita) ada diposisi itu, (mungkin) kamu sangat ingin keluar dari zona ketidaknyamanan itu, atau bisa juga kamu tetap (terpaksa) bertahan dalam lingkaran penghinaan itu dengan dalih "pengabdian".
Kenapa aku sebut itu sebuah lingkaran penghinaan ?
Karena sejak Allah menciptakan "manusia" Dia tidak pernah menciptakan seorang wanita dari kepala seorang pria, untuk menjadi atasan, tidak dari tulang belakang untuk menjadi pengikut, dan tidak dari tulang kaki untuk bisa di injak-injak semaunya oleh seorang pria, tetapi Allah menciptakan seorang wanita dari tulang rusuk pria itu, untuk saling melengkapi.
Menyatukan dua hal yang berbeda, melengkapi kekurangan yang ada menjadi sempurna.

Seorang ibu adalah pasti seorang wanita.
Dan tidak ada seorangpun ibu yang ada di dunia ini yang melahirkan seorang putri dan mendidiknya sampai memberikan pendidikan tertinggi pada putrinya hanya untuk melihat putrinya menjadi "pelayan" dalam rumah tangganya nanti.
Seorang ibu juga ingin melihat putrinya menjadi wanita dewasa yang mampu memberikan penghargaan bagi dirinya sendiri.
Bukan berharap akan balas budi anaknya melainkan berharap kebahagiaan putrinya atas apa yang telah diraihnya.

Seorang ibu yang juga melahirkan putranya memiliki harapan indah pada putranya.
Menjadi seorang pria yang menghargai wanita dan dihargai oleh wanita.
Menjadi seorang pria yang bisa dihormati dan mampu menghormati orang lain.
Menjadi seorang pria yang menerima perbedaan dan diterima dalam kelebihan dan kekurangannya.
Seorang pria yang bisa memberikan saran dan menerima kritikan.
Seorang pria yang mau belajar tentang hitam putihnya kehidupan.

Sebuah perkawinan adalah saling menghormati, bukan saling menguasai.
Sebuah rumah tangga adalah area untuk saling mengerti dan menerima bukan sebuah arena perebutan kekuasaan.
Saat ada sebuah kesalahan, belajarlah untuk memaafkan.
Saat ada sebuah keinginan menguasai belajarlah untuk rendah hati.
Saat ada sebuah perselisihan belajarlah untuk menjadi bijaksana.
Saat ada kesalah pahaman, belajarlah menjadi seorang pendengar yang baik dari semua pihak.
Saat dibutuhkan sebuah dukungan, jadilah pemberi semangat yang positif.

Belajar Menjadi Manusia (yuuukk...)

Saat kita berada dalam zona nyaman
Semua akan terasa menyenangkan
Dan kita selalu bisa lakukan apa yang kita mau
Tanpa harus mendapatkan pertentangan

Hidup itu penuh dinamika
Jalan itu ngga selamanya lurus
Masalah yang ada harus dihadapi bukan dihindari
Kesalahan yang terjadi itu untuk diperbaiki bukan ditutupi
Sebuah hubungan itu adalah saling mengerti bukan ingin dimengerti tanpa mau belajar mengerti

Karakter itu dibentuk bukan datang sendiri
Pola pikir itu dikembangkan bukan dibatasi
Sifat seseorang bisa dirubah jika dia mau

Prestasi hidup itu tidak datang sendiri tapi harus diraih
Hidup nyaman itu bukan karena orang lain tapi dari dalam diri kita sendiri
Saat kamu merasa ada sebuah masalah dengan seseorang
Dan orang tersebut tidak merasakan hal sama
Itu adalah rasa yang terlalu berlebihan yang kamu punya
Belajarnya bersikap sportif bukan provokatif

Jika kamu sulit mengakui sebuah kesalahan, itu bukan sebuah kekurangan yang kamu punya
Melainkan kesalahan pada pola didik yang kamu terima selama ini
Dan kalau kamu ingin berubah, belajarlah dari hal yang termudah
Beranilah mengeluarkan kata "maafkan aku, karena kesalahanku".

Mengalahkan ego itu gampang kalau kita mau, tapi sangat sulit jika kita masih menyimpan setumpuk gengsi.
Menerima kekurangan orang lain itu adalah anugerah jika kamu juga menyadari kamupun memiliki kekurangan dalam hal yang lain.

Thursday, November 10, 2011

Malu Dibilang Ndeso...??




















"wong ndeso aja kok gayanya sok-sok an" 
"wong ndeso ae kok nggaya" 
"wong ndeso aja lagunya kaya orang kota"

Hahahahaaaaaaa....
 Ketawa lho aku kalo denger ada orang yang ngomong kaya gitu. Sebenernya itu dia mau menghina apa justru dia iri karena "wong ndeso" itu lebih oke dan lebih berhasil daripada dia yang lebih lama tinggal di kota?
Lha kalo ngga ada wong ndeso itu yang pada ngaku "orang kota" itu juga ndak hidup kok.

lha terus kalo wong ndeso itu tetep nunduk aja sambil klecam-klecem, kapan berubahnya negara ini, dan kapan majunya wong ndeso bisa sukses. 

Aku ada cerita:
 Waktu jaman sekolah dulu, aku punya temen yang keluarganya itu bangga dengan sebutan "orang kota", secara dulu ngambil kredit rumahnya di sekitar kota yang gedhe itu lho.
Tapi, kok temenku itu mau makan aja susah, nunggu kiriman duit bulanan yang juga minim aja ternyata kirimannya "seret" *maap, memang begitu kenyataannya*
Nah, lha kok ya ada gadis ayu asli ndeso yang mau jadi pacarnya *nepok jidat*.
Ya sialmu nduk, cah ayu. 

Jadilah itu si gadis desa lumbung padi si anak kota.
Ternyata ngga semua wong ndeso matre lho...(ngga matre apa ketipu) hihihihiii...
Tapi ya dasarnya keluarga si anak kota ini sombong yang ngga pada tempatnya, ya tetap saja keberadaan si gadis desa ini tidak di lirik.
Mereka itu tidak tau (atau tidak tau diri) jika tanpa gadis desa dan keluarganya yang selalu memberi sokongan dana dan makanan, anak kota itu ngga akan bisa jadi seperti sekarang yang mereka lihat.
Dan keluarga yang sok kota itu masih saja buta dengan kekotaan mereka sampai detik ini (nunggu mereka bertobat).


Coba, belajar jujur sama diri sendiri.
Sebenernya yang bilang begitu kan (kalo mau ngaku) wong ndeso juga.
Hanya yo mungkin udah kelamaan ngga nengok kampung halamannya, ya ngga tau karena udah ngga punya saudara (ngga mungkin) atau ngga diakui sama saudara (bisa jadi) yang masih dikampung. Hihihihihiii.... *piss*
Dan lagi, kalo ngga ada wong yang berlabel "ndeso" itu, apa ya wong kota itu bisa hidup..??
Lha wong kota itu kan pada alus-alus tangannya, mana bisa "nandur" pohon penghasil makanan. Heheheheee....*ngelirik wong kota*

Nyoba buat mengingat moment mudik lebaran.
Yang katanya wong kota itu, kok ya ternyata pada berbondong-bondong maksain diri buat ikut bikin macet jalanan yang ke arah ndeso-ndeso itu.
Ternyata mereka itu yo asale soko ndeso ya...

Makanya jangan asal "njeplak" kalau lagi emosi jiwa, ngatain orang lain "wong ndeso", padahal dirinya sendiri juga ndeso.
Apalagi ngga semua wong ndeso itu bodo, katro, ketinggalan jaman tur gaptek. 

Asal tau aja, yang katanya ngaku wong kota aja masih banyak yang lebih bodo daripada yang mereka sebut wong ndeso itu.
Biar ndeso tapi iso ditoto, daripada jadi wong kutho tapi ora pokro....:P

Masih mau ngaku wong kota....??!!
Salah ya, pertanyaan yang bener, masih ngga mau ngaku kalo anda-anda itu juga asli wong ndeso..??!! Ya ndak apa-apa kok. Wong ya aku juga ndak rugi kalo anda ndak ngaku :D...